Minggu, 08 Maret 2020

Pembagian bid'ah jadi 5 itu menurut bahasa



قَوْله صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَكُلّ بِدْعَة ضَلَالَة» هَذَا عَامّ مَخْصُوص، وَالْمُرَاد غَالِب الْبِدَع.
قَالَ أَهْل اللُّغَة: هِيَ كُلّ شَيْء عُمِلَ عَلَى غَيْر مِثَال سَابِق.
قَالَ الْعُلَمَاء: الْبِدْعَة خَمْسَة أَقْسَام: وَاجِبَة، وَمَنْدُوبَة وَمُحَرَّمَة، وَمَكْرُوهَة، وَمُبَاحَة. فَمِنْ الْوَاجِبَة: نَظْم أَدِلَّة الْمُتَكَلِّمِينَ لِلرَّدِّ عَلَى الْمَلَاحِدَة وَالْمُبْتَدِعِينَ وَشِبْه ذَلِكَ. وَمِنْ الْمَنْدُوبَة: تَصْنِيف كُتُب الْعِلْم، وَبِنَاء الْمَدَارِس وَالرُّبُط وَغَيْر ذَلِكَ. وَمِنْ الْمُبَاح: التَّبَسُّط فِي أَلْوَان الْأَطْعِمَة وَغَيْر ذَلِكَ. وَالْحَرَام وَالْمَكْرُوه ظَاهِرَانِ.
وَقَدْ أَوْضَحْت الْمَسْأَلَة بِأَدِلَّتِهَا الْمَبْسُوطَة فِي تَهْذِيب الْأَسْمَاء وَاللُّغَات، فَإِذَا عُرِفَ مَا ذَكَرْته عُلِمَ أَنَّ الْحَدِيث مِنْ الْعَامّ الْمَخْصُوص. وَكَذَا مَا أَشْبَهَهُ مِنْ الْأَحَادِيث الْوَارِدَة، وَيُؤَيِّد مَا قُلْنَاهُ قَوْل عُمَر بْن الْخَطَّاب رَضِيَ اللَّه عَنْهُ فِي التَّرَاوِيح: نِعْمَتْ الْبِدْعَة، وَلَا يَمْنَع مِنْ كَوْن الْحَدِيث عَامًّا مَخْصُوصًا. قَوْله: «كُلّ بِدْعَة» مُؤَكَّدًا (بِكُلِّ)، بَلْ يَدْخُلهُ التَّخْصِيص مَعَ ذَلِكَ، كَقَوْلِهِ تَعَالَى:{تُدَمِّر كُلّ شَيْء}.
“Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Semua bid’ah sesat” adalah lafal yang umum tapi terkhususkan. Dan yang dimaksud adalah mayoritas bid’ah. Ahli bahasa berkata : “Bid’ah adalah seluruh perbuatan yang tanpa ada contoh sebelumnya”. Ulama berkata bahwasanya bid’ah ada 5 macam, wajib, mandub, haram, makruh, dan mubah. Diantara perkara yang wajib adalah pengaturan dalil-dalil ahlul kalam untuk membantah kaum atheis dan para mubtadi’ah dan yang semisalnya. Dan diantara bid’ah yang sunnah/mandub adalah penulisan kitab-kitab ilmu, pendirian madrosah-madrosah dan tempat belajar, dan yang selainnya. Diantara bid’ah yang mubah adalah berlapang dalam memakan makanan aneka ragam jenis makanan dan yang lainnya. Adapun bid’ah yang haram dan makruh maka telah jelas. Jika telah diketahui apa yang telah saya sebutkan maka diketahui bahwasanya hadits tersebut adalah umum tapi terkhususkan, dan demikian juga hadits-hadits yang semisalnya. Ini didukung dengan perkataan Umar bin Al-Khotthoob radhiallahu ‘anhu tentang sholat tarawih “Sebaik-baik bid’ah adalah ini”. Dan sabda Nabi كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ Semua bid’ah sesat” yang ditekankan dengan lafal كُلُّ “semua” tidaklah menghalangi bahwasanya lafal umum tersebut bisa dikhususkan, sebagaimana firman Allah تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ “Maka angin itu menghancurkan segala sesuatu” (Al-Minhaaj Syarh Shahih Muslim 6/154-155)

Tidak ada komentar: