Jumat, 17 Juli 2020

Hukum Sholat Diatas Sajadah Yang Padanya Ada Gambar Ka'bah Dan Masjid Nabawi

Bismillah

Oleh Fadhilatus Syaikh Ibnu Baz rahimahullah

Soal : "Didapati pada sebagian sajadah yang kami sholat diatasnya gambar khusus dengan ka'bah dan masjid an nabawi.
Maka apa hukumnya?

Jawab:
"Sepantasnya untuk tidak sholat diatasnya, karena berdiri diatas ka'bah dan memijak diatasnya termasuk jenis penghinaan.
Tidak boleh menggambar ka'bah diatas permadani. Sepantasnya bagi orang yang melihatnya untuk tidak membeli sajadah-sajadah yang diatasnya gambar ka'bah, karena jika dia berada di depannya akan mengacaukan pikirannya dan jika berada dibawah dikakinya maka termasuk jenis penghinaan.
Maka yang lebih hati-hati bagi seorang mukmin untuk tidak menggunakan sajadah-sajadah ini.

〰〰〰

Teks asli:

حكم الصلاة على السجادة التى فيها صورة الكعبة و المسجد النبوي ... لفضيلة الشيخ ابن باز -رحمه الله
يقول:
يوجد على بعض السجادات التى نصلى عليها صور خاصةبالكعبة والمسجد النبوي ؛ فما الحكم؟
الجواب
ينبغي أن لا يصلى عليها لأن الوقف على الكعبة والوطئ عليها نوع من الإهانة ، لا يجوز تصوير الكعبة على الفرش ، وينبغي لمن رآها أن لا يشتري السجاد التى عليها صور الكعبة لأنها إن كانت أمامه لا تشوش عليه وإن كانت تحت رجليه فيه نوع من الإهانة فالأحوط للمؤمن أن لا يستعمل هذه السجادات.

Wallahu ta'ala a'lam

Sabtu, 04 Juli 2020

Mencelupkan tangan ke gayung maka air musta'mal

Begitu ramai orang-orang membully seorang Ustadz dari Salafy yang mempraktikkan wudhu’ dengan memasukkan tangannya ke dalam gayung. Hal ini sungguh telah keluar dari kritikan ilmiah dan hanya berlandaskan kedengkian.

Nyatanya dalam fiqih madzhab asy-Syafi’iy: apa yang beliau lakukan itu sah saja, dan masuk dalam bab al-ightiraf:

“Jika seseorang yang berwudhu’ memasukkan tangannya ke dalam air yang sedikit setelah membasuh wajahnya sedangkan dia tidak berniat ightiraf (meniatkan tangannya sebagai alat untuk mengambil air) maka air itu menjadi musta’mal.”

Itu artinya: jika orang yang wudhu’ memasukkan tangannya ke dalam air yang sedikit dengan meniatkan tangannya sebagai alat untuk mengambil air maka air itu tidak musta’mal.

Moga nalar keilmuan kita tidak berubah menjadi liar kedengkian.

Wallahu a’lam.

**Asy-Syaykh al-Faqih Sa’id bin Muhammad Ba’aliy Ba’isyan, Busyral Karim, cet. Darul Minhaj, hlm. 77.