Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا زَنَى الرَّجُلُ خَرَجَ مِنْهُ الْإِيْمَـانُ كَانَ عَلَيْهِ كَالظُّـلَّـةِ ، فَإِذَا انْقَلَعَ رَجَعَ إِلَيْهِ الْإِيْمَـانُ
Apabila seseorang berzina maka imannya akan keluar di atasnya seolah-olah sebuah naungan. Jika ia kembali (bertaubat), maka imannya akan kembali.[Shahîh, HR Abu Dawud, no. 4690 dan al-Hakim, I/22. Dishahîhkan oleh al-Hakim dan disetujui oleh adz-Dzahabi, juga dishahîhkan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah, no. 509.]
Sahabat Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhu mengatakan:
يُنْزَعُ مِنْهُ نُوْرُ الْإِيْمَانِ فِيْ الزِّنَا
Dicabut nur (cahaya) keimanan dalam perbuatan zina.[ Diriwayatkan oleh al-Bukhari, lihat Fat-hul-Bâri, XII/58.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar