Jumat, 31 Oktober 2014

BANTAHAN RUMAH FIQIH :Al-Albani VS Ibnul Qayyim ???


DIA BERKATA : Hal menarik disampaikan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyyah (w. 751 H) [3]. Beliau berkata:
فأهل الحديث متوسطون بين هؤلاء وبين من استحبه عند النوازل وغيرها، وهم أسعد بالحديث من الطائفتين، فإنهم يقنتون حيث قنت رسول الله صلى الله عليه وسلم، ويتركونه حيث تركه، فيقتدون به في فعله وتركه.
“AHLI HADITS adalah kaum pertengahan antara mereka (pent: yang mengatakan Qunut itu bid’ah) dan mereka yang menganggap sunnah Qunut ketika ada nawazil dan lainnya (pent: termasuk Qunut Shubuh). Mereka lebih beruntung terhadap hadits Nabi, mereka qunut ketika Rasulullah Qunut dan meninggalkannya ketika Rasul juga meninggalkannya. Mereka mengikuti Nabi dalam menjalankan ataupun meninggalkannya.
ويقولون: فعله سنة وتركه سنة، ومع هذا فلا ينكرون على من داوم عليه، ولا يكرهون فعله، ولا يرونه بدعة، ولا فاعله مخالفا للسنة، كما لا ينكرون على من أنكره عند النوازل، ولا يرون تركه بدعة، ولا تاركه مخالفا للسنة، بل من قنت فقد أحسن، ومن تركه فقد أحسن.
Mereka (AHLI HADITS) mengatakan bahwa melakukannya adalah perbuatan SUNNAH dan meninggalkannya juga perbuatan SUNNAH. Maka, mereka tidak mengingkari orang yang membiasakan qunut, tidak benci untuk melakukannya , tidak menganggapnya bid’ah, dan juga tidak menganggap orang yang melakukannya termasuk menyelisihi sunnah begitu juga sebaliknya.
Bahkan orang yang qunut itu BAGUS, yang meninggalkannya juga BAGUS.”
Wah, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah (w. 751 H) malah menyebutkan bahwa AHLI HADITS itu mereka yang mengatakan “mengamalkan atau meninggalkan qunut itu sama-sama baik”. Sepertinya berbeda terbalik dengan pendapat al-Albani.
JAWAB : KALAU MENGADU DOMBA MANUSIA BIASA TERLARANG, BAGAIMANA GIMANA MENGADU DOMBA ULAMA'?.
itu karena kejahilan dan mengikuti hawa nafsunya saja
yang di komentari ahli hadits tentang apa?ini yang harus jelas dulu. lihatlah runtutan awalnya.nukilan pertama,
فكان أبو هريرة يقنُت في الركعة الأخيرة مِن صلاة الصبح بعدما يقول: سَمعَ اللهُ لِمَنْ حَمِده، فيدعو للمؤمنين، ويلعنُ الكُفَّار ولا ريب أن رسولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فعل ذلك، ثمَّ تركه فأحبَّ أبو هريرة أن يُعلِّمهم أن مِثلَ هذا القنوتِ سنة، وأن رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فعله، وهذا رد على أهل الكوفة الذين يكرهون القنوت في الفجر مطلقاً عند النوازل وغيرها.ويقولون: هو منسوخ، وفعله بدعة، فأهلُ الحديث متوسطون بين هؤلاء وبين من استحبه عند النوازل وغيرها
Dulu abu huroiroh qunut di rokaat akhir dari sholat shubuh setelah membaca sami’allohu liman hamidah,lalu berdoa kebaikan untuk orang mukmin dan MELAKNAT orang kafir.dan tidak ada keraguan lagi bahwa rosul mengerjakannya (qunut nazilah) kemudian meninggalkannya.Maka abu huroiroh ingin mengajarkan sesungguhnya seperti qunut ini (qunut nazilah) sunnah,dan rosul mengerjakannya dan ini bantahan keada ahlul kuffah yg membenci qunut apapun itu mutlak entah qunut nazilah atau yang lain,mereka ahlul kuffah berkata : itu qunut nazilah terhapus dan mengerjakanya BID’AH. AHLI HADITS adalah kaum pertengahan antara mereka ahlul kuffah (yang melarang qunut apapun pada sholat shubuh) dan orang yg mensunnahkan dalam sholat shubuh qunut nazilah dan selainnya.
jadi jelas yang diingkari abu huroiroh adalah pelarangan qunut nazilah pada sholat shubuh secara mutlak.dan bahwa ahli hadits tidak mensunnahkan secara mutlak dan tidak melarang secara mutlak.dan bukan berarti pula mereka membenarkan qunut shubuh.lalu bagaimana sikap mereka?mereka melihat adakah riwayat shohihah nabi melakukannya.
فإنهم يقنتون حيث قنت رسول الله صلى الله عليه وسلم، ويتركونه حيث تركه، فيقتدون به في فعله وتركه.
mereka qunut ketika Rasulullah Qunut dan meninggalkannya ketika Rasul juga meninggalkannya. Mereka mengikuti Nabi dalam menjalankan ataupun meninggalkannya.
adaun nukilan yg kedua.maka mereka tidak ilmiah dalam menukil dan menerjemahkan.
mereka menukil :
ويقولون: فعله سنة وتركه سنة
seharusnya
ويقولون: فِعله سنة، وتركُه لسنة
bedanya jelas ADA LAM TA'LIL
lihat artian mereka :Mereka (AHLI HADITS) mengatakan bahwa melakukannya adalah perbuatan SUNNAH dan meninggalkannya juga perbuatan SUNNAH.
seharusnya : Mereka (AHLI HADITS) mengatakan bahwa melakukannya adalah perbuatan SUNNAH dan meninggalkannya KARENA perbuatan SUNNAH. jadi ukurannya ada sunnahnya atau tidak.
adapun perkataan ahli hadits :mereka tidak mengingkari orang yang membiasakan qunut, tidak benci untuk melakukannya , tidak menganggapnya bid’ah, dan juga tidak menganggap orang yang melakukannya termasuk menyelisihi sunnah begitu juga sebaliknya.
Bahkan orang yang qunut itu BAGUS, yang meninggalkannya juga BAGUS.”
maka itu berkaitan qunut nazilah waktu shubuh,itu karena mereka mengomentari hadits abu huroiroh. sedang kata وغيرها itu ketika dimutlakkan dalam pelarangan maupun pensunnahan.
terakhir, itu belum kesimpulan ibnul qoyyim.kesimpulan beliau yaitu
Berikut ini ucapannya:
وقنت في الفجر بعد الركوع شهراً، ثم ترك القنوت ولم يكن مِن هديه القنوتُ فيها دائماً، ومِنْ المحال أن رسولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كان في كل غداة بعد اعتداله من الركوع يقول: “اللَّهُمَ اهْدِني فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ وَلَّيْتَ…” الخ ويرفعُ بذلك صوته، ويؤمِّن عليه أصحابُه دائماً إلى أن فارق الدنيا
“(Beliau) Qunut dalam subuh setelah ruku selama satu bulan, kemudian meninggalkan qunut. Dan, bukanlah petunjuk beliau melanggengkan qunut pada shalat subuh, dan termasuk hal mustahil bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setiap paginya setelah i’tidal dari ruku mengucapkan: “Allahumahdini fiman hadait wa tawallani fiman tawallait … dst” dengan meninggikan suaranya, dan selalu diaminkan oleh para sahabatnya sampai meninggalkan dunia. ( 1/271)
adapun maksud perkataan " Bahkan orang yang qunut itu BAGUS, yang meninggalkannya juga BAGUS.” telah dijelaskan di bagian selanjutnya
 وركن الاعتدال محل الدعاء والثناء، وقد جمعهما النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فيه، ودعاء القنوت دعاء وثناء، فهو أولى بهذا المحل، وإذا جهر به الإِمام أحياناً لِيعلِّم المأمومين ، فلا بأس بذلك
rukun i'tidal adalah temat doa dan pujian dan osul telah menggabungkan keduanya dan doa qunut adalah doa dan pujian,maka berhak dg tempat itu.dan apabila imam mengeraskan KADANG2 untuk mengajari manusia maka ini tidak mengapa.
JADI KALAU TERUS MENERUS ITU BID'AH
KESIMPULAN : TIDAK ADA CERITANYA IBNU QOYYIM VS ALBANI

Tidak ada komentar: