Diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabary (310H) rahimahullah dalam kitab tafsirnya pada surah Al-An'aam ayat 91 no.(13571) 4/3257:
قال : حدثنا ابن حميد قال : ثنا يعقوب القمي عن جعفر بن أبي المغيرة عن سيعد بن جبير قال : جاء رجل من اليهود يقال له مالك بن الصيف يخاصم النبي صلى الله عليه وسلم ، فقال له النبي صلى الله عليه وسلم : " أَنْشُدُكَ بِالَّذِي أَنْزَلَ التَّوْرَاةَ عَلَى مُوسَى ، أَمَا تَجِدُ فِي التَّوْرَاةِ أَنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ الْحَبْرَ السَّمِينَ ؟ " وَكَانَ حَبْرًا سَمِينًا ، فَغَضِبَ
Sa'id bin Jubair rahimahullah berkata: Seorang Yahudi yang bernama Malik bin As-Shaif datang menantang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepadanya: "Aku memintamu demi Allah yang menurunkan Taurat kepada Musa, tidakkah engkau mendapati dalam Taurat bahwa sesungguhnya Allah membenci pendeta yang gemuk?" Orang Yahudi tersebut adalah seorang pendeta yang gemuk, maka ia marah.
Sanad hadits ini lemah, karena Ibnu Humaid (248H) nama lengkapnya Muhammad bin Humaid At-Tamimy[1] periwayatan haditsnya lemah.
Selain itu Sa'id bin Jubair (95H) adalah seorang tabi'iy tidak pernah bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka dengan demikian sanadnya mursal (terputus).
Hadits ini juga diriwayatkan dari perkataan Ka'ab Al-Ahbaar radhiyallahu 'anhu. Diriwayatkan oleh Ibnu Ma'in (233H) rahimahullah dalam kitabnya "At-Taariikh" no.(4069) 4/222:
قَالَ عَبْدُ الصَّمَدِ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي النَّوَّارِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ ذَكْوَانَ، عَنْ رَجُلٍ، عَنْ كَعْبٍ قَالَ: " إِنَّ اللهَ يُبْغِضُ أَهْلَ الْبَيْتِ اللَّحْمِيِّينَ وَالْحَبْرَ السَّمِينَ "
Ka'ab berkata: Sesungguhnya Allah membenci keluarga yang suka makan daging[2] , dan pendeta yang gemuk.
Tapi sanadnya juga lemah karena ada rawy yang tidak disebutkan namanya (mubham), dan Muhammad bin Abi An-Nawwar[3]; Abu Hatim (277H) mengatakan: Aku tidak mengenalnya.
Diriwayatkan juga oleh Ath-Thabary dalam kitabnya "Tahdzib Al-Atsaar" no.(515) 1/303:
قال : حدثني يونس قال : أخبرنا ابن وهب قال : أخبرني عبد الله بن عياش عن يزيد بن قَوْذَر عن كعب قال : «مَنْ تَضَعْضَعَ لِصَاحِبِ الدُّنْيَا وَالْمَالِ تَضَعْضَعَ دِينُهُ، وَالْتَمَسَ الْفَضْلَ عِنْدَ غَيْرِ الْمُفْضِلِ، وَلَمْ يُصِبْ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللهُ لَهُ، وَإِنَّ اللهَ ليُبْغِضُ كُلَّ جَمَّاعٍ لِلْمَالِ، مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ، مُسْتَكْبِرٍ، وَيُبْغِضُ كُلَّ حَبْرٍ سَمِينٍ»
Ka'ab berkata: Barangsiapa yang merendah kepada orang yang memiliki kenikmatan dunia dan harta maka agamanya juga akan merendah, dan mencari kemuliaan pada orang yang tidak mulia, dan ia tidak akan mendapatkan sesuatu dari dunia ini kecuali apa yang sudah ditakdirkan Allah untuknya, dan sesungguhnya Allah membenci semua orang yang rakus mengumpulkan harta, tidak mau melakukan kebaikan, sombong, dan membenci semua pendeta yang gemuk.
Dalam sanadnya ada rawy yang bernama Yazid bin Qaudzar Al-Masry[4]; Ibnu Hibban mengagapnya tsiqah (haditsnya sahih), sedangkan Imam Bukhari (256H) dalam kitabnya At-Tarikh Al-Kabiir, Ibnu Abi Hatim (327H) dalam kitabnya Al-Jarh Wa At-Ta'diil hanya menyebutnya tanpa menghukumi ia lemah atau tidak.
syubhat : Dalam sahih Bukhari dan Muslim (261H), dari 'Imran bin Hushain radhiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«خَيْرُكُمْ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ، إِنَّ بَعْدَكُمْ قَوْمًا يَخُونُونَ وَلاَ يُؤْتَمَنُونَ، وَيَشْهَدُونَ وَلاَ يُسْتَشْهَدُونَ، وَيَنْذِرُونَ وَلاَ يَفُونَ، وَيَظْهَرُ فِيهِمُ السِّمَنُ»
"Yang paling baik dari kalian adalah orang yang hidup di masaku, kemudian masa setelahnya, kemudian seetelahnya. Sesungguhnya pada masa yang akan datang ada kaum yang suka berkhianat dan tidak bisa dipercaya, mereka bersaksi sebelum diminta kesaksiaannya, bernazar tapi tidak melaksanakannya, dan nampak pada mereka ke-gemukan".
Dalam riwayat sahih Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«ثُمَّ يَخْلُفُ قَوْمٌ يُحِبُّونَ السَّمَانَةَ، يَشْهَدُونَ قَبْلَ أَنْ يُسْتَشْهَدُوا»
"Kemudian datang kaum yang suka menggemukkan badan, mereka bersaksi sebelum diminta bersaksi."
Imam Qurthubi (671H) rahimahullah berkata: Hadits ini adalah celaan bagi orang gemuk, karena gemuk yang disengaja disebabkan karena banyak makan, minum, santai, foya-foya, selalu tenang, dan terlalu mengikuti hawa nafsu. Ia adalah hamba bagi dirinya sendiri dan bukan hamda bagi Tuhannya, orang yang hidupnya seperti ini pasti akan terjerumus kepada yang haram, dan semua daging yang tumbuh dibadannya dari yang haram maka neraka adalah tempat yang tepat yang layak baginya. Allah -subhanahu wa ta'aalaa- telah mencela orang kafir karena banyak makan, dalam firman-Nya:
{وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الْأَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَهُمْ} [محمد: 12]
"Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka". [Muhammad:12]
Maka jika seorang mukmin meniru mereka dan menikmati kenikmatan dunia setiap saat, lantas dimana hakikat keimanan dan pelaksanaan Islam pada dirinya? Barangsiapa yang banyak makan dan minum, maka ia akan semakin rakus dan tamak, bertambah malas dan banyak tidur di malam hari. Siang harinya dipakai untuk makan dan minum, sedangkan malamnya hanya untuk tidur. [Jami' li Ahkam Al-Qur'an 13/394]
Jawab : ini adalah penyimpangan terjemah dari teks aslinya,mari kita lihat teksnya yg asli :
ومن حديث عمران بن حصين عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : "خيركم قرني ثم الذين يلونهم - قال عمران فلا أدري أذكر بعد قرنه قرنين أو ثلاثة - ثم إن من بعدكم قوما يشهدون ولا يستشهدون ويخونون ولا يؤتمنون وينذرون ولا يوفون ويظهر فيهم السمن" وهذا ذم. وسبب ذلك أن السمن المكتسب إنما هو من كثرة الأكل والشره ، والدعة والراحة والأمن والاسترسال مع النفس على شهواتها ، فهو عبد نفسه لا عبد ربه ، ومن كان هذا حاله وقع لا محالة في الحرام
Artinya : dan dari hadits imron ibn hushoin..dst.didalamnya ada CELAAN.(titik)
Jadi gak ada teks yg menyatakan celaan khusus bagi yg gemuk secara umum.ini jelas tidak amanah ilmiah.
Gemuk yg tercela adalah gemuk al muktasab yakni gemuk yg sengaja diusahakan karena kebanyakan makan bukan gemuk bawaan atau alamiah.
Imam nawawi berkata :
قال جمهور العلماءفي معنى هذا الحديث المراد بالسمن هنا كثرة اللحم ومعناه أنه يكثر ذلك فيهم وليسن معناه أن يتمحضوا سمانا قالوا والمذموم منه
Berkata jumhur(kebanyakan) ulama’ tentang makna siman adalah banyak daging maksudnya memperbanyak itu dan bukan maksudnya gemuk alamiah,mereka para ulama berkata: dari situlan celaan itu.(syarh muslim annawawii 16/86)
Syubhat : Dalam hadits lain dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" إِنَّهُ لَيَأْتِي الرَّجُلُ العَظِيمُ السَّمِينُ يَوْمَ القِيَامَةِ، لاَ يَزِنُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ، وَقَالَ: اقْرَءُوا {فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا} [ الكهف : 105 ] " .
Sesungguhnya akan didatangkan seseorang yang sangat gemuk pada hari kiamat, akan tetapi timbangannya disisi Allah tidak seberat sayap lalat. Bacalah firman Allah: "Dan kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Imam An-Nawawi (676H) rahimahullah mengatakan: Hadits ini adalah celaan bagi orang yang gemuk. [Syarah sahih Muslim 17/129]
Jawab : ini juga tidak benar,ini akibat ente mendistorsi/memotong perkataan ulama’,tidak memahami secara keseluruhan penjelasannya.
Mari kita lihat teks aslinya :
وفيه ذم السمن والحبر بفتح الحاء وكسرها والفتح أفصح وهو العالم
Di dalamnya ada celaan gemuk dan habr yaitu seorang ‘alim
Sekarang bagaimana mungkin seorang dicela hanya karena alim saja???ini tidak mungkin,ini pemahaman yg rusak dan jelas batil.
Maka ini telah dijawab ibnu hajar :
وبحديث أبي هريرة وهو في الصحيح في الكافر
Dan dg hadits abu huroiroh dan itu dalam as-shohih adalah tentang orang kafir (fathul bari 13/538)
قوله الرجل العظيم السمين في رواية بن مردويه من وجه آخر عن أبي هريرة الطويل العظيم الأكول الشروب
Dalam riwayat marduweh disebutkan yg panjang yg yg besar yg banyak makan banyak minum (fathul bari 8/426)
Jadi salah besar jika celaan orang kafir ditujukan kepada orang mukmin atau manusia secara umum
Oleh karena Imam bukhori sendiri menjelaskan :
( العظيم ) الضخم في جسمه ولا إيمان في قلبه
Maksud besar adalah besar badannya akan tetai tidak ada iman dalam hatinya (shohih bukhori 4/1759 ) jadi jelas ini celaan yg hanya pantas untuk orang kafir
Syubhat : Ja'dah Al-Jusyamy radhiyallahu 'anhu berkata: Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menunjuk perut seorang yang gemuk dan berkata:
" لَوْ كَانَ هَذَا فِي غَيْرِ هَذَا، كَانَ خَيْرًا لَكَ "
"Seandainya ini bukan di sini, pasti akan lebih baik". [Mustadrak Al-Hakim: Sanadnya bagus]
Jawab : kata siapa sanadnya bagus harus jelas,adapun dari mutasahilin maka perlu ditinjau ulang.
Syekh al bani telah menyatakan lemah dalam banyak kitabnya diantara silsilah al-ahaadits ad-dho’ifah no.4861:
Beliau berkata :
وأبو إسرائيل هذا ؛ لم يرو عنه غير شعبة ، ولم يوثقه غير ابن حبان ؛ فهو مجهول . وقال الحافظ :
"مقبول" . يعني : عند المتابعة ؛ وإلا فلين الحديث ، كما نص عليه في المقدمة .
فلا يغرنك قول الهيثمي في "المجمع" (5/ 31) - بعد أن عزاه للطبراني وأحمد - :
"ورجال الجميع رجال "الصحيح" ؛ غير أبي إسرائيل الجشمي ؛ وهو ثقة" !
فإن توثيقه إياه ؛ إنما هو اعتماد على توثيق ابن حبان ، وهاذ معروف بتساهله في التوثيق
Dalam sanadnya ini ada abu isroil,tidak meriwayatkan darinya kecuali syu’bah,tidaklah menyatakan tsiqoh kecuali ibnu hibban,sedangkan perawi ini majhul.ibnu hajar : maqbul artinya ketika penguat lain,kalau tidak maka ini tetap hadits yg lemah,seperti dijelaskan dalam pendahuluan.
Janganlah terlena dg perkataan al haitsami:rijalnya rijal shohih selain abu isroil maka dia tsiqoh,karena perkataannya hanyalah bersandar pada tautsiq ibnu hibban semata,sedangkan beliau telah dikenal seorang bermudah2an dalam mentsiqohkan
Syubhat : imam Syafi'iy (204H) rahimahullah berkata: Sama sekali tidak akan beruntung orang yang gemuk, kecuali Muhammad bin Hasan Asy-Syaibany (189H).
Imam Syafi'iy ditanya: Kenapa demikian?
Beliau menjawab: Karena seorang yang berakal tidak lepas dari dua hal; sibuk memikirkan urusan akhiratnya atau urusan dunianya, sedangkan kegemukan tidak terjadi jika banyak pikiran. Jika seseorang tidak memikirkan akhiratnya atau dunianya berarti ia sama saja dengan hewan.
Kemudian Imam Syafi'iy menceritakan kisah seorang raja yang sangat gemuk sampai tidak bisa berbuat apa-apa. Sang raja mengumpulkan para dokter dan berkata: "Carilah cara untuk mengurangi berat badanku". Akan tetapi tidak seorang dokterpun yang bisa memberi solusi.
Kemudian sang raja mendengar tentang seorang yang pandai, beradab, bisa mengobati, dan meramal. Lalu sang raja mengutus seseorang kepadanya meminta pengobatan dan akan diberi kekayaan.
Orang pintar berkata: "Semoga Allah menyembuhkan sang raja, saya adalah seorang dokter dan peramal, maka berilah saya kesempatan malam ini untuk melihat nasib yang mulia, dan obat apapun yang sesuai dengan ramalan nasib yang mulia maka akan aku berikan".
Keesokan harinya, orang pintar berkata: "Wahai sang raja, beri aku perlindungan!".
Raja menjawab: "Jangan takut, kamu akan aman".
Orang pintar berkata: "Aku telah melihat ramalan yang mulia dan menunjukkan bahwa umur yang mulia hanya tinggal satu bulan. Maka terserah yang mulia, apakah masih mau aku obati atau tidak. Dan kalau yang mulia tidak percaya, maka tahanlah aku disini. Jika perkataanku benar, maka bebaskan aku. Dan jika tidak, maka hukumlah aku".
Lalu sang raja menahannya, kemudian pergi menyendiri jauh dari rakyatnya. Perasaan risau terus menghantuinya, ia terus menunduk tidak pernah mengangkat kepala, menghitung hari demi hari sisa hidupnya. Makin bertambah hari berlalu, makin bertambah pula rasa cemasnya. Sampai akhirnya ia menjadi kurus, setelah berlalu 28 hari.
Kemudian sang raja memanggil orang pintar tersebut dan berkata: "Bagaimana menurutmu?"
Orang pintar berkata: "Semoga Allah memuliakan sang raja, saya lebih hina dihadapan Allah untuk mengetahui yang gaib. Dami Allah umur saya pun tidak aku ketahui, lalu bagaimana mungkin aku mengetahui umur yang mulia? Aku sama sekali tidak punya obat kegemukan kecuali rasa khawatir dan cemas, dan aku tidak bisa membuat yang mulia merasa cemas kecuali dengan cara ini.
Akhirnya tubuh sang raja tidak gemuk lagi, dan orang pintar tersebut diberi hadiah yang baik.
Jawab :1) dalam sanadnya banyak perawi majhul
2) kalau memang imam syafi’I mencela hanya karena gemuk saja.mengapa as-syaibani selamat dari celaannya?apakah beliau tidak banyak mengingat akhirat?ini menunjukkan sekedar gemuk bukanlah tercela namun yg tercela adalah gemuk karena hubbuddunya serakah,cinta dunia semata.
3)cerita diatas telah banyak ane baca di pondok dulu dg berbagai versi,ada yg sakit itu raja ada yg juga seorang ibu yg tidak bisa punya keturunan.apalagi disini ada kebohongan yg jelas tercela,didalam juga ada isti’anah minta tolong ke tukang ramal ahli nujum,benarkah semacam ini dalam syariat islam yg suci.
terakhir,perlu dicamkan kaya miskin,sakit sehat,gemuk kurus itu NETRAL bisa baik atau buruk sesuai penggunanya.
Bagaimana mungkin kita mencela orang gemuk sedang nabi kita yg mulia juga pernah gemuk dan kurus.
Walaupun ada ulama’ yg mengingkari bahwa nabi itu gemuk seperti ibnul jauzi,ad-daaudy,abu ubaid.karena nabi seringkali makan hanya roti gandum
Namun ini pendapat yg lemah,sebagaimana dijelaskan ibnu hajar dalam fathul bari 8/585 :
فإنه يكون من جملة المعجزات
Maka sesungguhnya itu termasuk mukjizat nabi yaitu:
وجود كثرة اللحم في البدن مع قلة الأكل
Banyaknya daging di tubuh walaupun sedikit makan
Ibnu hajar juga berdalil dg ucapan sahabat tamim ad dary:
والبيهقي من طريق أبي عاصم عن عبد العزيز بن أبي رواد عن نافع عن بن عمر أن تميما الداري قال لرسول الله صلى الله عليه و سلم لما كثر لحمه ألا نتخذ لك منبرا يحمل عظامك قال بلى فاتخذ له منبرا الحديث وإسناده جيد
Berkata tamim adday kepada rosul saat telah banyak dagingnya(gemuk): apakah sebaiknya kami membuatkan bagimu mimbar untuk menyangga tulang engkau,nabi menjawab : iya tentu,maka dia membuatkan bagi beliau mimbar dan sanadnya bagus (fathul bari 2/398)
Imam ibnu rojab juga menyebutkan riwayat :
وقد روي عن الأعمش ، عن عمارة بن عمير ، عن يحيى بن الجزار ، عن عائشة ، قالت : كان رسول الله ( يصلي من الليل تسع ركعات ، فلما كثر لحمه وسن صلى سبع ركعات
Dan telah diriwayatkan dari jalur al-a’mas bahwa aisyah berkata : rosul sholat malam 9 rokaat maka saat banyak dagingnya(gemuk) dan banyak umurnya maka beliau sholat 7 rokaat (fathul bari 6/224)
Dan perlu dicatat: tidak mesti gemuk itu karena kebanyakan makan atau serakah.
Lihatlah para ulama’, Jangan kita berburuk sangka terhadap mereka apalagi sampai berpaling dari mereka.
Ketahuilah bahwa gemuknya mereka adalah karena CINTA pada ALLAH .
Assyeikh Abul 'Abbas Al Mursi berkata:
اياكم والإعتراض على من رأيته سمينا فإن الحب إذا تمكن من العبد سمن.
Hati2lah kamu dari berpaling dari orang yg kamu lihat berbadan gemuk,karena sesungguhnya CINTA (pada Allah)apabila sudah menetap di hati seseorang maka ia akan jadi gemuk.
Diriwayatkn bahwa IMAM SYIBLI berbadan sangat gemuk.ketika beliau ditanya kenapa badannya gemuk? beliau menjawab:setiap kali aku ingat bahwa aku adalah hamba allah badanku bertambah gemuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar