Selasa, 03 Mei 2016

Imam ja'far: nikah mut'ah pekerjaan para pelacur


وسئل جعفر بن محمد ( الإمام الصادق ) عن المتعة فقال : ( ما تفعله عندنا إلا الفواجر ) 
Ja’far bin Muhammad (Al-Imaam Ash-Shaadiq) pernah ditanya tentang nikah mut’ah, lalu ia berkata : “Tidaklah ada yang melakukannya di sisi kami kecuali para pelacur” [Bihaarul-Anwaar, 100/318].
Dalam Markaz li-Abhaats Al-‘Aqaaidiyyah, para muhaqqiqSyi’ah tidak membantah riwayat ini dengan melemahkannya sebagaimana riwayat sebelumnya. Di situ juga tidak disebutkan bahwa Ja’far Ash-Shaadiq mengatakannya dalam rangka taqiyyah.
Bagaimana dengan perkataan di atas ?. Orang-orang Syi’ah nampaknya mesti sukarela menerima cap sebagai pelacur oleh Imam Ash-Shaadiq karena nikah mut’ah yang mereka lakukan. Atau,…. pelacuran itu dalam ajaran Syi’ah adalah sesuatu yang diperbolehkan ?, sehingga istilah pelacur dalam perkataan Imam Ash-Shaadiq di atas bukan merupakan satu celaan (tapi sebaliknya, pujian) ?.
Riwayat yang sama dari Abu ‘Abdillah :
ابن أبي عمير، عن هشام بن الحكم، عن أبي عبد الله عليه السلام قال: ما تفعلها عندنا إلا الفواجر
Ibnu Abi ‘Umair, dari Hisyaam bin Al-Hakam, dari Abu ‘Abdillah ‘alaihis-salaam, ia berkata : “Tidak ada orang yang melakukannya di sisi kami kecuali para pelacur” [Ibnu Idriis dalam As-Saraair, hal. 483; Al-Wasaail 14/456, danBihaarul-Anwaar 100/318].
عن عبد الله بن سنان قال: سألت أبا عبد الله رضي الله عنه عن المتعة فقال: (لا تُدَنِّسْ نفسَك بها)
Dari ‘Abdullah bin Sinaan, ia berkata : Aku bertanya kepada Abu ‘Abdillah radliyallaahu ‘anhu tentang nikah mut’ah, lalu ia menjawab : “Jangan engkau nodai/kotori dirimu dengannya (nikah mut’ah)” [Bihaarul-Anwaar, 100/318].
Riwayat ini tidak diingkari dengan pelemahan oleh paramuhaqqiq Syi’ah dalam http://www.shiaweb.org/. Namun mereka menakwilnya dengan takwilan yang sangat aneh, jauh dari makna dhahir yang mudah terambil dari riwayat. Mafhumnya, riwayat ini shahih, karena ta’wil itu cabang dari tashhih.

Tidak ada komentar: