Kamis, 05 Mei 2016

Ternyata syiah dan shufi dibalik tradisi dzikir bersama


            Di zaman pemerintahan Al Makmun, ia memerintahkan untuk menyebarkan tradisi tesebut. Ia menulis surat kepada Ishaq bin Ibrahim, Gubernur Baghdad kala itu, yang berisi perintah agar dia menyuruh masyarakat muslim melakukan takbir (berjamaah) setiap selesai menjalankan shalat wajib lima waktu. Imam Ath Thabari meceritakan dalam tarikhnya berkaitan dengan beberapa peristiwa yang terjadi ditahun 216 H.
            Pada itu Al Makmun menulis surat kepada Ishaq bin Ibrahim, memerintahkanya agar menyiapkan barisan tentara mengawasi kaum meslimin bertakbir sesidah shalat. Mereka memulanya dimasjid Al Madinah dan Ar Rasafah pada hari jumat, selama 14 malam terakhir bulan ramadhan, pada tahun itu juga.[Tarikh Umam wal Muluuk: 10/281.]

            Sementara dalam tarikh Ibnu Katsir disebutkan, Pada tahun itu juga Al Makmun menulis surat kepada Ishaq bin Ibrahim Gubernur baghdad kala itu,memerintahkannya agar menyuruh kaum muslimin untuk bertakbir setiap usai shalat lima waktu.[Al Bidayah wan Nihayah: 10/282.]

            Tradisi itu terus berkembang dikalamgan kaum syi'ah rafudhah dan kalangan sufi serta golongan-golongan yang terpengaruh oleh ajaran mereka.[Dirasat fil Ahwan, hal: 282.]
            Pencipta pertama bid'ah takbir jama'i adalah Muadhad bin Yazid Al 'Ajili dan teman-temannya di Kufah. Lalu Ibnu Mas'ud melarang mereka dan melempar mereka dengan kerikil. Yang demikian itu terjadi sebelum wafatnya Ibnu Mas'ud tahun 33 H. Dan sungguh mereka telah menghentikan perbuatan tersebut, sampai perbuatan itu kemudian dimunculkan lagi oleh kaun shufi atau orang-orang tasawuf pada masa Ma'mun (198 H-218 H/813-833 M) Dan setelahnya, sedang masa itu ada orang tasyayyu' (syiah mengkultuskan Ali), dialah yang menciptakan bid'ah baru, bertakbir jama'i setelah shalat dimasjid-masjid.[Al Bidayah Wan Nihayah 10/270.]

Tidak ada komentar: