قال مالك: لا، والله حتى يصيب الحق، ما الحق إلا واحد، قولان مختلفان يكونان صوابًا جميعًا؟ ما الحق والصواب إلا واحد. Imam Malik berkata “Tidak,demi Allah, hingga ia mengambil yang benar. Kebenaran itu hanya satu. Dua pendapat yang berbeda tidak mungkin keduanya benar, sekali lagi kebenaran itu hanya satu
Sabtu, 23 Juli 2016
Makrifat ala tasawuf tipu daya syetan
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Termasuk tipu daya setan adalah apa yang dilontarkannya kepada orang-orang ahli tasawuf yang bodoh, berupa asy-syathahât (ucapan-ucapan tanpa sadar/igauan) dan penyimpangan besar, yang ditampakkannya kepada mereka sebagai bentuk mukâsyafah (tersingkapnya tabir hakikat) dari khayalan-khayalan. Maka setanpun menjerumuskan mereka dalam berbagai macam kerusakan dan kebohongan, serta membukakan bagi mereka pintu pengakuan (dusta) yang sangat besar. Setan membisikan kepada mereka bahwa sesungguhnya di luar ilmu (syariat yang bersumber dari al-Qur'ân dan sunnah) ada sebuah jalan (lain) yang jika mereka menempuhnya maka jalan itu akan membawa mereka kepada tersingkapnya (hakikat dari segala sesuatu) secara jelas dan membuat mereka tidak butuh lagi untuk terikat dengan (hukum dalam) al Qur'ân dan Sunnah (?!!)…maka ketika (mereka menempuh jalan yang) jauh dari bimbingan ilmu yang dibawa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , setanpun menampakkan kepada mereka berbagai macam kesesatan sesuai dengan keadaan mereka, dan membisikkan khayalan-khayalan ke (dalam) jiwa mereka, kemudian menjadikan khayalan tersebut seperti benar-benar nyata sebagai penyingkapan (hakikat dari segala sesuatu) secara jelas…(?!!).”[Kitab Ighâtsatul Lahfân, hlm. 193 - Mawaaridul amaan).]
Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata, “Kita tidak boleh menyifati Allâh Azza wa Jalla kecuali dengan sifat yang Dia Subhanahu wa Ta’ala tetapkan untuk diri-Nya (dalam al-Qur’ân) dan yang ditetapkan oleh rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam (dalam hadits-hadits yang shahih), kita tidak boleh melampaui al-Qur’ân dan hadits.”[Dinukil oleh syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmû’ul Fatâwâ (5/26).]
Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata, “Sesungguhnya ma’rifatullâh (yang benar) adalah mengenal zat-Nya, mengenal nama-nama dan sifat-sifat-Nya, serta mengenal perbuatan-perbuatan-Nya.”[Dinukil oleh syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmû’ul Fatâwâ (17/104).]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar