Selasa, 17 Mei 2016

Ketua PWNU: lebih baik pisah daripada bersatu dg antek syiah

KH. Makmur Masyhar, mengundurkan diri dari posisinya sebagai ketua PWNU Provinsi Banten lantaran menganggap Said Aqil Sirodj menghalalkan segala cara untuk meraih posisi dan berkuasa di NU. Pernyataan mundurnya itu ia tulis tangan dalam secarik kertas berkop PWNU Banten.
“Saya Makmur Masyhar di hadapan Rais Syuriah PWNU, menyatakan mengundurkan diri dari jabatan ketua PWNU Banten ‘2014-2018’,” surat pernyataan mundur itu ditandatangani diatas matrai di Serang 07/05/2016.
KH Makmur Masyhar dinggap sebagai ketua PWNU paling sukses, karena bisa membangun kantor megah senilai Rp. 7,5 miliar, selain itu juga kantor PWNU juga ramai di gunakan berkegiatan.
Namun pada akhirnya KH Makmur lebih memilih mengikuti kata hati nuraninya karena menganggap NU di bawah kepemimpinan Said Aqil sudah tidak sejalan dengan khitah pendirinya, KH Hasyim Asy’ari.
“Saya tak bisa bekerjasama dengan orang seperti Said Aqil yang menghalakan segara cara untuk meraih jabatan dan selalu membohongi kiai” katanya.
Setelah membangun kantor, lanjutnya Said Aqil datang ke Banten dan berjanji didepan para kyai dan pengurus NU akan menyumbangkan perabotan kantor senilai 100 juta.
“Itu diungkapkan di acara-acara resmi NU yang dihadiri para kiai. Tapi sampai sekarang sudah beberapa tahun dia berjanji, tak pernah ditepati” imbuhnya.
KH Makmur berangapan bagi Said Aqil berbohong itu sudah sangat biasa dilakukan.
“Dia berjanji sendiri, tapi dengan mudah mengingkari. Dan itu bukan hanya sekali dia berjanji di depan para kiai” tegas Makmur Masyhar.
Selain itu juga kepimimpinan PWNU sekarang di rongrong terus oleh Said Aqil, hingga Said Aqil memberhentikan PWNU dan mengangkat carateker dengan cara merekayasa habis-habisan.
“Ini kan aneh. Saya yang ketua PWNU sah tapi dibekukan oleh PBNU yang tak sah, karena PBNU masih sengketa bahkan kini lagi digugat secara hukum” katanya
Tidak ikut ambil pusing dirinya langkah untuk mundur, sebab motivasinya aktif di NU untuk berkhidmad bukan mencari jabatan.
“Saya tak bisa bekerjasama dengan perusak NU seperti Said Aqil. Dia secara akidah maupun moral sudah seperti itu” katanya.
Dirinya merasa tidak dapat berkompromi dengan orang-orang yang berambisi dan bernafsu secara membabi buta di NU.
“Bagi saya lebih baik saya mundur dari pada PWNU-nya yang dibekukan. Para kiai itu kan tak punya salah apa-apa, kok dikorbankan sampai dibekukan. Kalau saya kan memang tak mengaku Said Aqil sebagai ketua umum karena proses pemilihannya cacat hukum dan tak sah” katanya. [Bantenterkini.com]

Tidak ada komentar: