Kekecewaan mendalam sebenarnya dialami warga nahdliyyin madura terhadap Said Agil Siraj (SAS). Hampir 10 Tahun pernah konflik dengan syiah khususnya di wilayah Sampang, Namun saat mencapai puncaknya pada tahun 2012-2013 yang lalu SAS justru berpihak membela syiah.
Salah seorang ulama Sampang yang juga Pengurus Wilayah GP Anshor Jatim KH. Jakfar Shodiq saat di hubungi NUGarisLurus.Com mengungkapkan sedikit kronologi konflik Nahdliyyin dengan syiah yang sudah sejak tahun 2004 namun sama sekali tidak ada pembelaan PBNU terhadap warga Nahdliyyin.
“Kasus syiah Sampang sudah sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2012-2013 mencapai puncaknya.Hampir tidak ada sama sekali pembelaan dari PBNU kepada PCNU Sampang,” Kata Kyai Jakfar kepadaNUGarisLurus.Com, Senin 8 Februari 2016.
Setiap PBNU datang hanya menampung. terakhir pada bulan puasa 2012. kita sudah siap -siap dengan kyai -kyai khos yang datang hanya petugas dari PBNU. Sama sekali tidak serius, “ungkapnya.
Menurut kyai Jakfar mayoritas atau 100% ulama madura menolak Said Agil Siraj (SAS) karena pembelaannya terhadap syiah yang disebuah media massa justru menyebut bahwa NU Sampang memalukan. “Itu kan bentuk pembelaan SAS kepada Syiah, “Lanjut pengurus Bassra dan AUMA Madura yang menjadi pengurus Ansor sejak 1994 ini.
“Saya bicara dengan Rais PCNU Sampang Kyai Safik. Saat syiah diusir dari GOR Sampang, SAS telpon langsung Rais Syuriah minta dihentikan pengusiran. SAS kebakaran jenggot, “lanjutnya menceritakan kejadian saat itu.
Mayoritas ulama Madura atau hampir 100% menolak SAS karena pembelaannya terhadap syiah namun tidak mau membela warga Nahdliyyin Sampang.
“Mayoritas atau hampir 100% ulama Madura tolak SAS. Saat kasus Syiah Sampang SAS tidak pernah ke lokasi menemui para ulama. Namun Hanya sekali ke pendopo dan tidak mengundang para ulama, “tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar