Rabu, 07 September 2016

Gubernur kafir itu musibah


Allah menjelaskan dalam al-Quran, bahwa salah satu cara Allah memberi hukuman hamba-Nya adalah dengan Allah tunjuk orang dzalim untuk menjadi pemimpin mereka. Orang yang tindakannya selalu menyakiti hati rakyatnya. Menantang rakyatnya, dst.

Allah berfirman,

وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Demikianlah Kami jadikan sebagian orang zalim menjadi penguasa bagi sebagian orang zalim lainnya disebabkan dosa yang mereka kerjakan. (QS. al-An’am: 129)

Al-baghawi menyebutkan riwayat dari Ibnu Abbas,

أن الله تعالى إذا أراد بقوم خيرا ولى أمرهم خيارهم ، وإذا أراد بقوم شرا ولى أمرهم شرارهم

Bahwa apabila Allah menghendaki kebaikan bagi satu kaum, maka Allah serahkan urusan mereka kepada orang terbaik di kalangan mereka (Allah tunjuk pemimpin yang baik). Dan jika Allah menghendaki keburukan pada satu kaum, Allah serahkan urusan mereka kepada orang terjahat di tengah mereka. (Tafsir al-Baghawi, 3/189)

Keterangan ini juga disampaikan al-Qurthubi dalam tafsirnya,

وهذا تهديد للظالم إن لم يمتنعْ من ظلمِه سلَّطَ اللهُ عليه ظالمًا آخر. ويدخلُ في الآيةِ جميعُ مَن يظلمُ نفسَه أو يظلِمُ الرَّعيَّة ، أو التَّاجرُ يظلمُ النَّاسَ في تجارتِه أو السَّارقُ وغيرُهم

Ini ancaman bagi setiap orang yang dzalim, selama mereka tidak menghentikan kedzalimannya, maka Allah akan tunjuk orang dzalim lainnya yang akan menindasnya. Termasuk dalam ayat, semua orag yang mendzalimi dirinya atau mendzalimi rakyatnya atau pedagang yang mendzalimi konsumen dalam berdagang, atau pencuri atau yang lainnya. (Tafsir al-Qurthubi, 7/85)

Seperti itulah bagaimana Allah memberi peringatan bagi hamba-Nya, agar mereka sadar diri. Kedzaliman dibalas dengan kedzaliman, bukan dari orang yang didzalimi, tapi dari orang lain. Termasuk kedzaliman dalam berdagang.

Dalam hadis dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَا بَخَسَ قَوْمٌ الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِلا أُخِذُوا بِالسِّنِينَ ، وَشِدَّةِ الْمُؤْنَةِ ، وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ

Apabila masyarakat suka mengurangi takaran dan timbangan, maka mereka akan dihukum dengan kelaparan, susah mendapatkan penghasilan, dan kedzaliman dari pemimpin yang arogan. (HR. Ibnu Majah 4155, Thabrani dalam al-Ausath 4671, dan al-Baihaqi dalam Syuabul Iman 3041).

Saatnya kaum muslimin yang hidup di wilayah ini mulai introspeksi serius, mengapa sampai Allah menguji mereka dengan keberadaan pemimpin yang arogan semacam ini.

Dan jangan lupakan banyak istighfar, serta memperbanyak doa,

اللَّهُمَّ لاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا

Ya Allah, jangan engkau serahkan kepemimpinan wilayah kami kepada orang yang tidak mengasihi kami. (HR. Turmudzi 3841)

Tidak ada komentar: