Sabtu, 02 April 2016

benarkah syeikh bazmul membid'ah jawaban wa iyyaak?


Asy-Syaikh Dr. Muhammad Bazmuul hafidhahullah berkata :
“Terdapat banyak riwayat dari para shahabat dan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Begitu pula banyak riwayat yang menjelaskan perbuatan para ulama. Dalam riwayat-riwayat tersebut, (ketika) dikatakan kepada mereka : ‘Jazaakallaahu khairan’, tidak ada penyebutan bahwa mereka menggunakan jawaban khusus denganaamiin, wa iyyakum.
Oleh karena itu, pendapatku terhadap orang yang berpegang/menetapi perkataan ‘aamiin, wa iyyakum’ setelah ucapan doa – bukan hanya ucapan ‘jazaakallaahu khairan’ - , maka ia telah terjatuh dalam bid’ah yang diada-adakan dalam agama.
Jadi dalam keadaan ini, kaum muslimin dapat menggunakan kalimat ini pada satu waktu, dan tidak pada waktu yang lain. Akan tetapi ia tidak mesti berpegang pada kalimat tersebut seakan-akan hal itu merupakan sunnah yang tetap dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.Wallaahu a’lam” [Diterjemahkan dari artikel bahasa Inggris di Bakkah.net].
Baca baik-baik:pendapatku terhadap orang yang berpegang/menetapi perkataan ‘aamiin, wa iyyakum’ setelah ucapan doa – bukan hanya ucapan ‘jazaakallaahu khairan’ - , maka ia telah terjatuh dalam bid’ah yang diada-adakan dalam agama.
Jadi yg bid'ah itu yg menyatakan dg pasti jawabannya harus wa iyyaak..bukan wa iyyaak jawaban bid'ah
Bahkan kalau Ada yg mengharuskan menjawab sama yaitu jazaakallohu khoiron juga maka kita menuntut dalil shohihnya,mana?
Apakah jawaban sahabat umar ini bid'ah???
Seperti dalam riwayat sebagai berikut :
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ، حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: " حَضَرْتُ أَبِي حِينَ أُصِيبَ، فَأَثْنَوْا عَلَيْهِ، وَقَالُوا: جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا، فَقَالَ: رَاغِبٌ وَرَاهِبٌ، قَالُوا: اسْتَخْلِفْ، فَقَالَ: أَتَحَمَّلُ أَمْرَكُمْ حَيًّا وَمَيِّتًا، لَوَدِدْتُ أَنَّ حَظِّي مِنْهَا الْكَفَافُ لَا عَلَيَّ، وَلَا لِي فَإِنْ أَسْتَخْلِفْ، فَقَدِ اسْتَخْلَفَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنِّي يَعْنِي أَبَا بَكْرٍ، وَإِنْ أَتْرُكْكُمْ، فَقَدْ تَرَكَكُمْ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنِّي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: عَبْدُ اللَّهِ فَعَرَفْتُ أَنَّهُ حِينَ ذَكَرَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرُ مُسْتَخْلِفٍ "
Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib Muhammad bin Al-‘Alaa’ : Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, dari Hisyaam bin ‘Urwah, dari ayahya, dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : "Aku ikut hadir ketika ayahku kena musibah (ditikam oleh seseorang). Para sahabat beliau yang hadir ketika itu turut menghiburnya. Mereka berkata : ‘Semoga Allah membalas anda dengan kebaikan’. Umar menjawab : ‘Aku penuh harap dan juga merasa cemas’. Mereka berkata : ‘Tunjukkanlah pengganti anda (sebagai Khalifah)!" Umar menjawab : ‘Apakah aku juga harus memikul urusan pemerintahanmu waktu hidup dan matiku? Aku ingin tugasku sudah selesai, tidak kurang dan tidak lebih. Jika aku menunjuk penggantiku, maka itu pernah dilakukan oleh orang yang lebih baik daripadaku, yaitu Abu Bakr Ash-Shiddiq. Dan jika pengangkatan itu aku serahkan kepada kalian, maka itu pun pernah dilakukan oleh orang yang lebih baik dari aku, yaitu Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam." Abdullah berkata, "Dari perkataannya itu, tahulah aku bahwa dia tidak akan menunjuk penggantinya untuk menjadi Khalifah" [Diriwayatkan Muslim no. 1823].
apakah nabi juga salah saat menjawab seorang badui???
Seorang A’rabiy yang pernah berkata kepada beliau :
جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا، فَقَدْ أَوْفَيْتَ وَأَطْيَبْتَ
“Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Sungguh engkau telah menepati janji dan berbuat baik”.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab :
أُولَئِكَ خِيَارُ عِبَادِ اللَّهِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُوفُونَ الْمُطِيبُونَ
Mereka adalah para hamba pilihan di sisi Allah pada hari Kiamat, yaitu orang-orang yang menepati janji dan berbuat baik” [Diriwayatkan oleh Ahmad 6/268; dihasankan sanadnya oleh Al-Arna’uth dkk.].

Tidak ada komentar: