قال مالك: لا، والله حتى يصيب الحق، ما الحق إلا واحد، قولان مختلفان يكونان صوابًا جميعًا؟ ما الحق والصواب إلا واحد. Imam Malik berkata “Tidak,demi Allah, hingga ia mengambil yang benar. Kebenaran itu hanya satu. Dua pendapat yang berbeda tidak mungkin keduanya benar, sekali lagi kebenaran itu hanya satu
Minggu, 08 Maret 2020
Kelemahan dalil mengusap wajah setelah salam/shalat
Hadits tentang mengusap dahi atau wajah setelah salam dari salat diriwayatkan dari Anas bin Malik radiyallahu 'anhu melalui beberapa sanad, diantaranya:
a. Diriwayatkan oleh Ibnu As-Sunniy (364H) dalam kitabnya 'Amal al-yaum wa al-lailah no.112:
قال: أَخْبَرَنَا سَلْمُ بْنُ مُعَاذٍ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ عَنْبَسَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ الْحَوْضِيُّ، حَدَّثَنَا سَلَّامٌ الْمَدَائِنِيُّ، عَنْ زَيْدٍ الْعَمِّيِّ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ قُرَّةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَضَى صَلَاتَهُ مَسَحَ جَبْهَتَهُ بِيَدِهِ الْيُمْنَى، ثُمَّ قَالَ: «أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ، اللَّهُمَّ أَذْهِبْ عَنِّي الْهَمَّ وَالْحَزَنَ»
Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- jika sesesai dari salatnya beliau mengusap dahinya dengan tangan kanan kemudian membaca: "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah yang Maha pemurah dan Maha penyayang, Ya Allah jauhkanlah dari ku beban pikiran dan kesedihan".
Syekh Albaniy –rahimahullah- mengatakan: Sanad hadits ini palsu, yang dicurigai sebagai pemalsunya adalah Sallam Al-Madaainiy Ath-Thawiil[1], ia adalah seorang pembohong.
Dan Zaid Al-'Ammiy[2] juga lemah periwayatannya.
b. Diriwayatkan oleh Ath-Thabaraniy (360H) dalam kitabnya "Al-Mu'jam Al-Ausath" 3/289 no.3178:
قال : حدثنا بكر قال نا عبد الله بن صالح قال نا كثير بن سليم اليشكري عن أنس بن مالك أن النبي صلى الله عليه و سلم كان إذا صلى وفرغ من صلاته مسح بيمينه على رأسه وقال: بسم الله الذي لا إله إلا هو الرحمن الرحيم اللهم أذهب عني الهم والحزن
Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- jika salat dan sesesai dari salatnya beliau mengusap kepalanya dengan tangan kanan kemudian membaca: "Dengan nama Allah yang tiada Tuhan yang berhak disembah selain Dia yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Ya Allah jauhkanlah dari ku beban pikiran dan kesedihan".
Syekh Albaniy mengatakan: Sanad hadits ini sangat lemah karena Katsiir bin Sulaim[3]; Imam Bukhari dan Abu Hatim mengatakan: Periwayatan haditsnya mungkar (sangat lemah). An-Nasa'i dan Al-Azdiy mengatakan: Periwayatan haditsnya ditolak (matruuk).
Diriwayatkan juga oleh Ibnu 'Adiy (365H) dalam kitabnya "Al-Kaamil" 6/64:
قال : حدثنا بن ذريح ثنا جبارة ثنا كثير عن أنس كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا قضى صلاته مسح جبهته بيمينه ثم يقول : بسم الله الذي لا إله غيره اللهم أذهب عني الهم والحزن ثلاثا
Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- ketika sesesai dari salatnya beliau mengusap dahinya dengan tangan kanan kemudian membaca: "Dengan nama Allah yang tiada Tuhan yang berhak disembah selain-Nya, Ya Allah jauhkanlah dari ku beban pikiran dan kesedihan" tiga kali.
Syekh Albaniy mengatakan: Katsiir bin Sulaim, periwayatan haditsnya lemah. Begitu pula dengan Jubaarah bin Al-Mugallis[4], bahkan ia lebih lemah dari Katsiir karena sebagian ulama menuduhnya sebagai pembohong.
[Lihat silsilah hadits dhaif karya syekh Albaniy no.660, 1058]
c. Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim Al-Ashbahaniy (430H) dalam kitabnya "Akhbaar Ashbahaan" 2/104:
قال : ثنا عبد الرحمن بن محمد بن حماد الطهراني ، ثنا الحسن بن يزيد الجصاص ، ثنا داود بن المحبر ، ثنا العباس بن رزين مصطفى السلمي ، عن جلاس بن عمرو ، عن ثابت البناني ، عن أنس بن مالك ، قال : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا قضى صلاته مسح جبهته بكفه اليمنى ، ثم أمرها على وجهه حتى يأتي بها على لحيته ويقول : « بسم الله الذي لا إله إلا هو عالم الغيب والشهادة الرحمن الرحيم ، اللهم أذهب عني الغم والحزن والهم ، اللهم بحمدك انصرفت وبذنبي اعترفت ، أعوذ بك من شر ما اقترفت ، وأعوذ بك من جهد بلاء الدنيا ومن عذاب الآخرة »
Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- jika salat dan sesesai dari salatnya beliau mengusap dahinya dengan telapak tangan kanannya, kemudian meneruskannya mengusap wajah sampai jenggetnya, kemudian membaca: "Dengan nama Allah yang tiada Tuhan yang berhak disembah selain Dia, Yang mengetahui yang gaib dan nyata, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Ya Allah .. jauhkanlah dari ku kesulitan, kesedihan, dan beban pikiran, Ya Allah .. dengan pujian-Mu aku selesai salat, dan dengan dosa-dosaku aku mengakui, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang aku lakukan, dan aku berlilndung kepada-Mu dari sulitnya cobaan dunia dan siksaan akhirat".
Syekh Albaniy mengatakan: Sanad hadits ini palsu, diantara perawinya ada Daud bin Al-Muhabbar[5] seorang pembohong.
Dan Al-'Abbas bin Raziin As-Sulamiy; aku tidak mengetahuinya.
[Lihat silsilah hadits dhaif karya syekh Albaniy no.1059]
d. Diriwayatkan oleh Aslam Al-Wasithiy (292H) dalam kitab "Taarikh Waasith" halaman 130:
قال : ثنا عمار بن خالد عن محمد بن يزيد عن عنبسة بن عبد الواحد الواسطي عن عمرو بن قيس قال : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم اذا انصرف من صلاته مسح جبهته بيده اليمنى وقال : بسم الله الذي لا إله إلا هو عالم الغيب والشهادة الرحمن الرحيم اللهم ، أذهب عني الهم والحزن
Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- jika salat dan sesesai dari salatnya beliau mengusap dahinya dengan tangan kanannya, kemudian membaca: "Dengan nama Allah yang tiada Tuhan yang berhak disembah selain Dia, Yang mengetahui yang gaib dan nyata, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Ya Allah .. jauhkanlah dari ku beban pikiran, dan kesedihan".
Syekh Albaniy mengatakan: Sanad hadits ini lemah dan terputus (mursal), Amru bin Qais[6] adalah seorang tabi'iy (tidak bertemu dengan Rasulullah).
Dan 'Anbasah bin Abdu Al-Waahid Al-Wasithiy, aku tidak mendapatkan biografinya.
[Lihat silsilah hadits dhaif karya syekh Albaniy no.3904]
[1] Lihat biografi Sallam Al-Madaainiy dalam kitab: Adh-Adhu'afaa' karya Al-Bukhariy hal.57, Adh-Adhu'afaa' karya Al-'Uqailiy 3/419, Al-Jarh wa At-Ta'diil karya Ibnu Abi Hatim 4/260, Al-Majruuhiin karya Ibnu Hibbaan 1/339, Al-Kaamil karya Ibnu 'Adiy 3/299, Adh-Adhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 2/6, Miizaan Al-I'tidaal karya Adz-Dzahabiy 3/252, Taqriib At-Tahdziib karya Ibnu Hajar hal.261.
[2] Lihat biografi Zaid Al-'Ammiy dalam kitab: Adh-Adhu'afaa' karya Al-'Uqailiy 3/145, Al-Jarh wa At-Ta'diil 3/560, Al-Majruuhiin 1/309, Al-Kaamil 3/198, Adh-Adhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 1/305, Miizaan Al-I'tidaal 3/151, Taqriib At-Tahdziib hal.223 .
[3] Lihat biografi Katsiir bin Sulaim dalam kitab: Adh-Adhu'afaa' karya An-Nasa'i hal.229, Adh-Adhu'afaa' karya Al-'Uqailiy 7/309, Al-Jarh wa At-Ta'diil 7/152, Al-Majruuhiin 2/223, Adh-Adhu'afaa' karya Abu Nu'aim hal.133, Adh-Adhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 3/23, Miizaan Al-I'tidaal 5/489, Taqriib At-Tahdziib hal.459 .
[4] Lihat biografi Jubarah bin Al-Mugallis dalam kitab: Adh-Adhu'afaa' karya Al-'Uqailiy 1/206, Al-Jarh wa At-Ta'diil 2/550, Al-Majruuhiin 1/221, Al-Kaamil 2/180, Adh-Adhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 1/165, Miizaan Al-I'tidaal 2/111, Taqriib At-Tahdziib hal.137 .
[5] Lihat biografi Daud bin Al-Muhabbar dalam kitab: Adh-Adhu'afaa' karya Al-Bukhariy hal.45, Adh-Adhu'afaa' karya Al-'Uqailiy 2/35, Al-Jarh wa At-Ta'diil 3/424, Al-Majruuhiin 1/291, Al-Kaamil 3/98, Adh-Adhu'afaa' karya Abu Nu'aim hal.78, Adh-Adhu'afaa' karya Ibnu Al-Jauziy 1/267, Miizaan Al-I'tidaal 3/33, Taqriib At-Tahdziib hal.200 .
[6] Lihat biografi 'Amru bin Qais dalam kitab: Tahdziib Al-Kamaal karya Al-Mizziy 22/195, Al-Kaasyif karya Adz-Dzahabiiy 2/86, Taqriib At-Tahdziib hal.426.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar