Sabtu, 09 April 2016

Sabar bukan diam atas ketidakadilan

Allah Subhanahu wata’ala  berfirman,
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِل لَّهُمْ ۚ كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا سَاعَةً مِّن نَّهَارٍ ۚ بَلَاغٌ ۚ فَهَلْ يُهْلَكُ إِلَّا الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ
“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul. Janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.” (al-Ahqaf: 35)
As-Sa’di rahimahumallahmenjelaskan, “Kemudian Allah Subhanahu wata’alamemerintahkan kepada Rasul-Nya untuk bersabar dari gangguan para pendusta dan penentang agar beliau terus mendakwahi mereka ke jalan Allah Subhanahu wata’ala dan mengambil ibrah dengan kesabaran ulul azmi dari para rasul—para pemimpin makhluk ini. Mereka adalah orang-orang yang memiliki azam dan keinginan yang tinggi, kesabaran yang mendalam, keyakinan yang sempurna. Mereka paling berhak untuk diteladani, diikuti langkahlangkahnya dan diterima bimbingan mereka. Rasulullah n melaksanakan perintah Rabbnya, lalu bersabar dengan kesabaran yang tidak pernah terwujud pada nabi dan rasul sebelum beliau.
Para musuhnya melemparkan panahnya dari satu busur. Mereka bangkit untuk menghadapi beliau dalam berdakwah kepada AllahSubhanahu wata’ala. Mereka berbuat apa saja yang bisa mereka lakukan sebagai bentuk permusuhan dan peperangan. Namun, beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa tabah melaksanakan perintah AllahSubhanahu wata’ala, terus maju menghalau musuh-musuh AllahSubhanahu wata’ala, bersabar menanggung beban gangguan hingga Allah Subhanahu wata’ala mengokohkan beliau di muka bumi, memenangkan agamanya atas seluruh agama, dan memenangkan umatnya atas seluruh umat. Shalawat dan salam atas beliau. Jangan engkau tergesa-gesa terhadap para pendusta yang menantang azab Allah Subhanahu wata’aladisegerakan.
Ini merupakan bukti kejahilan dan ketololan mereka. Jangan pula sekali-kali engkau berputus asa karena kejahilan mereka. Jangan pula permintaan mereka untuk disegerakannya azab Allah Subhanahu wata’alamenyebabkanmu mendoakan kebinasaan mereka. Sesungguhnya apa yang pasti datang itu adalah dekat.
Di saat mereka melihat apa yang telah dijanjikan, mereka merasa tinggal di dunia ini hanyalah sesaat. Janganlah engkau sedih karena bernikmat-nikmatnya mereka di dunia, padahal mereka sedang berjalan menuju azab yang sangat pedih. Sementara itu, dunia ini, kenikmatan di dalamnya, syahwat-syahwatnya, hanya sementara dan penghilang dahaga yang berkamuflase. Kami telah jelaskan al-Qur’an yang agung ini dengan terang dan gamblang sebagai bekal kalian (di dunia) serta sebagai bekal untuk ke negeri akhirat. Sebaik-baik bekal adalah bekal yang akan menyampaikan ke negeri kenikmatan dan yang menjaga dari azab yang pedih.
Sungguh, al-Qur’an merupakan sebaik-baik bekal bagi setiap makhluk dan nikmat teragung yang diberikan oleh Allah Subhanahu wata’alakepada mereka. Tidaklah akan binasa dengan azab dan hukuman kecuali orang-orang fasik, yaitu orang-orang yang tidak memiliki kebaikan. Mereka telah keluar dari ketaatan kepada Rabb mereka dan tidak mau menerima kebenaran yang dibawa oleh para rasul. Allah Subhanahu wata’ala telah memberikan uzur kepada mereka dan memberikan peringatan, namun setelah itu mereka terus-menerus berada dalam pendustaan dan kekafiran. Kita meminta dari Allah Subhanahu wata’alaperlindungan.” (Lihat Tafsir as-Sa’di hlm. 729)

Tidak ada komentar: