Kalau ada yang masih mempertanyakan : Bukankah tidak hanya seorang ulama’ yang menyebutkan bahwa yang pertama kali membuat acara peringatan maulid nabi ini adalah seorang raja yang adil dan berilmu yaitu Raja Mudhoffar penguasa daerah Irbil?
Jawab : Ini adalah sebuah pendapat yang bathil sebagaimana yang dinukil oleh para ulama’ tadi. Sisi kebatilan lainnya adalah bahwa Imam Abu Syamah dalam Al Ba’its ‘ala inkaril bida’ wal hawadits hlm : 130 menyebutkan bahwa Raja Mudhoffar melakukan itu karena mengikuti Umar bin Muhammad Al Mula, dan dialah orang yang pertama kali melakukannya, hal ini juga disebutkan oleh Sibt ibnul Jauzi dalam Mir’atuz Zaman 8/310, sedangkan Umar Al Mula ini adalah salah seorang pembesar shufiyyah, maka tidaklah mustahil kalau Syaikh Umar Al Mula ini mengambilnya dari orang-orang Ubaidiyyah.
Sisi kebatilan lainnya bahwa sebuah perbuatan bid’ah tidak boleh diterima meskipun datang dari siapapun dia, karena adanya nash-nash yang tegas mencela perbuatan bid’ah, tidak mungkin kita menentang hadits-hadits ini hanya dengan perbuatan Raja Mudhoffar, adapun tentang keberadaan beliau sebagai seorang raja yang adil, maka hal ini sama sekali tidak berkonsekwensi bahwa beliau seorang yang ma’shum, bahkan Yaqut Al Hamawi (beliau adalah salah seorang yang hidup sezaman dengan raja Mudhoffar) dalam Mu’jamul Buldan 1/138 berkata :
“Sifat raja ini banyak kontradksi, dia sering berbuat dholim, tidak memperhatikan rakyatnya serta senang mengambil harta mereka dengan cara yang tidak benar.”
(Lihat Al Maurid fi ‘amalil Maulid oleh Al Fakihani dengan tahqiq Syaikh Ali –yang tercetak dalam Rosa’il fi hukmil Ihtifal bil Maulid An Nabawi 1/8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar