Selasa, 20 Agustus 2013

Perintah isti’adzah ketika kelahiran bayi BUKAN ADZAN


Hal ini  dilakukan oleh istrinya Imran, ketika dia melahirkan bayi yang kemudian dinamakan Maryam. Berikut ini ayatnya:

وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Sesungguhnya aku telah menamai Dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk." (QS. Ali Imran: 36)

Imam Ibnu Katsir berkata: “Yaitu aku mohon perlindungan Allah untuknya, serta untuk anak keturunannya, yaitu Isa dari kejahatan syetan. Maka Allah kabulkan permohonan itu.”  Lalu Imam Ibnu Katsir menyebutkan sebuah hadits dari Abdurrazaq dari Ma’mar, dari Az Zuhry, dari Said bin Musayyib, dari Abu Hurairah, dari
Rasulullah, bahwa Ia bersabda:
   
“Tidaklah satupun bayi ketika dilahirkan melainkan syetan mengganggunya, sehingga menjeritlah bayi itu. Kecuali Maryam dan anaknya, Isa.” (Imam Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Jilid 1, hal. 479)
   
Jadi, menurut keterangan ini, hanya dua bayi yang tidak mengalami gangguan syetan, yaitu Maryam dan anaknya, Isa ‘Alaihissalam.
   
Jika anaknya laki-laki maka kata ‘ha’ diganti menjadi ‘hu’, yakni menjadi Inni u’idzuhu bika wa dzurriyatahu minasyaithanir rajim.
   
Imam Al Qurthubi berkata:

قال علماؤنا: فأفاد هذا الحديث أن الله تعالى استجاب دعاء أم مريم، فإن الشيطان ينخس جميع ولد آدم حتى الأنبياء والأولياء إلا مريم وابنها
   
Berkata para ulama kita: “Maka faidah dari hadits ini, bahwa Allah Ta’ala telah mengabulkan doa Ummu Maryam, sesungguhnya syetan mengganggu semua anak Adam, sampai para nabi dan para wali, kecuali Maryam dan anaknya. (Al Jami Li Ahkamil Quran, 4/68)

Tidak ada komentar: