Kamis, 05 Mei 2016

Tinggalkan perkara sunnah jika itu perintah orangtuamu


Dari Humaid, ia menyatakan, ketika ibunya Iyas bin Mu’awiyah itu meninggal dunia, Iyas menangis. Ada yang bertanya padanya, “Kenapa engkau menangis?” Ia menjawab,
كَانَ لِي بَابَانِ مَفْتُوْحَانِ إِلَى الجَنَّةِ وَأُغْلِقَ أَحَدُهُمَا
“Dahulu aku memiliki dua pintu yang terbuka menuju surga. Namun sekarang salah satunya telah tertutup.” (Al-Birr li Ibnil Jauzi, hlm. 56. Dinukil dari Kitab min Akhbar As-Salaf Ash-Shalih, hlm. 398)
Selama perintah dari orang tua bukan maksiat, maka tetap dituruti. Lihat contoh seorang tabi’in dan seorang sahabat Nabi di bawah ini.
‘Atha’ pernah ditanya oleh seseorang yang ibunya meminta padanya untuk shalat wajib dan puasa Ramadhan saja (tidak ada amalan sunnah, pen.), apakah perlu dituruti. ‘Atha’ mengatakan, “Iya tetap dituruti perintahnya tersebut.” (Al-Birr li Ibnil Jauzi, hlm. 67. Dinukil dari Kitab min Akhbar As-Salaf Ash-Shalih, hlm. 398)
Maksudnya sunnah mustahabbah seperti sholat sunnah atau puasa sunnah.bukan sunnah nabi yg wajibah seperti memanjangkan jenggot atau bercelana diatas matakaki,maka ini tidak boleh dituruti.

Tidak ada komentar: