قال مالك: لا، والله حتى يصيب الحق، ما الحق إلا واحد، قولان مختلفان يكونان صوابًا جميعًا؟ ما الحق والصواب إلا واحد. Imam Malik berkata “Tidak,demi Allah, hingga ia mengambil yang benar. Kebenaran itu hanya satu. Dua pendapat yang berbeda tidak mungkin keduanya benar, sekali lagi kebenaran itu hanya satu
Rabu, 29 November 2017
Fiqih Madzhab Syafi'i = Aqidah Madzhab Asy'ari ?
Siapa yang tidak mengenal Al Imam Ibnu Khuzaimah, shahib kitab Shahih Ibnu Khuzaimah, Muhammad bin Ishaq bin khuzaimah bin Al Mughirah yang berkunyah dengan Abu Bakr. Tajuddin As Subki memulai biografi beliau, kalimat pertama yang beliau lontarkan ialah "Seorang Mujtahid Muthlaq".
Beliau adalah salah satu ulama besar bermadzhab Syafi'i pada thabaqat ketiga (yang wafat antara tahun 300-400 H) pengarang banyak kitab, dan sangat panjang pujian ulama terhadap beliau (Thabaqat Asy-Syafi'iyyah al-Kubra hal. 84 jilid 3 terbitan DKi)
Aqidah beliau ? Beliau mengabarkan sendiri bagaimana aqidah beliau di kitab beliau : Kitab At-Tauhid wa Istbat Shifaat Ar-Rabb 'Azza wa Jalla. Di Kitab tersebut beliau menetapkan sejumlah sifat-sifat yang tinggi bagi Allah, yang tidak ditetapkan oleh madzhab Asy'ariyyah. Beliau menetapkan bagi Allah sifat wajah, sifat mata, sifat kedua tangan, sifat nuzul, sifat beristiwa diatas Al 'Arsy, sifat kalam, dan juga beliau menetapkan bahwa Al Qur'an kalamullah (bukan kalam nafsi, ibaroh, atau hikayah 'anillah seperti versi Asy'ariyyah dan Kullabiyyah), sifat tertawa dll.
Demikian pula dengan Al-Muzanni, Abu Ibrahim Isma'il bin Yahya bin Yahya Al-Muzanni, murid Al-Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i di Mesir, beliau pun tidak beraqidah dengan aqidah Asy'ariyyah, bahkan beliau berakidah sebagaimana para ulama sebelum beliau termasuk gurunya, beliau berkata tentang Allah di kitab beliau Syarhus Sunnah :
عال على عرشه
"Allah tinggi diatas 'arsy-Nya" (Syarhus Sunnah hal. 81terbitan Dar Al Minhaj)
Bahkan Adz-Dzahabi mengutip dari Al-Muzani yang menuturkan :
لا يصح لأحد توحيد حتى يعلم أن الله على العرش بصفاته
"Tidak sah tauhid siapapun hingga ia mengetahui bahwa Allah diatas 'arsy dengan sifat-sifatNya"
Maka jelaslah perbedaan yang tajam antara aqidah beliau dengan aqidah Asy'ariyyah. Al-Imam Asy-Syafi'i sendiri pun tidak beraqidah dengan aqidah Asy'ari. Beliau beraqidah sebagaimana para ulama tiga generasi awal. Dan ini juga sebagai peringatan bagi mereka yang masih terus membuat kedustaan atas nama Al-Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi'i, bagaimana mungkin beliau beraqidah dengan aqidah seseorang yang baru lahir 56 tahun setelah beliau wafat ?! Asy Syafi'i wafat tahun 204 H, sedangkan Abul Hasan Al Asy'ari lahir tahun 260 H
Para ulama yang belajar langsung kepada Al-Imam Asy-Syafi'i pun tidak ada yang beraqidah dengan aqidah Asy'ariyyah. Sebut saja semisal : Ahmad bin Sinan, Al Muzanni, Ahmad bin Hanbal, Ahmad bin Khalid Al Baghdadi, Abu Ja'far Ath Thabari, Ahmad bin 'Amr bin Abdillah Al Mishri Al Faqih dll dari seluruh murid Asy Syafi'i, TIDAK ADA SATUPUN DARI MEREKA YANG BERAQIDAH ASY'ARI.
Begitu juga dengan para ulama Syafi'iyyah lainnya semisal Khathib Al Bahgdadi, Al Isma'iliy, Ibnu 'Adi dll dari kibar Syafi'iyyah yang tidak beraqidah dengan aqidah Asy'ariyyah. Bahkan Al-Khatib Al-Baghdadi memiliki sebuah kitab yaitu Al Kalam Fis Sifat, dimana dalam kitab ini beliau membantah kaum mu'atthilah dengan memberikan faidah aqidah yang sangat penting yang beliau tuangkan dalam kitab tersebut :
القول في الذات كالقول في الصفات والقول في بعض الصفات كالقول في البعض الاخر
Demikian pula dengan Al-Imam Asy-syirazi asy-Syafi'i, beliau bahkan membantah aqidah Asy'ariyyah di kitab beliau Al-Luma' dalam bahasan : "Al Kalam Fil Al Amri wa Nahyi", dimana beliau menetapkan sebagaimana penetapan para ulama ushul fiqih dari kalangan Ahlus Sunnah bahwa Al-Amr memiliki shighah yang maudhu'ah dalam bahasa, sesuatu hal yang diingkari oleh Asy'ariyah karena penetapan mereka bahwa kalamullah adalah kalam nafsi. (Al Luma' fi Ushul Al Fiqhi hal. 13 terbitan DKi)
Dalam bidang hadits pun para ulama Syafi'iyyah seperti ingin membedakan antara Asya'iroh dan Syafi'iyyah sebagaimana. Al Imam Al Bilqini. Beliau berkata : "Sebagian para hafizh muta-akkhirin mengutip pendapat semisal pendapat Ibnu Shalah dari sekelompok ulama madzhab Syafi'i seperti Abu Ishaq Asy Syirozi ....... dan mayoritas Ahli kalam dari Asy'ariyyah. (Tadribur Rawi hal. 188 jilid 2 terbitan Dar Al 'Ishmah)
Dan lain lain yang sangat kentara perbedaan antara madzhab Syafi'i dan Asy'ari. Benar saya tidak menafikan banyak ulama syafi'iyyah yang beraqidah dengan aqidah Asy'ari, akan tetapi menggeneralisirkan hal tersebut adalah sebuah kekeliruan besar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar