Sabtu, 15 Oktober 2016

Ijma ulama' orang kafir tidak boleh jadi pemimpin


Imam An-Nawawi menukil perkataan Al-Qadhi Iyadh:

أَجْمَعَ الْعُلَمَاءُ عَلَى أَنَّ الْإِمَامَةَ لَا تَنْعَقِدُ لِكَافِرٍ وَعَلَى أَنَّهُ لَوْ طَرَأَ عَلَيْهِ الْكُفْرُ انْعَزَلَ
“Para ulama telah berijma bahwasanya kepemimpinan tidak akan sah terjadi untuk orang yang kafir. Dan seandainya timbul dari dirinya kekufuran, maka dia harus dilengserkan” (Syarh Shahih Muslim 12/229)
Ini imam An-Nawawi yang menukilnya dari Al-Qadhi Iyaadh rahimahumallah.
Bukan hanya itu, Ibnu Hazm rahimahullah juga mengatakan:

وَاتَّفَقُوا أَن الامامة لَا تجوز لامْرَأَة وَلَا لكَافِر وَلَا لصبي لم يبلغ وانه لَا يجوز ان يعْقد لمَجْنُون
“Dan para ulama telah bersepakat bahwasanya kepemimpinan tidak boleh untuk wanita, orang kafir, dan anak kecil yang belum baligh dan bahwasanya kepemimpinan tidak boleh pula untuk orang yang gila” (Maraatib Al-Ijmaa’ 1/126)

Tidak ada komentar: