قال مالك: لا، والله حتى يصيب الحق، ما الحق إلا واحد، قولان مختلفان يكونان صوابًا جميعًا؟ ما الحق والصواب إلا واحد. Imam Malik berkata “Tidak,demi Allah, hingga ia mengambil yang benar. Kebenaran itu hanya satu. Dua pendapat yang berbeda tidak mungkin keduanya benar, sekali lagi kebenaran itu hanya satu
Rabu, 21 Mei 2014
hukum pengumuman kematian di masjid
Pertanyaan:
ما حكم إعلان وفاة العلماء وغيرهم عبر الانترنت وعبر وسائل الإعلام هل هذا نعي أم لا ؟
“Apa hukumnya mengumumkan wafatnya seorang ulama dan yang lainnya via internet dan media informasi. Apakah ini termasuk na’yu ataukan bukan ?”.
Asy-Syaikh Shaalih Al-Fauzaan hafidhahullah menjawab:
الإخبار عن وفاة المسلم لأجل أن يدعى له ويصلى عليه لا بأس به وليس هو من باب النعي المحرم لأن النبي صلى الله عليه وسلم لما مات النجاشي رضي الله عنه أخبر أصحابه بأنه مات وخرج هو وأصحابه وصلى عليه صلاة الغائب فالإخبار عن موت ميت سواء في الصحف أو في المساجد أو في الانترنت الإخبار عنه بغرض الدعاء له والصلاة عليه لا بأس به أو بغرض إن كان له حق أو دين يأتي ويستوفي حقه لابأس بذلك أما الإخبار عنه من باب الجزع هذا لايجوز لأنه نياحة
“Pengkhabaran tentang wafatnya seorang muslim dalam rangka mendoakannya dan menyolatkannya, maka tidak mengapa. Perbuatan itu tidak termasuk katagori na’yu yang diharamkan, karena Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam ketika An-Najaasyiy radliyallaahu ‘anhu meninggal, beliau mengkhabarkannya para shahabatnya bahwa ia (An-Najaasyiy) telah meninggal. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat keluar untuk melaksanakan shalat ghaib. Maka mengkhabarkan tentang kematian seseorang, apakah itu via koran, MASJID, atau internet dengan tujuan mendoakannya dan menyolatkannya, maka tidak mengapa. Atau hal itu dengan tujuan seandainya ada seseorang yang mempunyai hak atau hutang sehingga ia datang untuk mendapatkan haknya (kepada ahli waris orang yang meninggal), maka itu tidak mengapa. Adapun pengkhabaran tentang kematian dalam rangka penyampaian duka cita, maka ini tidak diperbolehkan karena termasuk niyaahah (meratap)” [Al-Ijaabatul-Muhimmah fil-Masyaakilil-Mulimmah 2/19].
syubhat : Al Muwafaq dalam kitabnya At Tajj wal Iklil li Mukhtashor Kholil berkata, ia mendengar Ibnul Qasim di mana ia berkata bahwa Imam Malik ditanya mengenai pengumuman berita kematian lewat pintu-pintu masjid, ia pun tidak suka. Begitu pula dengan BERTERIAK di masjid mengenai kematian seseorang, itu pun tidak dibolehkan. Ia katakan, “Seperti itu tidak ada kebaikan.” Ia juga berkata, “Tidak mengapa jika ia berkeliling di majelis lalu mengabarkan berita tersebut tanpa mengeraskan suara.” (Dinukil dari Fatwa Islam Web)
JAWAB : apa iya di masyarakat kita pengumumannya sambil teriak-teriak???.kalau soal keras ya keraslah namanya juga pakai speaker.adapun teriakan ala jahiliyyah kita sepakat keharamannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar