Tuhfatul Ahwadzi bisyarhi Jami’ at-Turmidzi [3/275] Abul ‘Alaa Muhammad
Abdurrahman bin Abdurrahim al-Mubarakfuri.• Kitab ini dikarang oleh
Syaikh Abul ‘Alaa Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim al-Mubarakfuri.
Didalamnya terdapat beberapa riwayat terkait pembacaan al-Qur’an untuk
orang mati. Kemudian dikomentari sebagai berikut : Hadits-hadits ini
jika memang dlaif, maka pengumpulannya menunjukkan bahwa yang demikian
memang asal, dan sungguh kaum Muslimin tidak pernah meninggalkan amalan
tersebut pada setiap masa dan kota, mereka berkumpul dan membaca
al-Qur’an untuk orang-orang mati diantara mereka tanpa ada yang
mengingkari maka jadilah itu sebagai Ijma’.”
JAWAB : inilah teks aslinya :
وهذه الأحاديث وإن كانت ضعيفة فمجموعها يدل على أن لذلك أصلا وأن
المسلمين ما زالوا في كل مصر وعصر يجتمعون ويقرأون لموتاهم من غير نكير
فكان ذلك إجماعا
sebenar kalau kita melanjutkan sedikit saja teksnya maka akan ketahuan belangnya.lihat lanjutannya :
ذكر ذلك كله الحافظ شمس الدين بن عبد الواحد المقدسي الحنبلي في جزء ألفه في المسألة انتهى ما في المرقاة بتقديم وتأخير
menyebut itu semua al hafidz syamsuddin ibn abdul wahid al maqdisi
alhambali dalam juz yg dikarangnya tentang masalah ini,selesailah dalam
al mirqoh dg pendahuluan dan penutup.
jadi jelas itu bukan perkataan syeikh mubarokburi,namun nukilan beliau sebagai amanat ilmiah beliau.
bahkan dalam teks lanjutnya dalam halaman yg sama,syekh mubarokfuri justru membantah pendapat ini.lihat teksnya :
قلت قوله فمجموعها يدل على أن لذلك أصلا فيه تأمل فلينظر هل يدل مجموعها
على أن لذلك أصلا أم لا وليس كل مجموع من عدة أحاديث ضعاف يدل على أن لها
أصلا
فأما قوله وأن المسلمين ما زالوا في كل مصر وعصر يجتمعون
ويقرأون لموتاهم ففيه نظر ظاهر فإنه لم يثبت عن السلف الصالحين رضي الله
عنهم اجتماعهم وقراءتهم لموتاهم ومن يدعي ثبوته فعليه البيان بالإسناد
الصحيح
saya(mubarokfuri) perkataan dia(syamsuddin) bahwa kumpulan
hadits2 lemah menunjukkan bahwa yang demikian memang punya asal, maka
haus diteliti apakah kumpulan hadits lemah itu menunjukkan punya asal
atau tidak.dan karena tidak setiap kumpulan hadits lemah yg banyak
menunjukkan itu punya asal.
adapun perkataan dia(syamsuddin) bahwa
kaum Muslimin tidak pernah meninggalkan amalan tersebut pada setiap masa
dan kota mereka berkumpul dan membaca al-Qur’an untuk orang-orang
mati,maka itu perlu dicek ulang lebih jelas lagi karena tidak ada
keterangan yg kuat dari orang2 sholih terdahulu bahwa mereka berkumpul
dan membaca untuk orang mati diantara mereka.barangsiapa mengaku ada
keterangan yg kuat maka baginya hendaknya menyampaikan keterangan itu dg
sanad yg shohih.
ini bantahan syekh mubarokfuri.bahkan dalam teks selanjutnya beliau menyebutkan bantahan imam syaukani juga.lihat teks :
وقال الشوكاني في النيل والحق أنه يخصص عموم الاية يعني آية ليس للإنسان
إلا ما سعى بالصدقة من الولد وبالحج من الولد ومن غير الولد أيضا وبالعتق
من الولد لما ورد في هذا كله من الحديث
dan berkata imam syaukani
dalam nailul autor : dan yg benar adalah sesungguhnya keumumuman ayat yg
artinya'' tidaklah bagi manusia kecuali apa yg diusahakan'' dikhususkan
dg shodaqoh dari anak dan haji dari anaknya dan dari selain anaknya
juga dan dg pembebasan budak dai anaknya karena telah datang dalam hal
ini semua dari hadits nabi.
walhasil,syubhat diatas hanyalah nukilah yg telah disunat untuk mengikuti hawa nafsunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar