Jumat, 20 Mei 2016

Dalil hukum ucapan selamat datang ramadhan itu lemah?


(Fatwa Syaikh Shalih Al Fauzan hafidhahullah) :

Pertanyaan :

Ketika bulan Ramadhan datang, kami banyak mendengar orang-orang mengucapkan selamat satu sama lain atas datangnya bulan tersebut dengan ucapan : “Semoga engkau diberkahi di bulan Ramadhan ini.” Apakah hal itu ada asalnya dalam Syari’at? Berilah fatwa kepada kami, semoga Allah memberikan pahala kepada Anda.

Jawaban :

Tidak mengapa mengucapkan selamat atas datangnya bulan Ramadhan, sebab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu memberi kabar gembira kepada para shahabat beliau dengan datangnya bulan Ramadhan, dan memotivasi mereka untuk bersungguh-sungguh di dalamnya dengan melakukan berbagai macam amal shalih. Allah ta’ala berfirman :

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ



“Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (Yunus : 58).

Mengucapkan selamat atas datangnya bulan ini dan bergembira terhadapnya menunjukkan adanya keinginan terhadap kebaikan. Dahulu para Salaf memberi kabar gembira satu sama lain atas datangnya bulan Ramadhan, dalam rangka mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana hal itu datang dalam hadits Salman yang panjang, yang di dalamnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan :

أيها الناس ! قد أظلكم شهر عظيم مبارك

“Wahai sekalian manusia, sungguh bulan yang agung dan diberkahi telah menaungi kalian.”(1) Sampai akhir hadits tersebut.

Sumber : Al Muntaqa min Fatawa Fadhilatisy Syaikh Al ‘Allamah Shalih Al Fauzan hafidhahullah, Kitabush Shiyam 3/123

Catatan kaki :

1.  Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah di dalam Shahihnya [III/191], Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman [III/305], Al-Harits bin Usamah dalam Musnadnya [I/412], dan yang lainnya. Didha’ifkan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Adh Dha’ifah [II/262].

Namun itu bukan satu-satunya dalil,masih ada dalil yg senada namun shohih.

Dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنَ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

“Telah datang kepada kalian, (bulan) Ramadhan. Bulan berberkah yang Allah wajibkan puasa terhadap kalian. Di dalamnya, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka Jahîm ditutup, dan para syaithan dibelenggu. Padanya, terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa yang kebaikan (bulan tersebut) diharamkan terhadapnya, berarti ia telah (betul-betul) diharamkan.” [Diriwayatkan oleh Ahmad, An-Nasâ`iy, dan selainnya. Dishahihkan oleh Al-Albany rahimahullah dalam Tamâmul Minnah hal. 395 lantaran beberapa jalurnya.]

Tidak ada komentar: