Selasa, 03 Mei 2016

hijab islami VS jilbab jahiliyyah

Allah ta’ala berfirman,
وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى
“Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” [Al-Ahzab: 33]
Al-Mufassir Muqotil bin Hayyan rahimahullah berkata,
والتبرج: أنها تلقي الخمار على رأسها، ولا تشده فيواري قلائدها وقرطها وعنقها، ويبدو ذلك كله منها، وذلك التبرج، ثم عمت نساء المؤمنين في التبرج
“Tabarruj (berhias dan bersolek Jahiliyah) adalah seorang wanita mengenakan kerudung di kepalanya namun tidak melilitnya dengan baik agar menutupi perhiasan kalungnya, antingnya dan lehernya, sehingga nampaklah semua itu, inilah yang disebut tabarruj Jahiliyyah, kemudian larangan tabarruj ini berlaku umum bagi seluruh wanita beriman.” [Tafsir Ibnu Katsir, 6/410]
Ketika turun ayat hijab, para wanita muslimah yang beriman kepada Rasulullah Shallalahu’alaihi Wasallam seketika itu mereka mencari kain apa saja yang bisa menutupi aurat mereka.  ‘Aisyah Radhiallahu’anha berkata:
مَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ ( وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ ) أَخَذْنَ أُزْرَهُنَّ فَشَقَّقْنَهَا مِنْ قِبَلِ الْحَوَاشِي فَاخْتَمَرْنَ بِهَا
“(Wanita-wanita Muhajirin), ketika turun ayat ini: “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada (dan leher) mereka.” (QS. An Nuur: 31), mereka merobek selimut mereka lalu mereka berkerudung dengannya.” (HR. Bukhari 4759)
Menunjukkan bahwa sebelumnya mereka tidak berpakaian yang menutupi aurat-aurat mereka sehingga mereka menggunakan kain yang ada dalam rangka untuk mentaati ayat tersebut.
Ibnu Hajar berkata (Fathul Bari 8/490):“Perkataan: lalu mereka berkerudung dengannya” maksudnya mereka menutupi wajah mereka.”(Lihat Hirasah Al-Fadhilah, hal 69, karya Syaikh Bakar bin Abu Zaid, penerbit Darul ‘Ashimah).
Jadi yg berkata cadar budaya arab adalah jahil

Tidak ada komentar: