Senin, 27 Juni 2016

Imam asy syafi'i pelopor bid'ah???


Syubhat:
imam asy-Syafi’i mengatakan :

كل ما له مستند من الشرع فليس ببدعة ولو لم يعمل به السلف

“ Setiap perkara yang memiliki landasan dari syare’atnya, maka bukanlah bid’ah walaupun tidak dilakukan oleh ulama salaf “.[Dinukil dari kitab Husnu at-Tafahhum wa ad-Dark li mas-alah at-Tark, Abdullah al-Ghumari]

Jawab: he sejak kapan al ghumari jadi murid periwayat qoul imam asy syafi'i?
Coba sebutkan masdar dari mana perkataan ini.
Inipun pernah dinukil oleh ismail utsman

 (توضيح المقصود بأن استعمال مكبّرات الصوت فيما يطلب فيه الجهر من العبادات أمر محمود)، بقلم :إسماعيل عثمان زين اليمني المكي المدرس ببلد الله الحرام.
inipun tanpa menyebutkan maroji'nya/ referensinya dari mana?
Jadi jelas ini riwayat yg tidak jelas juntrungannya.
Riwayat lengkapnya:

(قال الامام الشافعي: "كل ما له مستند من الشرع، فليس ببدعة ولو لم يعمل به السلف، لأن تركهم للعمل به، قد يكون لعذر قام لهم في الوقت، أو لِما هو أفضل منه، أو لعله لم يبلغ جميعهم علم به" اهـ.). انتهى
Ada tambahan: karena mereka meninggalkan amal mungkin karena udzur waktu itu atau karena untuk sesuatu yg lebih utama,atau mungkin belum sampai ilmu hujjah pada mereka.

Jadi jelas kalau syarat tercapai maka pantas disebut bid'ah menurut imam asy syafi'i.
Pendapat imam asy syafi'i sama dg Ibnu Taimiyyah (w 728 H) juga telah mengatakan :

فإن هذا لم يفعله السلف مع قيام المقتضي له ، وعدم المانع فيه لو كان خيراً ، ولو كان خيراً محضاً أو راجحاً لكان السلف – رضي الله عنهم- أحق به منا فإنهم كانوا أشد محبة لرسول الله صلى الله عليه وسلم وتعظيماً له منا ،وهم على الخير أحرص

“ Perayaan seperti ini seandainya baik belum pernah dilakukan oleh para salaf, meski ada peluang untuk melakukannya dan tidak ada penghalang tertentu bagi mereka untuk melakukannya. Seandainya perayaan itu murni kebabaikan atau unggul, tentu para salaf lebih berhak melakukannya daripada kita, karena mereka adalah orang-orang yang jauh lebih cinta kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan lebih mengagungkannya. Mereka lebih tamak kepada kebaikan…”[Iqtidlaa Ash-Shiraathil-Mustaqiim : hal 619-620]
Jadi sahabat adalah manusia pilihan tapi tetap tidaklah ilmu telah sampai semua pada mereka.
Contoh masalah menghadapi wabah thoun,umar sahabat senior saja tidak tahu sehingga meminta ilmu dari sahabat lain

Dari Abdulllah bin Abbas radhiallahu’anhuma sesungguhnya Umar bin Khatab radhiallahu’anhu  pergi menuju negeri Syam. Sampai ketika di Syargha beliau menjumpai panglima pasukan Abu Ubaidah bin Jarrah dan para shahabat. Mereka memberitahukan kepada Umar bahwa telah terjadi wabah penyakit di negara Syam. Ibnu Abbas berkata; Umar berkata: “Panggil para Muhajirin senior menghadapku, kemudian Abdurrahman bin Auf radhiallahu’anhu datang. Beliau bin auf waktu itu tidak hadir karena  suatu keperluan, kemudian beliau bin auf berkata: “Sesungguhnya ada aku ketahui dalam masalah ini. Aku  mendengar Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika kalian mendengarnya (wabah penyakit) di suatu tempat, maka kalian jangan mendekat kepadanya. Kalau telah terjadi (wabah penyakit) di suatu daerah dan kalian berada di dalamnya, maka jangan kalian keluar lari darinya.” (HR. Bukhari, no. 5397, dan Muslim, no. 2219)

Tidak ada komentar: