Selasa, 22 Maret 2016

misteri peracun al hasan cucu nabi muhammad

SIAPAKAH YANG TELAH MERACUNI AL-HASAN BIN ALI?
Sejarah mencatat bahwa Al-Hasan meninggal karena diracun. Menurut sebuah riwayat bahwa Hasan bin Ali semoga Allah meridhai mereka, meninggal karena diracun oleh istrinya Ja’dah binti Al-Asy’ats. Riwayat lain mengatakan bahwa Mu'awiyah lah yang telah menyuruh Ja’dah untuk meracun Hasan bin Ali. Hal ini dilakukan karena Mu’awiyah suka terhadap Ja’dah dan berjanji dia akan menikahi Ja’dah sepeninggal Hasan. Ada juga riwayat yang mengatakan bahwa Yazid bin Muawiyah lah yang telah menyuruh seluruh pembantu Hasan untuk menaruh racun di makanan dan minuman Hasan.
Itu hanyalah tuduhan syiah terlaknat yg hanya berdasar prasangka semata.





قال ابن تيمية-رحمه الله- في منهاج السنة: وَأَمَّا قَوْلُهُ: (يعني ابن المطهر الحّشلي الرافضي): " إِنَّ مُعَاوِيَةَ سَمَّ الْحَسَنَ ". فَهَذَا مِمَّا ذَكَرَهُ بَعْضُ النَّاسِ، وَلَمْ يَثْبُتْ ذَلِكَ بِبَيِّنَةٍ شَرْعِيَّةٍ، أَوْ إِقْرَارٍ مُعْتَبَرٍ، وَلَا نَقْلٍ يُجْزَمُ بِهِ. وَهَذَا مِمَّا لَا يُمْكِنُ الْعِلْمُ بِهِ، فَالْقَوْلُ بِهِ قَوْلٌ بِلَا عِلْمٍ. وَقَدْ رَأَيْنَا فِي زَمَانِنَا مَنْ يُقَالُ عَنْهُ: إِنَّهُ سُمَّ، وَمَاتَ مَسْمُومًا مِنَ الْمُلُوكِ وَغَيْرِهِمْ، وَيَخْتَلِفُ النَّاسُ فِي ذَلِكَ، حَتَّى فِي نَفْسِ الْمَوْضِعِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ ذَلِكَ الْمَلِكُ، وَالْقَلْعَةِ الَّتِي مَاتَ فِيهَا، فَتَجِدُ كُلًّا مِنْهُمْ يُحَدِّثُ بِالشَّيْءِ بِخِلَافِ مَا يُحَدِّثُ بِهِ الْآخَرُ، وَيَقُولُ: هَذَا سَمَّهُ فُلَانٌ، وَهَذَا يَقُولُ: بَلْ سَمَّهُ غَيْرُهُ؛ لِأَنَّهُ جَرَى كَذَا، وَهِيَ وَاقِعَةٌ فِي زَمَانِكَ، وَالَّذِينَ كَانُوا فِي قَلْعَتِهِ هُمُ الَّذِينَ يُحَدِّثُونَكَ. وَالْحَسَنُ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - قَدْ نُقِلَ عَنْهُ أَنَّهُ مَاتَ مَسْمُومًا. وَهَذَا مِمَّا يُمْكِنُ أَنْ يُعْلَمَ، فَإِنَّ مَوْتَ الْمَسْمُومِ لَا يَخْفَى، لَكِنْ يُقَالُ: إِنَّ امْرَأَتَهُ سَمَّتْهُ. وَلَا رَيْبَ أَنَّهُ مَاتَ بِالْمَدِينَةِ، وَمُعَاوِيَةُ بِالشَّامِ، فَغَايَةُ مَا يَظُنُّ الظَّانُّ أَنْ يُقَالَ: إِنَّ مُعَاوِيَةَ أَرْسَلَ إِلَيْهَا، وَأَمَرَهَا بِذَلِكَ. وَقَدْ يُقَالُ: بَلْ سَمَّتْهُ امْرَأَتُهُ لِغَرَضٍ آخَرَ مِمَّا تَفْعَلُهُ النِّسَاءُ; فَإِنَّهُ كَانَ مِطْلَاقًا لَا يَدُومُ مَعَ امْرَأَةٍ. وَقَدْ قِيلَ: إِنَّ أَبَاهَا الْأَشْعَثَ بْنَ قَيْسٍ أَمَرَهَا بِذَلِكَ; فَإِنَّهُ كَانَ يُتَّهَمُ بِالِانْحِرَافِ فِي الْبَاطِنِ عَنْ عَلِيٍّ، وَابْنِهِ الْحَسَنِ. وَإِذَا قِيلَ: إِنَّ مُعَاوِيَةَ أَمَرَ أَبَاهَا، كَانَ هَذَا ظَنًّا مَحْضًا. وَالنَّبِيُّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ: «إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ» (رواه البخاري) .
وَبِالْجُمْلَةِ فَمِثْلُ هَذَا لَا يُحْكَمُ بِهِ فِي الشَّرْعِ بِاتِّفَاقِ الْمُسْلِمِينَ، فَلَا يَتَرَتَّبُ عَلَيْهِ أَمْرٌ ظَاهِرٌ: لَا مَدْحٌ وَلَا ذَمٌّ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ. ثُمَّ إِنَّ الْأَشْعَثَ بْنَ قَيْسٍ مَاتَ سَنَةَ أَرْبَعِينَ، وَقِيلَ: سَنَةَ إِحْدَى وَأَرْبَعِينَ، وَلِهَذَا لَمْ يُذْكَرْ فِي الصُّلْحِ الَّذِي كَانَ بَيْنَ مُعَاوِيَةَ وَالْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ، فِي الْعَامِ الَّذِي كَانَ يُسَمَّى عَامَ الْجَمَاعَةِ، وَهُوَ عَامُ أَحَدٍ وَأَرْبَعِينَ، وَكَانَ الْأَشْعَثُ حَمَا الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ، فَلَوْ كَانَ شَاهِدًا لَكَانَ يَكُونُ لَهُ ذِكْرٌ فِي ذَلِكَ، وَإِذَا كَانَ قَدْ مَاتَ قَبْلَ الْحَسَنِ بِنَحْوِ عَشْرِ سِنِينَ، فَكَيْفَ يَكُونُ هُوَ الَّذِي أَمَرَ ابْنَتَهُ أَنْ تَسُمَّ الْحَسَنَ؟ وَاللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعْلَمُ بِحَقِيقَةِ الْحَالِ، وَهُوَ يَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِهِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ. فَإِنْ كَانَ قَدْ وَقَعَ شَيْءٌ مِنْ ذَلِكَ، فَهُوَ مِنْ بَابِ قِتَالِ بَعْضِهِمْ بَعْضًا كَمَا تَقَدَّمَ، وَقِتَالُ الْمُسْلِمِينَ بَعْضِهِمْ بَعْضًا بِتَأْوِيلٍ، وَسَبُّ بَعْضِهِمْ بَعْضًا بِتَأْوِيلٍ، وَتَكْفِيرُ بَعْضِهِمْ بَعْضًا بِتَأْوِيلٍ: بَابٌ عَظِيمٌ، وَمَنْ لَمْ يَعْلَمْ حَقِيقَةَ الْوَاجِبِ فِيهِ وَإِلَّا ضَلَّ. انتهى
Sebenarnya, Hasan tidak tahu, siapa yang telah meracuni dirinya. Begitu pula dengan Husein. Husein tidak tahu, siapa yang telah meracuni saudaranya itu. Karena pada saat Hasan sedang sakaratul maut, datanglah Husein dan bertanya kepadanya, “Wahai saudaraku, siapakah yang telah meracunmu?” Hasan, “Untuk apa engkau menanyakan hal ini? Apakah untuk menuntut balas/qisas?” Husein, “Iya!” Hasan, “Biarkan saja nanti di hadapan Allah , saya dan dia akan beradu argumentasi. Biarlah Allah  yang menghukumnya!” Dari sini sudah bisa disimpulkan, jika Hasan sendiri tidak mengetahui secara pasti, siapa yang telah meracunnya. Demikian juga dengan Husein. Andai saja Husein tahu dengan pasti orang yang telah meracun Hasan, tentu Husein akan menuntut balas. 
Al hasan pun tidak pernah menyebutkan siapa peracunnya.jadi itu hanyalah bualan syiah.demikian dijelaskan pakar sejarah ibnu katsir dan imam adzdzahabi.


وقد ذكر ابن كثير أيضاً أنه: لَمَّا حَضَرَتْهُ الْوَفَاةُ قَالَ الطبيب وهو يختلف إليه: هذا رجل قَطَّعَ السُّمُّ أَمْعَاءَهُ، فَقَالَ الْحُسَيْنُ: يَا أَبَا مُحَمَّدٍ؛ أَخْبِرْنِي مَنْ سَقَاكَ؟ قَالَ: وَلِمَ يَا أَخِي؟ قَالَ: أَقْتُلُهُ وَاللَّهِ قَبْلَ أَنْ أَدْفِنَكَ، ولا أَقْدِرَ عَلَيْهِ، أَوْ يَكُونُ بِأَرْضٍ أَتَكَلَّفُ الشُّخُوصَ إِلَيْهِ. فَقَالَ: يَا أَخِي إِنَّمَا هَذِهِ الدُّنْيَا لَيَالٍ فَانِيَةٌ، دَعْهُ حَتَّى أَلْتَقِيَ أَنَا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ، وَأَبَى أَنْ يُسَمِّيَهُ. اهـ.
وسياق الذهبي في تاريخه لقصة موته يدل على أنه -رحمه الله- لم يجزم بمن سمّه: قال ابْنِ عَوْنٍ، عَنْ عُمَيْرِ بْنِ إِسْحَاقَ، قَالَ: عُدْنَا الْحَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ قَبْلَ مَوْتِهِ، فَقَامَ وَخَرَجَ مِنَ الْخَلَاءِ فَقَالَ: إِنِّي وَاللَّهِ قَدْ لَفَظْتُ طَائِفَةً مِنْ كَبِدِي قَلّبْتُهَا بِعُودٍ، وَإِنِّي قَدْ سُقِيتُ السُّمَّ مِرَارًا، فَلَمْ أُسْقَ مِثْلَ هَذَا قَطُّ، فَحَرَّضَ بِهِ الْحُسَيْنُ أَنْ يُخْبِرَهُ مَنْ سَقَاهُ، فَلَمْ يُخْبِرْهُ وَقَالَ: اللَّهُ أَشَدُّ نِقْمَةً إِنْ كَانَ الَّذِي أَظُنُّ، وَإِلَّا فَلَا يقتل بي، والله، بريء. انتهى.
Yang menjadi pertanyaan adalah, “Dari mana orang-orang tahu jika Ja’dah lah yang telah meracun Hasan?” Atau, “Apakah betul, jika Muawiyah lah orangnya yang telah meracun Hasan?”
Jawabannya, Pertama, “Mana mungkin seorang isteri tega meracun suaminya yang saleh. Jika hal ini benar-benar terjadi, maka seorang isteri seperti ini layak mendapatkan laknat dari Allah. para malaikat dan seluruh manusia.Sesungguhnya Ja’dah binti Al-Asy’ats bin Qais tidak memerlukan kekayaan atau jabatan sehingga dia tergiur oleh tawaran Muawiyah untuk membunuh suaminya Hasan bin Ali karena Muawiyah akan memberinya kekayaan. Karena Hasan adalah orang yang paling baik di zamannya. Karena Hasan adalah cucu Rasulullah, ibunya Fathimah binti Rasulullah dan ayahnya, yaitu Ali bin Abi Thalib merupakan salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga dan merupakan khalifah yang keempat. Apakah mungkin Ja’dah mau meracun Hasan dan kemudian dia menikah dengan Muawiyah?”
Kedua, “Apakah mungkin Muawiyah yang telah diberi tahta kekuasaan oleh Hasan, justru dia mengucapkan rasa terima kasihnya dengan meracun orang yang telah memberinya kekuasaan? Ini juga tidak mungkin, karena hubungan antara Muawiyah dengan Hasan sangat terjaga dengan baik. Tidak ada api permusuhan di antara keduanya. Oleh karena itu,makanya Hasan rela mengalah memberikan tampuk kekuasaan yang telah diamanahkan penduduk Kufah kepada Muawiyah demi menjaga keamanan dan supaya pertumpahan darah di antara sesama muslim tidak terjadi lagi.”
Kisah bahwa peracunnya yazid adalah tidak shohih apalagi muawiyah itu tidak.demikian ibnu katsir menjelaskan:

قال ابن كثير في البداية والنهاية: وَرَوَى بَعْضُهُمْ أَنَّ يَزِيدَ بْنَ مُعَاوِيَةَ بَعْثَ إِلَى جَعْدَةَ بِنْتِ الْأَشْعَثِ أَنْ سُمِّي الْحَسَنَ، وَأَنَا أَتَزَوَّجُكِ بَعْدَهُ، فَفَعَلَتْ، فَلَمَّا مَاتَ الْحَسَنُ بَعَثَتْ إِلَيْهِ فَقَالَ: إِنَّا وَاللَّهِ لَمْ نَرْضَكِ لِلْحَسَنِ، أَفَنَرْضَاكِ لِأَنْفُسِنَا؟ وَعِنْدِي أَنَّ هَذَا لَيْسَ بِصَحِيحٍ، وَعَدَمُ صِحَّتِهِ عَنْ أَبِيهِ مُعَاوِيَةَ بِطَرِيقِ الْأُولَى والأحرى. اهـ.
Kisah ini sesungguhnya telah menampar wajah para pengikut Syiah yang berkeyakinan jika para imam mereka itu adalah maksum dan mereka mengetahui alam gaib sampai mereka mengetahui kapan mereka meninggal dunia. Pertanyaan, “Apakah benar Hasan tahu akan ajalnya? Jika beliau sudah tahu ajalnya adalah diracun pada hari A dan di kota A misalnya, maka dia seharusnya bisa selamat dengan cara pergi jauh dari kota A atau pergi sebelum hari A tiba. Bukankah begitu?”
Jangan tertipu oleh gerombolan penipu syiah

Tidak ada komentar: