Buku2 antropologi tentang fatherhood menemukan fakta bahwa sepanjang sejarah, bermain bersama anak adalah urusan ayah. Ternyata bermain bersama Ayah, membangun kecerdasan sosial, anak memahami aturan dengan kasadaran tanpa keterpaksaan. Konon, jika ayah bermain bersama anak, ia lebih fokus dan asyik menikmati. Konon bermain bersama bunda kurang asyik, krn bunda tak fokus, otaknya bercabang, mungkin ingat jemuran dan cucian. Hmm, anak memang makhluk yg paling sensitif pd ketidaktulusan.
Begitupula bertutur atau berkisah, para pakar "fathering" juga mengatakan bahwa para ayah lebih mengena pesannya dan mendalam makna tuturnya. AlQuran bahkan mencatat dialog ayah dgn anak ada 14 dialog, sementaea ibu dan anak hanya 2 dialog. Karena ayah ayah keren sepanjang sejarah, lisan dan narasinya hebat. Walau kata2nya tak banyak, konon mendalam dan berkesan. Sebaliknya, para ibu, konon kata katamya banyak, namun tak jelas. Karenanya, itulah mungkin mengapa syurga bukan di mulut bunda tetapi di telapak kaki bunda. Jadi para Ayah jalankan peran hebatmu, para Ibu punya peran lain yg sama sama hebat. #fitrahbasedlife
Tidak ada komentar:
Posting Komentar