Penjelasan oleh Fadhilatusysyaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullahuta’ala.
Basmalah bukanlah bagian dari Al Fatihah. Akan tetapi ayat yang berdiri sendiri dimana basmalah sebagai pembuka setiap surat kecuali surat Barooah (At Taubah). Dalam surat tersebut tidak ada basmalah karena ijtihad dari para sabahat. Akan tetapi perlu digaris bawah bahwa ijtihad para sahabat ini tidak diragukan lagi ijtihad yang berdasarkan dalil syari’at (tauqiif). Karena kita semua mengetahui kalau seandainya terdapat basmalah antara surat Al Anfal dengan surat Barooah (surat At-Taubah) maka tentu basmalah tersebut tetap ada. Karena AllahTa’ala berfirman,
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan pasti Kami pulalah yang akan menjaganya.” (QS. Al Hajr: 9)
Tatkala basmalah tersebut tidak terdapat di permulaan surat Barooah maka jelaslah bahwa ijtihad para sahabat tersebut sesuai dengan kenyataan.
Diantara dalil yang menunjukkan bahwa basmalah bukan bagian dari Al Fatihah adalah hadits shahih, dari Abu Hurairahradhiallahu’anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
قَالَ اللهُ تَعَالَى : قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ : {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ } قَالَ اللهُ تَعَالَى : حَمِدَنِي عَبْدِي
“Allah Ta’ala berfirman, ‘ Aku membagi amalan shalat antara Aku dengan hambaKu dua bagian. Ketika hambaku berkata,’Alhamdulillahi robbil’aalamiin’. Allah Ta’ala berkata, ‘ Hambaku telah memujiKu.’” ( Hadits riwayat Muslim di Kitab Shalat bab Wajibnya membaca Al Fatihah ditiap raka’at (395) dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu)
Bila ada yang berkata: Jika basmalah itu bukan bagian dari Al- Fatihah sementara diketahui bahwa surat Al-Fatihah itu ada 7ayat lalu bagaimana tujuh ayat dalam Fatihah tersebut dibagi dengan meniadakan basmalah?
Jawab: Al-Fatihah dibagi sebagaimana rincian berikut ini:
Alhamdulillahi robbil’aalamin –ayat pertama
Arrohmaanirrohiim –ayat kedua
Maalikiyaumiddin-ayat ketiga
Iyyakana’budu waiyyaka nasta’iin –ayat keempat
Ihdinashshirootholmustaqiim –ayat kelima
Sirootholladzinaan’amta ‘ailaihim –ayat keenam
Ghairilmaghduubi’alaihim waladhdhoollliin–ayat ketujuh
Pembagian ini sesuai dengan kandungan makna dan lafadz.
Adapun kesesuaian pembagian ini dengan lafadz: karena jika kita bagi al fatihah dengan metode ini maka ayat satu dengan yang lain lebih seimbang dan berdekatan.
Akan tetapi jika kita bagi:
Ihdinashshirootholmustaqiim– ayat keenam
Sirootholladzinaan’amta ‘alaihim Ghairilmaghduubi’alaihim waladhdhoollliin–ayat ketujuh
Maka ayat ketujuh ini akan menjadi sangat panjang dan tidak seimbang dengan ayat sebelumnya. Inilah yang dimaksud dengan kesesuaian lafadz
Adapun yang dimaksud dengan kesesuaian maknawi:
Sungguh Allah Ta’ala telah berfirman (dalam hadits qudsi), “Aku membagi sholat antara Aku dg hambaKu menjadi dua bagian. Untuk hambaku apa yang ia minta. Jika ia berkata,‘Alhamdulillahirobbil’aalamiin’ Allah Ta’alaberkata, ‘hambaku telah memujiku’ jika ia berkata, ‘arrohmaanirrohiim’ Allah Ta’alamenjawab, ‘Hambaku telah menyanjungKu’ Bila ia berkata ,’maalikiyaumiddiin’ Allah Ta’ala menjawab, ‘Hambaku telah memuliakanKu’”. Maka ketiga ayat ini semuanya untuk Allah.
Lalu jika hamba tersebut berkata,‘iyyakana’budu waiyyaka nasta’iin’ maka Allah Ta’ala berkata, ‘ini antara diriKu dan hambaKu dan untuk hambaKu apa yang ia minta’
Dengan demikian ayat ‘iyyaka na’budu waiyyaka nasta’iin’ menjadi yang keempat.
Adapun yang kelima, keenam dan yang ketujuh
Ihdinashshirootholmustaqiim. Sirootholladzinaan’amta ‘alaihim Ghairilmaghduubi’alaihim waladhdhoollliin
Sehingga ketiga ayat yang pertama adalah untuk Allah. Adapun ketiga ayat yang terakhir adalah untuk hamba. Sementara ayat ‘iyyakana’budu waiyyaka nasta’iin’adalah ayat pertengahan antara hamba dengan Rabbnya.
Jika ada yang berkata lagi, “Jika engkau mengatakan seperti itu lalu bagaimana jawaban tentang apa yang kita temui di mushhaf bahwa ayat pertama disurat Al-Fatihah adalah basmalah?”
Jawab: penomoran ayat ini didasarkan pada pendapat sebagian ulama yang mengatakan bahwa basmalah adalah bagian dari surat Al-Fatihah. Oleh karena itu di surat lainnya basmalah tidak dihitung bagian dari surat dan juga tidak diberi nomor ayat. Dan pendapat yang benar, basmalah bukanlah bagian dari surat Al-Fatihah maupun surat-surat lainnya. Akan tetapi ia adalah ayat yang berdiri sendiri.
Jika ada yang berkata lagi, ‘ Engkau katakan basmalah adalah ayat yang berdiri sendiri. Sementara kami dapati dalam Al-Qur’an ayat basmalah terdapat dalam satu ayat. Sebagaimana Firman Allah Ta’ala,
إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
“Sesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman. Yang isinya, ‘Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang’“(QS. An Naml: 30)
Kita jawab: Ayat ini sekedar menceritakan dan mengkhabarkan tentang surat yang berasal dari Sulaiman. Dan orang yang membaca ayat ini tidak akan berpikiran bahwa ia akan memulai suatu muqoddimah dengan basmalah ini. Akan tetapi basmalah dalam ayat tersebut adalah muqoddimah kitab yang ditulis Sulaiman ‘alaihissalam dan Allah menukilkannya untuk kita. Dan ini bukanlah termasuk perkara yang sedang kita bicarakan.
***
Sumber: Asysyarhul Mumti’ ‘ala Zaadil Mustaqni’ (3/77), Muassasah Aasam Riyadh.
Sumber: Asysyarhul Mumti’ ‘ala Zaadil Mustaqni’ (3/77), Muassasah Aasam Riyadh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar