Selasa, 26 April 2016

Buya yahya: pemimpin kafir lebih baik propaganda profesor yg tidak cerdas

Berikut ini jawaban Tegas Buya Yahya, Pengasuh Lembaga Pendidikan Dakwah Al-Bahjah Cirebon Soal Tokoh Islam yang Mempromosikan Pemimpin Non Muslim
Dalam sebuah majelis yang dipimpin ulama asal Cirebon Buya Yahya, ada seorang jamaah bertanya tentang bagaimana menyikapi seorang pemimpin organisasi Islam yang mempromosikan pemimpin non muslim kepada kaum muslimin, terlebih hal tersebut dilakukan kepada komunitas pesantren.
Menjawab pertanyaan tersebut, Buya Yahya mengatakan bahwa di dalam syariat Islam memilih pemimpin non muslim itu dilarang. “Memilih pemimpin non muslim di dalam Islam adalah haram. Menjerumuskan orang itu lebih haram lagi. Memilih saja sudah haram apalagi membawa dan mengajari orang untuk memilih yang haram,” tegas pengasuh Lembaga Pendidikan Dakwah (LPD) Al Bahjah Cirebon itu lewat video ceramahnya yang dikutip Suara Islam Online, Senin (25/4/2016).
Menurutnya, aturan dalam masalah ini sudah tidak bisa ditawar lagi. “Jangan main-main soal urusan kepemimpinan ini,” jelasnya. (baca: Buya Yahya: Haram Pilih Pemimpin yang Tidak Beriman kepada Allah)
Dan kata Buya, masalah ini bukan diskriminasi, karena dalam agama Nasrani pun ada aturan yang melarang kaum nasrani untuk memilih pemimpin muslim. “Biarpun katanya demokrasi berjalan, tetapi mereka juga punya rambu-rambu. Mereka berpegang dengan agama mereka, hampir tidak pernah ada mempromosikan orang yang beragama lain di komunitas mereka,” katanya.
Oleh karena itu, Buya berpesan untuk tidak mengikuti ajakan orang yang menjerumuskan. “Jangan dekat-dekat dengan orang semacam itu, apalagi orang atas nama tokoh, ulama, apakah dia pemimpin pondok atau organisasi tidak ada urusan dengan itu semua. Karena ini urusan halal haram, tidak bisa kita menjerumuskan orang,” terangnya.
Terkait perbandingan antara pemimpin kafir yang adil dengan pemimpin muslim yang tidak adil yang dipropagandakan saat ini, Buya mengatakan bahwa itu adalah fitnah.
“Itu tawaran dan omongan fitnah, orang Nasrani dan Yahudi pun tidak terima dengan tawaran itu. Coba di kalangan Nasrani, di Roma misalnya, kita tawarkan pemimpin Nasrani yang zalim dibanding pemimpin Muslim yang adil, mereka pasti tidak akan terima, karena mereka cerdas, hanya kita ini kadang-kadang biarpun katanya profesor tapi tidak cerdas,” tandasnya.

Tidak ada komentar: