Jumat, 03 Juni 2016

Tasawuf bukan ajaran nabi dan sahabat


Menurut para peneliti sejarah, benih-benih ajaran sufi (atau shûfiy) mulai muncul pada zaman Tâbi'în, tanpa nama dan istilah-istilah khusus. Dilakukan oleh sebagian ahli ibadah yang pernah berjumpa dengan sebagian Shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Waktu itu mereka dikenal sebagai Nussâk (ahli ibadah), zuhhâd (orang-orang zuhud), orang-orang yang gampang menangis, orang-orang alim, ahli taubat dan sebutan lain yang senada. Intinya orang-orang yang dikenal bersifat ahli ibadah, ahli zuhud dan memutuskan diri dari urusan duniawi, khususnya ahli ibadah di Irak, Kufah dan Bashrah. Sebab terlihat pada diri orang-orang tersebut tanda-tanda sikap berlebihan dalam mengekang diri dan dalam menambah-nambahkan apa yang tidak ada pada para Shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Dr. Fahd bin Sulaiman al-Fuhaid, penyusun Kitab Nasy'atu Bida'i ash-Shufiyah, menukil dialog antara Bard, seorang bekas budak Sa'id bin al-Musayyib rahimahullah , dengan bekas majikannya (Sa'id bin al-Musayyib rahimahullah), dari Kitab Thabaqat Ibni Sa'd V/135.

Bard berkata kepada Sa'id, "Aku lihat betapa bagus apa yang mereka perbuat."
Sa'id bertanya, "Apa yang mereka perbuat ?"
Bard menjawab, "Aku lihat seseorang di antara mereka shalat Zhuhur, kemudian ia terus membariskan kedua kakinya sambil shalat hingga datang waktu Ashar."

Sa'id rahimahullah berkata, "Aduhai celaka engkau hai Bard, ketahuilah demi Allâh Azza wa Jalla ! Hal yang demikian itu bukanlah ibadah ! Sesungguhnya ibadah itu tidak lain adalah menghayati dan menjalankan perintah Allâh Azza wa Jalla serta menahan diri untuk tidak melanggar apa-apa yang diharamkan Allâh Azza wa Jalla ."

Tidak ada komentar: