Kamis, 14 Maret 2019

Penyimpangan al ghumari



1. Tikaman kepada al-Imam Abu Dawud rahimahullahu penulis kitab Sunan Abi Dawud (Wafat 275 H):

“Aku bersaksi atas nama Allah ini adalah kedustaan Abu Dawud, karena dia adalah seorang yang terkenal selalu bermusuhan dan berdusta ….”
Sampai pada ucapannya:

“Semoga Allah menjelekkan dia (Abu Dawud)”
(lihat kitab Ju’natul ‘Athar juz 1 hal 39-40)

2. Cercaan kepada al-Imam al-Munawy penulis kitab Faidhul Qadir (Wafat 1031 H):

“Apakah kamu wahai Munawi sudah gila dengan melemahkan hadits-hadits ini?” Bahkan kamu sendiri bukan rujukan justru layak bagimu dikategorikan dalam jajaran perawi-perawi lemah.”
(al-Mudawi lil ilal al-Munawi juz 1 hal 250-251)

Demikiankah ucapan seorang yang berilmu menghiasi lisannya dengan kata-kata: gila dan semisalnya?

Apakah pantas seorang yang dijuluki al-Muhadits (ahli hadits), al-Hafidz (penghafal hadits) dan gelar lainnya, jika lisannya kotor mencerca ulama umat yang telah mendahuluinya dalam ilmu dan amal?

Kita serahkan kepada pembaca untuk menilai sendiri..!
3. Komentar al-Ghumari yang tidak beradab terhadap tinjauan hukum pakar ahli hadits semisal Ali al-Madini, al-Bukhari rahimahumallahu dan yang lainnya.

Aku (al-Ghumari) katakan:

“Tetapi hadits ini shahih walaupun dilemahkan oleh mayoritas al-Huffadz (para penghafal hadits), ahli fikih dan ahli hadits semisal Ahmad bin hanbal, Ali al-Madini, Muhammad bin Yahya adz-Dzuhli, al-Bukhari, al-Baihaqi, ar-Rafi’i dan an-Nawawi!”
(al-Hidayah fii Takhrij Ahadits al-Bidayah)

4. Juga ucapannya:

“Dan Ibnu Abdil Barr condong pada penshahihan hadits tersebut.”
Aku katakan:

“Itulah yang benar walaupun telah melemahkannya Bukhari, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, ad-Daruquthni, Ibnu Hazm dan sekelompok ulama, yang mana mereka mengklaim bahwa tidak ada satu haditspun yang shahih dalam bab ini!”
(al-Hidayah fii Takhrij Ahadits al-Bidayah)
5.tikaman al ghumari kepada  muawiyah radhiallahu anhu:

– Dalam bukunya “Bahrul ‘amiq” juz 1/50-51, al-Ghumari berkata:

“Dalam rangka pengagungan kehormatan mereka (sahabat) yang suci dan penjagaan kredibilitas mereka yang bersih yaitu pemurnian mereka (sahabat) dari golongan kaum munafik dan orang-orang jahat untuk dikategorikan sebagai sahabat, seperti Muawiyah, Ayahnya (Abu Sufyan -ed), Anaknya, al-Hakam bin al-Ash dan yang setipe dengan mereka, semoga Allah menjelekkan dan melaknat mereka…”
– Dalam bukunya “Ju’natul ‘Atthar” juz 1 hal 5, al-Ghumari berkata:

“Dia (Muawiyah) memaksa manusia untuk memalsukan hadits tentang keutamaan negeri Syam”
– Dalam kitab yang sama “Ju’natul ‘Atthar” juz 2 hal 39, al-Ghumari berkata:

“Semoga Allah melaknatinya (melaknat Mu’awiyah)”

Tidak ada komentar: