Imam Syafi’i dalam kitab Al-Umm berkata :
وإذا أم رجل رجلا واحدا أقام الإمام المأموم عن يمينه
وإذا أم خنثى مشكلا أو امرأة قام كل واحد منهما خلفه لا بحذائه
وإذا أم رجل رجلا فوقف المأموم عن يسار الإمام أو خلفه كرهت ذلك لهما ولا إعادة على واحد منهما وأجزأت صلاته
Apabila seorang laki-laki mengimami seorang laki-laki, maka imam itu hendaknya memerintahkan makmum berdiri pada sisi kanannya.Apabila seorang laki-laki mengimami seorang banci atau seorang wanita, maka masing-masing dari keduanya berdiri di belakang imam dan tidak sejajar dengan imam.
Aoabila seorang laki-laki mengimami seorang laki-laki, lalu makmum itu berdiri di sebelah kiri imam atau di belakangnya, maka saya memandangnya makruh. Namun apabila ia melakukannya, maka ia tidak harus mengulangi dan shalatnya telah memadai.
[Al-Umm 1, 248, Rongkasan Kitab Al-Umm 1, hal.241]
Zainudin bin Abdul Aziz Al-Malibari Al-Fanani berkata dalam kitab Fathul Mu’in :
(وندب وقوف ذكر) ولو صبيا لم يحضر غيره، (عن يمين الامام) وإلا سن له تحويله - للاتباع - (متأخر) عنه (قليلا)، بأن تتأخر أصابعه عن عقب إمامه. وخرج بالذكر الانثى، فتقف خلفه، مع مزيد تأخر
Makmum laki-laki disunatkan berdiri di sebelah kanan imam, walaupun makmum itu anak-anak, kalaupun tidak terdapat makmum orang dewasa. Kalau tidak demikian disunatkan kepada imam (meskipun sedang salat) mengalihkan makmum kea rah kanannya, karena ittiba’ kepada Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam dank e belakang sedikit dengan cara jari kaki makmum mundur sedikit dari tumit imamnya. Kecuali bagi wanita, ia mesti berdiri di belakang imam dengan sedikit mundur (walaupun sendirian).
(فإن جاء) ذكر (آخر، أحرم عن يساره)، ويتأخر قليلا، (ثم) بعد إحرامه (تأخرا) عنه ندبا، في قيام أو ركوع، حتى يصيرا صفا وراءه
Apabila datang laki-laki yang lainnya, bertakbiratul ihramlah ia di sebelah kiri imam dan mundur sedikit, kemudian setelah takbiratul ihram itu kedua-duanya sunat mundur ke belakang, di kala imam berdiri atau rukuk, sehingga membentuk barisan di belakang imam. Sebagaimana hadits dari Jabir.
(و) وقوف (رجلين) جاءا معا (أو رجال) قصدوا الاقتداء بمصل (خلفه) صفا
Kebalikan dari cara itu ialah : Jika makmum yang di sebelah kanan imam itu mundur sebelum makmum yang kedua takbiratul ihram, atau kedua-duanya tidak mundur, atau mundur bukan di kala imam berdiri atau rukuk, hukumnya makruh dan dapat menghilangkan pahala berjamaah. Kecuali kalau imam yang maju, maka hukumnya diperbolehkan.[Fathul Mu’in 1, hal. 382-384].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar