Di tempat kita, kata Thaha dan Yasin akrab kita dengar dalam shalawat,
Shalatullah salamullah ‘ala yasin habibillah.., Shalatullah salamullah ‘ala thaha rasulillah..
Yasin dan Thaha dalam shalawat itu maksudnya adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bisa dikatakan, shalawat ini salah sasaran. Betapa tidak, nama yang mereka sebut Yasin dan Thaha bukan nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bukan gelar beliau. Sehingga sejatinya pembaca shalawat itu memberikan shalawat dan salam bukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tapi kepada Pak Thaha dan Pak Yasin.
Nama-nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Dalam sebuah hadis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut beberapa nama beliau. Dari Jubair bin Muth’im radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ لِي أَسْمَاءً، أَنَا مُحَمَّدٌ، وَأَنَا أَحْمَدُ، وَأَنَا المَاحِي الَّذِي يَمْحُو اللَّهُ بِيَ الكُفْرَ، وَأَنَا الحَاشِرُ الَّذِي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمِي، وَأَنَا العَاقِبُ الَّذِي لَيْسَ بَعْدِي نَبِيٌّ
Saya memiliki beberapa nama: saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al-Mahi (yang menghapus), orang yang Allah utus untuk menghapus kekufuran. Saya Al-Hasyir (yang mengumpulkan), dimana manusia akan dikumpulkan di bawah kakiku. Saya Al-‘Aqib (penghujung), dimana tiada nabi setelahku. (HR. Bukhari 4896 dan Muslim 2354 dan lafal ini dari shahih Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar