Pertanyaan semacam ini pernah disampaikan kepada Syaikh Abdurahman bin Nashir Al-Barrak. Jawaban yang beliau sampaikan,
الحمد لله؛ نعم يجب رد السلام مشافهة كان أو رسالة كلاما أو كتابة؛ لعموم الأدلة، كقوله تعالى: وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا ، ولحديث البراء بن عازب رضي الله عنه قال: أمرنا النبي صلى الله عليه وسلم بسبع؛ وفيه: “ورد السلام”
Alhamdulillah..,
Betul wajib menjawab salam, baik salam yang disampaikan secara lisan atau melalui surat (baca: sms), baik dijawab dengan ucapan atau melalui tulisan. Berdasarkan keumuman dalil, seperti firman Allah,
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا
Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). (QS. An-Nisa: 86).
Juga berdasarkan hadis dari Al-Barrak bin Azib radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk melakukan tujuh hal, diantaranya: “menjawab salam”
Sumber: http://ar.islamway.net/fatwa/35181
Dari keterangan beliau, ada dua pelajaran yang bisa kita catat:
1. Salam di SMS atau email atau surat apapun dari orang lain, wajib kita jawab dengan jawaban minimal serupa
2. Cara menjawab salam di SMS atau email atau surat, tidak harus dalam bentuk tulisan. Artinya boleh menjawab dengan lisan. Semisal kita mendapat sms, ” Assalamu alaikum warahmatullah, apa kabar?” Kita boleh balas smsnya dengan jawaban salam secara lisan, dengan mengucapkan wa alaikumus salam warahmatullah, kemudian kita tulis di sms, “Kabar baik.” Tanpa tulisan jawaban salam. Semacam ini dibolehkan dan telah menggugurkan kewajiban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar