Rabu, 28 September 2016

AJARKAN ANAK BERDOA KEPADA ALLAH AZZA WA JALLA


Kita semua telah mengetahui banyak hal tentang keutamaan doa. Berdoa adalah ibadah yang paling mudah mengidentifikasikan penghambaan diri seorang manusia. Bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan bahwa doa adalah ibadah. Dan karena keagungan makna ibadah dalam berdoa sampai Allah Azza wa Jalla murka terhadap orang-orang yang meninggalkan ibadah agung ini. Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Rabmu berkata, “Berdoalah kepada-Ku, sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari berdoa kepada-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina. [Ghâfir/40:60]

Dengan demikian, maka diantara sekian banyak petunjuk Islam yang sepatutnya diajarkan oleh kedua orang tua kepada anaknya adalah penanaman pada diri mereka untuk selalu bertauhid, berserah diri kepada Allah Azza wa Jalla , berdoa dan memohon hanya kepada Allah Azza wa Jalla dalam segala hal.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menggariskan keteladanan yang baik saat beliau menanamkan kemuliaan doa pada diri kemenakannya, ‘Abdullah bin `Abbâs Radhiyallahu anhuma yang masih berusia belia. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya, "Wahai anak kecil, sungguh aku akan mengajarkanmu beberapa kalimat; "Jagalah (hukum) Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Peliharalah (hak) Allah , maka engkau akan mendapatkan (pertolongan) Allah di hadapanmu. Jika engkau meminta (berdoa), maka memintalah hanya kepada Allah. Dan jika engkau mencari pertolongan, maka mintalah pertolongan dari Allah. Ketahuilah, sesungguhnya apabila semua manusia berkumpul untuk memberikanmu suatu manfaat, maka tidaklah hal itu terjadi melainkan apa yang telah Allah tetapkan bagimu. Dan apabila mereka bersatu untuk mencelakakannmu dengan sesuatu, maka mereka tiada dapat melakukannya melainkan apa yang telah Allah tentukan untukmu. Pena telah terangkat dan lembaran (takdir) telah mengering [Shahîh Sunan at-Tirmidzi no: 2043]

Dalam hadits ini, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menanamkan keagungan nilai tauhid kepada diri Ibnu `Abbâs c yang masih belia. Mengajarkannya untuk berdoa kepada Allah Azza wa Jalla dan meminta pertolongan hanya kepada-Nya, karena memang hanya Allah Azza wa Jalla semata Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Jika wasiat semacam ini diberikan oleh insan terbaik kepada seseorang yang termasuk generasi terbaik, sudah sepatutnyalah di zaman seperti sekarang ini, para orang tua lebih tertuntut memperhatikan prinsip-prinsip yang dapat menguatkan kedekatan putera-puteri mereka dengan Allah Azza wa Jalla . Bayangkanlah seandainya setiap kita (setiap orang tua) melakukan kepada anak kita sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kemenakannya.

Tidak kalah menarik, kisah percakapan yang terjadi antara seorang putera Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bernama ‘Abdurrahmân bin Abi Bakrah Radhiyallahu anhu dengan sang ayah, Abi Bakrah Radhiyallahu anhu. ‘Abdurahmân berkara kepada ayahnya:

“Wahai ayah, setiap hari aku mendengarmu melantunkan doa

اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ دِيْنِيْ اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

(Ya Allah, selamatkanlah aku dalam agamaku, lindungilah aku dalam pendengaran dan penglihatanku, tiada ilâh yang berhak diibadahi selain Engkau)

dan ayah mengulanginya tiga kali pada waktu pagi dan petang. Demikian pula, setiap hari ayah membaca dan mengulanginya tiga kali di pagi dan petang (doa berikut)

اللَّهُمَّ إِنَّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقِْرِ اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ 

(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kemiskinan. Aku berlindung kepada Engkau dari adzab kubur, tiada tuhan yang berhak untuk disembah selain Engkau)”.

Abu Bakrah Radhiyallahu anhu menjawab, "Ya, benar wahai anakku. Sungguh aku telah mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membacanya, maka dengan suka-cita aku meneladani petunjuk beliau. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyampaikan doa bagi seseorang yang tengah dalam kesulitan besar (yang berbunyi):

اللَّهُمّ َرَحْمَتَكَ أَرْجُوْ فَلاَ تَكِلْنِيْ إِلىَ نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ لاَ إِلَهَ إلِاَّ أَنْتَ 

(Ya Allah, kasih sayang-Mu yang aku harapkan, jangan Engkau lepaskan aku sekejap mata pun (bergantung) kepada diriku sendiri. Perbaikilah semua urusanku, (sungguh) tiada ilâh yang berhak untuk diibadahi selain Engkau) [ Lihat Irwâ'ul Ghalîl no: 356-357]

Demikianlah pembelajaran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabat generasi Salaf kepada anak-anak mereka agar selalu dekat dengan Allah Azza wa Jalla , berdoa memohon kepada-Nya dan berharap untuk tidak dibiarkan oleh Allah Azza wa Jalla barang sekejap pun.

Kisah lain yang patut kita teladani adalah yang diriwayatkan dari Abu Na`âmah, dari Ibnu Sa`ad ia berkata, "Ayahku pernah mendengarku berdoa, “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu Jannah, kenikmatannya, keelokannya, … dan seterusnya, … dan seterusnya. Aku berlindung kepada Engkau dari api neraka, rantai-rantainya, belenggu-belenggunya…. maka ayahku berkata, “Wahai anakku, aku pernah mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan ada sekelompok manusia yang berlebihan dalam berdoa". Janganlah engkau menjadi bagian dari mereka. Apabila engkau diberikan Jannah, engkau akan mendapatkannya beserta seluruh kebaikan di dalamnya. Dan apabila engkau diselamatkan dari api neraka, maka engkau akan dilindungi dari apinya dan seluruh kejelekan di dalamnya".[Shahîh Sunan Abi Dâwud no: 1313]

Seorang ulama Salaf berkata, “Aku pernah sakit keras, dan (saat) kondisiku semakin parah, ayahku berkata kepadaku, “Wahai anakku, perbanyaklah berdzikir (berdoa) kepada Allah”.

Cermatilah semua contoh bimbingan ini. Alangkah besar perhatian mereka dalam menguatkan hubungan anak-anak dengan Allah Azza wa Jalla .

Tidak ada komentar: