Tentang jati diri para pemuda ashabul kahfi, Allâh Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. [Al-Kahfi/18:13]
Allâh Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan, mereka adalah sekumpulan pemuda yang menerima kebenaran dan lebih lurus jalannya daripada generasi tua dari kalangan mereka, yang justru menentang dan bergelimang dengan agama yang batil.
Para pemuda tersebut hanya beriman kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala semata, tidak seperti kaum mereka. Maka, Allâh Subhanahu wa Ta’ala mensyukuri keimanan mereka, dan kemudian menambahkan hidayah atas diri mereka. Maksudnya, disebabkan hidayah kepada keimanan, maka Allâh Azza wa Jalla menambahkan petunjuk kepada mereka, yakni berupa ilmu yang bermanfaat dan amal shalih. Sebagaimana firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala , yang artinya, “Dan Allâh akan menambahi petunjuk kepada mereka yang telah mendapatkan petunjuk.[ Maryam/19:76].[ Taisîrul-Karîmir-Rahmân, hlm. 471, Tafsîrul-Qur`ânil-‘Azhîm (5/146).]
Bertolak dari penegasan Allâh Azza wa Jalla di atas bahwa mereka merupakan sekumpulan pemuda yang beriman, sebuah kesimpulan menarik dikemukakan oleh al-Hâfizh Ibnu Katsir rahimahullah, beliau rahimahullah mengatakan, “Oleh karena itu, kebanyakan orang yang menyambut dakwah Allâh Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya berasal dari kalangan para pemuda. Sedangkan para orang tua dari kaum Quraisy, kebanyakan masih memegangi agama mereka, tidak memeluk Islam kecuali sedikit saja. Demikianlah Allâh Azza wa Jalla mengabarkan, bahwa mereka itu adalah para pemuda.” [Tafsîrul-Qur`ânil-‘Azhîm (5/146).]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar