قال مالك: لا، والله حتى يصيب الحق، ما الحق إلا واحد، قولان مختلفان يكونان صوابًا جميعًا؟ ما الحق والصواب إلا واحد. Imam Malik berkata “Tidak,demi Allah, hingga ia mengambil yang benar. Kebenaran itu hanya satu. Dua pendapat yang berbeda tidak mungkin keduanya benar, sekali lagi kebenaran itu hanya satu
Rabu, 29 November 2017
Moderat bukan wasatiyyah
Tidak ada islam moderat.
Akhir-akhir ini istilah moderat atau Islam moderat sering didengar di media. Jika dicermati, istilah moderat sesungguhnya tidak persis identik dengan istilah wasatiyah. Wasatiyah itu identik dengan keadilan, menunjukkan kemulyaan, kebaikan, keseimbangan duni-akhirat, tidak berlebihan tidak juga meremehkan ibadah atau perintah agama. Sehingga wasatiyah merupakan sifat dari Islam itu.
Demikian dikatakan oleh Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, Direktur Pascasarjana Unida Gontor, dalam Rakerda MUI Provinsi Jawa Timur, pada Kamis 23 November 2017 di Aula Asrama Haji Surabaya.
Menurut Hamid Fahmy, lawan istilah wasatiyah adalah ghuluw (berlebih-lebihan atau ekstrim). Contoh praktik keagamaan yang ekstrim dicontohkan dalam al-Qur’an adalah apa yang telah dilakukan kaum Yahudi dan Nasrani.
“Contoh, dalam tradisi agama Nasrani, kesucian itu dengan menghindari seks. Artinya, orang yang suci itu tidak menikah. Tetapi di dalam Islam, tidak ada batasan kalau paling suci paling alim itu yang tidak menikah. Ternyata Rasulullah Saw menyatakan sendiri, saya Nabi tapi saya menikah, makan, pergi ke pasar”, jelasnya.
Hamid juga menambahkan bahwa ghuluw itu adalah melampaui atau melewati batas yang ditentukan. Yang diharamkan dihalalkan. Yang dihalalkan agama diharamkan.
“Contoh ghuluw dalam akidah misalahnya berlebihan dalam masalah imamah. Seperti berlaku dalam Syiah. Sikap yang tidak wasatiyah. Jadi para imam itu maksum seperti nabi”, tambahnya.
Dalam diri umat Islam saat ini muncul tantangan, yaitu populernya istilah islam moderat. Ternyata istilah moderat ini muncul dari Barat, dengan definisi sendiri, arti sendiri dan pemahaman sendiri.
“Muslim moderat menurut Barat, adalah dengan ciri-ciri muslim yang tidak anti semith (tidak anti Yahudi), kritis terhadap Islam dan menganggap Nabi Muhammad tidak mulya dan tidak perlu diikuti, pro kesetaraan gender, menentang jihad, menentang kekuasaan Islam, pro pemerintahan sekuler, pro Israel, pro kesamaan agama-agama, tidak merespon terhadap kritik-kritik kepada Islam dan Nabi Muhammad, anti pakaian Muslim, tidak suka jilbab, anti syariah dan anti terorisme. Inilah arti moderat menurut Barat”, tegas Hamid.
Jadi, syariah itu tidak moderat bagi Barat. Tapi moderat perspektif Barat itu adalah yang percaya pada demokrasi, toleransi, pendekatan politik tanpa kekerasan, perlakuan yang sama terhadap wanita dalam hukum.
Kesimpulannya, moderat dalam pikiran Barat itu identik dengan liberal. Sehingga tidak sama dengan wasatiyah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar