si
mbah berkata : Menentukan amal shaleh dengan hari-hari tertentu,
hukumnya jelas boleh dan tidak dilarang berdasarkan hadits shahih
berikut ini:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِي مَسْجِدَ
قُبَاءٍ كُلَّ سَبْتٍ مَاشِيًا وَرَاكِبًا وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ يَفْعَلُهُ
Ibnu Umar radhiyallahu
‘anhuma berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam selalu mendatangi
Masjid Quba’ setiap hari Sabru dengan berjalan kaki dan menaiki
kendaraan.” Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu juga selalu
melakukannya.” (HR al-Bukhari).
Berdasarkan hadits tersebut, al-Hafizh Ibnu Hajar berkata:
وفي هذا الحديث على اختلاف طرقه دلالة على جواز تخصيص بعض الأيام ببعض الأعمال الصالحه والمداومه على ذلك
“Hadits ini dengan jalur-jalurnya yang berbeda-beda menjadi dalil
bolehnya menentukan sebagian hari-hari dengan sebagian amal shaleh dan
melakukannya secara rutin.” (Al-Hafizh Ibnu Hajar, Fathul-Bariy juz 3
hal. 69).
JAWAB : orang awam yg gak belajar ushul tentu dg mudah tertipu artikel potongan seperti itu.
tentu semua itu ada asbabul wurudnya mbah,ada latar belakang syar'i bukan sengaja mengkhususkan tanpa alasan syar'i.
al-hafidz ibnu hajar berkata :
إنما كان لمواصلة الأنصار وتفقد حالهم وحال من تأخر منهم عن حضور الجمعة معه وهذا هو السر في تخصيص ذلك بالسبت
artinya : sesungguhnya itu dilakukan karena untuk menyambung hubungan
dengan kaum anshor,karena merasa kehilangan dari kabar keadaan mereka
dan orang islam setelah mereka dari menghadiri sholat jum'ah bersama
beliau dan inilah rahasia didalam pengkhususan nabi hari sabtu (fathul
bariy juz 3 hal 69)
sekarang bandingkan,apakah mereka mengkhususkan
hari ke-7,40 dst itu ada alasan syar'inya atauuu hanyalah karangan hawa
nafsu mereka ???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar