Jumat, 06 Mei 2016

ibnu umar membenci jidat hitam?


حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ، عَنْ أَشْعَثَ بْنِ أَبِي الشَّعْثَاءِ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: كُنْتُ قَاعِدًا عِنْدَ ابْنِ عُمَرَ فَرَأَى رَجُلًا قَدْ أَثَّرَ السُّجُودُ فِي وَجْهِهِ، فَقَالَ: " إِنَّ صُورَةَ الرَّجُلِ وَجْهُهُ فَلَا يَشِينُ أَحَدُكُمْ صُورَتَهُ "
Telah menceritakan kepada kami Abul-Ahwash, dari Asy’ats bin Abisy-Sya’tsaa’, dari ayahnya, ia berkata : Aku pernah berdiri di samping Ibnu ‘Umar, lalu ia melihat seorang laki-laki yang mempunyai tanda bekas sujud di wajahnya. Ibnu ‘Umar berkata : “Sesungguhnya rupa seorang laki-laki itu ada di wajahnya. Maka, janganlah salah seorang di antara kalian memburukkan rupanya” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 1/308; shahih].
Jadi yg dibenci itu jika memburukkan alias sengaja menghitamkan jidat.Bukan semata-mata benci jidat hitam.

Tidak ada komentar: