Hari raya agama lain di Indonesia antara hari raya natal, hari raya nyepi, hari valentine (satu bulan lagi) dan lain-lain. Menurut madzhab Syafi’i, mengucapkan selamat hari raya orang-orang kafir hukumnya adalah haram.
Al-Imam al-Damiri berkata dalam al-Najm al-Wahhaj fi Syarh al-Minhaj juz 9 hlm 244:
Al-Imam al-Ramli al-Kabir berkata dalam Hasyiyah Asna al-Mathalib:
Demikian pernyataan al-Imam Kamaluddin al-Damiri dalam al-Najm al-Wahhaj fi Syarh al-Minhaj juz 9 hlm 244. Pernyataan senada juga disampaikan oleh al-Imam al-Ramli al-Kabir dalam Hasyiyah Asna al-Mathalib juz 4 hlm 162, al-Imam al-Khathib al-Syirbini dalam Mughni al-Muhtaj ila Ma’rifati Ma’ani Alfazh al-Minhaj juz 4 hlm 194 dan al-Imam al-Syarwani dalam Hawasyi Tuhfah al-Muhtaj juz 9 hlm 191.
تِتِمَّةٌ: يُعَزَّرُ مَنْ وَافَقَ الْكُفَّارَ فِيْ أَعْيَادِهِمْ،
وَمَنْ يُمْسِكُ الْحَيَّةَ، وَيَدْخُلُ النَّارَ وَمَنْ قَالَ لِذِمِّيٍّ:
يَا حَاجُّ، وَمَنْ هَنَّأَهُ بِعِيْدٍ، وَمَنْ سَمَّى زَاِئَر قُبُوْرَ
الصَّالِحِيْنَ حَاجًّا، وَالسَّاعِيْ بِالنَّمِيْمَةِ؛ لِكَثْرَةِ
إِفْسَادِهَا بَيْنَ النَّاسِ، قَالَ يَحْيَى بْنُ أَبِيْ كَثِيْرٍ:
يُفْسِدُ النَّمَّامُ فِيْ سَاعَةٍ مَا لاَ يُفْسِدُهُ السَّاحِرُ فِيْ
سَنَةٍ.
Penyempurna: Harus dita’zir (diberi sanksi hukuman),
orang yang menyesuaikan diri dengan orang-orang kafir dalam hari raya
mereka, orang yang memegang ular dan masuk ke dalam api, orang yang
berkata kepada kafir dzimmi: “Hai Pak Haji”, orang yang mengucapkan
selamat hari raya padanya, orang yang menamakan peziarah kubur
orang-orang shaleh dengan haji dan orang yang melakukan adu domba karena
banyaknya kerusakan yang ditimbulkan di antara manusia. Yahya bin Abi
Katsir berkata: “Orang yang mengadu domba dalam merusak dalam satu jam
terhadap apa yang tidak bisa dirusak oleh tukang sihir dalam setahun.”Al-Imam al-Ramli al-Kabir berkata dalam Hasyiyah Asna al-Mathalib:
Demikian pernyataan al-Imam Kamaluddin al-Damiri dalam al-Najm al-Wahhaj fi Syarh al-Minhaj juz 9 hlm 244. Pernyataan senada juga disampaikan oleh al-Imam al-Ramli al-Kabir dalam Hasyiyah Asna al-Mathalib juz 4 hlm 162, al-Imam al-Khathib al-Syirbini dalam Mughni al-Muhtaj ila Ma’rifati Ma’ani Alfazh al-Minhaj juz 4 hlm 194 dan al-Imam al-Syarwani dalam Hawasyi Tuhfah al-Muhtaj juz 9 hlm 191.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar