Hadits di atas diriwayatkan oleh At-Tirmidziy dalam Sunan-nya no. 3499
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بن يَحْيى الثَّقَفِيُّ الْمَرْوَزِيُّ، قَالَ : حَدَّثَنَا حَفْصُ بن غِيَاثٍ، عن ابن جُرَيْجٍ، عن عَبْدِ الرَّحْمَنِ بن سَابِطٍ، عن أَبِي أُمَامَةَ، قالَ : قِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ : أيُّ الدُّعَاءِ أَسْمعُ ؟ قَالَ : ((جَوْفَ اللَّيْلِ الآخِرُ وَدُبُرَ الصَّلواتِ الْمَكْتُوبَاتِ)).
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahyaa Ats-Tsaqafiy Al-Marwaziy, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Ghiyaats, dari Ibnu Juraij, dari ‘Abdurrahmaan bin Saabith, dari Abu Umaamah, ia berkata : Dikatakan : ‘Wahai Rasulullah, kapankah waktu yang paling baik saat doa dikabulkan ?’. Beliau bersabda : ‘Akhir waktu malam dan akhir shalat-shalat yang diwajibkan”.
Diriwayatkan juga oleh An-Nasaa’iy dalam ‘Amalul-Yaum wal-Lailah no. 108 dengan sanad seperti yang dibawakan At-Tirmidziy. Diriwayatkan juga oleh ‘Abdurrazzaaq dalamAl-Mushannaf 2/424 no. 3948 dari ‘Abdurrahmaan bin Saabith secara mursal.
Al-Imaam Al-Albaaniy rahimahullah menghasankan hadits ini dalam Shahiih Sunan At-Tirmidziy 3/441-442. DalamShahiih At-Targhiib wat-Tarhiib no. 1648, beliau berkata : “Shahiih lighairihi”.
Adapun dalam Misykaatul-Mashaabih no. 968, beliau berkata dengan menukil perkataan At-Tirmidziy dalam Ad-Da’awaat (2/263) : “Hadits hasan, para perawinya tsiqah, namun padanya terdapat ‘an’anah Ibnu Juraij, sedangkan ia seorang mudallis”.
Pembahasan :
Kualitas hadits ini adalah dla’iif (lemah) karena munqathi’.
‘Abdurrahmaan bin Saabith tidak mendengar (hadits) dari Abu Umaamah radliyallaahu ‘anhu, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Ma’iin dalam At-Taariikh no. 366 (riwayat Ad-Duuriy).
Az-Zaila’iy berkata dalam Nashbur-Raayah (2/235) :
قال الترمذي : حديث حسن. ورواه عبد الرزاق في مصنفه. أخبرنا ابن جريج، أخبرنا عبد الرحمن بن سابط به. قال ابن القطان في كتابه : واعلم أن ما يرويه عبد الرحمن بن سابط عن أبي أمامة، ليس بمتصل، وإنما هو منقطع، لم يسمع منه.
“Telah berkata At-Tirmidziy : ‘Hadits hasan’. Diriwayatkan pula oleh ‘Abdurrazzaq dalam Mushannaf-nya : Telah mengkhabarkan kepada kami Ibnu Juraij : Telah mengkhabarkan kepadaku ‘Abdurrahman bin Saabith, selanjutnya sama dengan sanad At-Tirmidziy. Ibnul-Qaththaan berkata dalam kitabnya : ‘Ketahuilah, bahwasannya apa yang diriwayatkan ‘Abdurrahmaan bin Saabith dari Abu Umaamah tidak bersambung sanadnya (muttashil), namun terputus (munqathi’). Ia tidak mendengar (hadits) dari Abu Umaamah”.
Sedangkan cacat lain dari ‘an’anah Ibnu Juraij yang didakwakan sebagian ulama, maka dalam riwayat ‘Abdurrazzaaq ia telah menyebutkan penyimakannya secara jelas dari ‘Abdurrahmaan bin Saabith.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar