Senin, 27 Juni 2016

Imam malik pelopor bid'ah?


Syubhat :
Para ulama salaf pun mengakui bahwa apa yang tidak pernah dilakukan sahabat, tidaklah selalu bid’ah yang sesat. Imam Malik pernah ditanya tentang qunut witir, dan beliau pun mengatakan bahwa itu tidak pernah dilakukan sahabat akan tetapi itu baik :

روي محمد بن يحيى عن مالك في المدونة انه قال عن قنوت الوتر : انه لحسن وهو محدث لم يكن في زمن ابي بكر وعمر وعثمان

“ Muhammad bin Yahya meriwayatkan dari Malik dalam al-Mudawwanah Sesungguhnya imam Malik mengatakan tentang qunut witir : “ Bahwasanya qunut witir itu baik dan itu adalah muhdats (perkara baru) yang tidak ada pada masa Abu Bakar, Umar dan Utsman “.[ Al-Hawadits wa al-Bida’, ath-Thurthusyi : 48]

Jawab:
He..kalau kita lihat teks aslinya akan kebongkar boroknya.
Lihatlah:

وروى محمد بن يحيى عن مالك في " المدونة " أنه قال: " يلعن الكفرة في رمضان إذا أوتر الناس، فصلى الركعتين، ثم قام في الثالثة، فركع، فإذا رفع
رأسه من الركوع؛ وقف يدعو على الكفرة ويلعنهم ويستنصر للمسلمين، ويدعو مع ذلك بشيء خفيف غير كثير، وكان للإمام دعاء معروف يجهر به كما يجهر بالقراءة، وإنه لحسن، وهو أمر محدث لم يكن في زمان أبي بكر وعمر وعثمان ".
Jadi yg tidak dilakukan para sahabat adalah mengkhususkan doa pada qunut witir pada bulan ramadhan bukan qunut witirnya.
Adapun qunut witirnya jelas ada amalan sahabat.

Salah satu diantara kebiasaan yang dilakukan di zaman Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu ketika tarawih adalah qunut ketika witir setelah memasuki pertengahan Ramadhan. Qunut ini dilakukan setelah berdiri dari rukuk (i’tidal).

Abdurrahman bin Abdul Qori menceritakan kebiasaan shalat jamaah tarawih di zaman Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu:

Mereka qunut dengan membaca doa laknat untuk setiap orang kafir setelah memasuki paruh Ramadhan. Doa yang mereka baca,

اللَّهُمَّ قَاتِلِ الْكَفَرَةَ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِكَ وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ، وَلَا يُؤْمِنُونَ بِوَعْدِكَ، وَخَالِفْ بَيْنَ كَلِمَتِهِمْ، وَأَلْقِ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ، وَأَلْقِ عَلَيْهِمْ رِجْزَكَ وَعَذَابَكَ، إِلَهَ الْحَقِّ

Ya Alllah, binasakanlah orang-orang kafir yang menghalangi manusia dari jalan-Mu, mereka mendustakan para rasul-Mu, dan tidak beriman dengan janji-Mu. Cerai-beraikan persatuan mereka dan timpakanlah rasa takut di hati mereka, serta timpakanlah siksaan dan azab-Mu pada mereka, wahai sesembahan yang haq.

Setelah membaca doa di atas, kemudian mereka bersalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berdoa untuk kebaikan kaum muslimin semampunya, kemudian memohon ampunan untuk kaum mukminin.

Selanjutnya, mereka membaca,

اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ، وَلَكَ نُصَلِّي وَنَسْجُدُ، وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ، وَنَرْجُو رَحْمَتَكَ رَبَّنَا، وَنَخَافُ عَذَابَكَ الْجِدَّ، إِنَّ عَذَابَكَ لِمَنْ عَادَيْتَ مُلْحِقٌ

Ya Allah, kami menyembah hanya kepada-Mu, hanya kepada-Mu kami shalat dan sujud, hanya untuk-Mu kami berusaha dan beramal, dan kami memohon rahmat-Mu, wahai Rabb kami. Kami pun takut kepada azab-Mu yang pedih. Sesungguhnya azab-Mu ditimpakan kepada orang yang Engkau musuhi.

Selesai membaca doa di atas, mereka bertakbir dan turun sujud.

[HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya no. 1100; dikatakan pen-tahqiq-nya, “Sanadnya shahih.”]

Tidak ada komentar: