Berikut adalah sebagian cerita-cerita (hayal) yang sering dibacakan didalam bacaan ritual manaqib :
*. Syaikh Abdul Qadir Jailani pernah duduk selama 30 tahun dengan tidak
bergeser dari tempatnya karena ketaatannya kepada nabi Khidir..
Pada waktu pertama kali masuk Irak, Syaikh Abdul Qadir Jailani ditemani Khidir, dan Syaikh belum pernah mengenalnya sebelum
itu. Kemudian Khidir memberikan isyarat kepadanya agar ia tidak
disalahi dan kalau sampai hal itu terjadi maka akan menjadi sebab
perpisahan antara keduanya. Maka berkatalah Khidir kepadanya : DUUDUKlah
di SINI ! Maka beliaupun duduk DITEMPAT yang DITUNJUK oleh Khidir itu
SELAMA tiga tahun, yang selalu dikunjunginya setiap setahun sekali dan
katanya lagi : Janganlah engkau berGESER dari TEMPAT itu sampai aku
datang [Lubabul Ma'ani hal. 20]
Bantahan :
Cerita ini sangat mengada-ada. Duduk selama 30 tahun tanpa beranjak / bergeser dari tempat duduknya ??
Bagaimana Syaikh Abdul Qadir Jailani mengambil air wudhu, Shalat Jum’at dan Shalat ‘Id ??
*. Diceritakan juga bahwa Syaikh Abdul Qadir Jailani pernah bermimpi
junub sebanyak 40 kali dalam waktu semalam.[Lubabul ma'ani, hal. 20-21]
Bantahan :
Adakah yang percaya cerita ini ?? Cukupkah waktu semalam untuk 40 kali
tidur, 40 kali bermimpi bersetubuh dan 40 kali mandi janabat ??
*. 100 ulama merobek-robek baju sendiri [Lubabul Ma'ani, hal. 23-24]
Bantahan :
Sungguh bertentangan dengan akal sehat, dan tidak pernah terbayang
dalam angan-angan orang yang normal akalnya bahwa seorang yang saleh dan
ulama yang ikhlas seperti Syaikh Abdul Qadir Jailani sampai hati
melihat para ‘aimmah merobek-robek pakainnya dan bertingkah polah
seperti orang yang tidak waras..
*. Di antara kekeramatan
Syaikh Abdul Qadir Jailani, bahwa seekor burung Elang yang terbang di
atas majlis syaikh, dimohon kepada angin agar dipenggal leher burung
tersebut, maka putuslah leher burung Elang tersebut.[Lubabul Ma'ani,
hal. 59]
Bantahan :
Burung adalah binatang yang tidak
dibekali akal seperti manusia dan tidak dibebani tata tertib hidup serta
tidak terikat dengan berbagai aturan sesamanya. Ia terbang mengikuti
naluri hewani tanpa memperdulikan apakah ada makhluk lainyang terganggu
olehnya. Maka alangkah teganya hati Syaikh Abdul Qadir Jailani untuk
membunuh burung Elang tersebut..
"Dan apakah mereka tidak
memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya
di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha
Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu." (QS. Al Mulk :
19)
"Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih
apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan
sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan
tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." (QS. An
Nur : 41)
*. Diantara kekeramatan lainnya. Matinya seorang
pelayan karena sorotan mata Syaikh Abdul Qadir Jailani karena
kesalahannya tidak sudi meletakkan kendi kearah kiblat.[Lubabul ma'ani,
hal. 58-59]
Bantahan :
Peristiwa kesalahan yang tidak
fatal sehingga membuat Syaikh Abdul Qadir Jailani untuk membunuh ??
Apakah mungkin dilakukan bagi seorang syaikh yang berakhlaq mulia ?? Dan
membunuhnya pun dengan hanya sorotan mata ?? Satu hal yang bahkan tak
diajarkan Rasulullah..
*. Syaikh Abdul Qadir Jailani menjamin para muridnya masuk surga [Lubabul Ma'ani, hal. 80-81]
Bantahan :
Bahkan Rasulullah shalallallahu alaihi wa sallam saja tidak bisa
menjamin umatnya masuk surga.. Lha kok ini ada yang menyakini ada Syaikh
yang mampu menjamin surga..??
*. Syaikh Abdul Qadir Jailani
mengejar Malaikat Maut untuk membatalkan kematian salah seorang
muridnya, sehingga Malaikat Maut mengembalikan lagi ruh yang sudah
dicabut tadi. [Dikutip dari Tafsir al manar, Rasyid Juz XI hal. 423,
oleh HAS. Al Hamdanidalam bukunya Sorotan terhadap Manaqib Syaikh Abdul
Qadir Jailani]
Bantahan :
Ajal seseorang Allah yang
menentukan dan tidak bisa dimajukan atau dimundurkan.. Bagaiman mungkin
syaikh dapat menunda ketentuan yang sudah Allah tetapkan ??
Sedang Allah Ta’ala berfirman :
“ Tiap-tiap umat itu mempunyai batas (timing ) ajal; maka jikatelah
datang ajalnya mereka tidak dapat mengundurkan barang sesaatpun dan
tidak dapat pula memajukannya .” (QS. Al A’raf:34)
Allah Ta’ala berfirman :
“ Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang
apabila datang waktu ajalnya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Al Munafiqun:11).
# Syaikh Abdul Qadir Jailani mendapat sepucuk surat dari Allah.[Lubabul ma'ani, hal. 89]
_______
Maka
jelaslah bahwa cerita2 dalam ritual manaqib tsb tidak hanya bertentangan
dengan syari'at.. Tapi juga sangat bertentangan dengan akal sehat..
Pertanyaannya :
Nyatakah kisah kisah tentang Syaikh yang ada dalam ritual manaqib itu ??
Ataukah itu semua hanya cerita hayalan yang dibikin bikin oleh para
penggemar berat bid'ah wa khurofat serta orang orang yang ghuluw pada
Syaikh ??
Padahal... Syaikh Abdul Qadir Jailani justru menasehatkan agar menjauhi segala macam kebid'ahan dalam agama..
Berikut beberapa nasehat Syaikh Abdul Qadir Al Jaelani :
“Janganlah berbuat bid’ah dan sesuatu yang baru dalam agama Allah.
Ikutilah para saksi yang adil berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah karena
keduanya akan mengantarkanmu kepada Tuhanmu ‘Azza wa Jalla. Jika kamu
berbuat bid’ah, saksimu adalah akal dan hawa nafsumu sendiri. Keduanya
akan mengantarkanmu kepada neraka dan mempertautkanmu dengan Fir’aun,
Haman, beserta bala tentaranya. Jangan engkau berhujah dengan qadr,
karena itu tidak akan diterima darimu. Engkau harus masuk Darul Ilmi dan
belajar, beramal, lalu ikhlas” . (Syaikh Abdul Qadir Jailani dlm Al
Fath Ar Rabbani, al Majlis 47)
“ Ber-ittiba’lah dan jangan
berbuat bid’ah. Patuhilah dan janganlah membangkang. Bersabarlah dan
jangan khawatir. Tunggulah dan jangan berputus asa”. (Al Sya’rani, al
Thabaqat al Kubra hal. 129)
“ Hendaklah kalian ber-ittiba’ dan
tidak berbuat bid’ah. Hendaklah kalian bermazhab kepada Salafus Shalih.
Berjalanlah pada jalan yang lurus” . (Syaikh Abdul Qadir Jailani dlm Al
Fath Ar Rabbani, al Majlis 4)
“Ikutilah sunnah Rasul dengan
penuh keimanan, jangan membuat bid’ah, patuhlah selalu kepada Allah dan
Rasul-Nya, jangan melanggar, junjung tinggitauhid dan jangan
menyekutukan Dia” . (Syaikh Abdul Qadir Jailani dlm FUTUH GHAIB risalah
2)
Bahkan Syaikh Abdul Qadir Jailani berkata bahwa Nabi bersabda :
“Barangsiapa berbuat sesutu yang tidak kami perintahkan, maka
perbuatnnya tertolak. Hal ini meliputi kehidupan, kata dan perilaku.
Hanya Nabilah yang dapat kita ikuti, dan hanya berdasarkan al Qur’anlah
kita berbuat. Maka jangan menyimpang dari keduanya ini, agar engkau
tidak binasa, dan agar hawa nafsu serta setan tidak menyesatkanmu”.
(Syaikh Abdul Qadir Jailani dlm FUTUH GHAIB risalah 36).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar