Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِينَ، إِنَّ هَذَا يَوْمٌ جَعَلَهُ اللَّهُ لَكُمْ عِيدًا، فَاغْتَسِلُوا، وَعَلَيْكُمْ بِالسِّوَاكِ
“Wahai kaum muslimin, sesungguhnya saat ini adalah hari yang dijadikan
oleh Allah sebagai hari raya untuk kalian. Karena itu, mandilah dan
kalian harus menggosok gigi.” (HR. Tabrani dalam Mu’jam Ash-Shaghir,
dan dinilai sahih oleh Al-Albani)
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ يَوْمَ الْجُمْعَة يَوْمُ عِيدٍ ، فَلَا تَجْعَلُوا يَوْم عِيدكُمْ يَوْم صِيَامكُمْ , إِلَّا أَنْ تَصُومُوا قَبْله أَوْ بَعْده
“Sesungguhnya, hari Jumat adalah hari raya. Karena itu, janganlah kalian jadikan hari raya kalian ini sebagai hari untuk berpuasa, kecuali jika kalian berpuasa sebelum atau sesudah hari Jumat.” (HR. Ahmad dan Hakim; dinilai sahih oleh Syu’aib Al-Arnauth)
يَوْمُ عَرَفَةَ وَيَوْمُ النَّحْرِ وَأَيَّامُ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ، وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
“Hari ‘Arafah , hari Nahr, dan hari-hari tasyriiq adalah hari raya kita orang Islam. Dan ia adalah hari-hari untuk makan dan minum” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 2419, At-Tirmidziy no. 773, An-Nasaa’iy no. 3004, Ahmad 4/152, Ad-Daarimiy no. 1805 dan yang lainnya dari shahabat ‘Uqbah bin ‘Aamir radliyallaahu ‘anhu. At-Tirmidziy berkata : “Hasan shahih”. Dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan At-Tirmidziy 1/407-408].
Hari ‘Arafah adalah hari makan dan minum bagi orang-orang yang melaksanakan ibadah haji di tanah Haram. Dari Ummul-Fadhl bintu Al-Haarits :
أَنَّ نَاساً تَمَارَوا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ بَعضُهُمْ : هُوَ صَائِمٌ، وَقَالَ بَعْضُهُمْ : لَيْسَ بِصَائِمٍ. فَأَرْسَلَتُ إِلَيْهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيْرِهِ فَشَرِبَهُ.
Dari Ummul-Fadhl binti Al-Haarits : Bahwasannya orang-orang berdebat di sisinya pada hari ‘Arafah tentang puasa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian mereka berkata : “Beliau berpuasa”. Sebagian lain berkata : “Beliau tidak berpuasa”. Lalu aku (Ummul-Fadhl) mengirimkan pada beliau satu wadah yang berisi susu ketika beliau sedang wuquf di atas ontanya. Maka, beliau meminumnya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy no. 1988 dan Muslim no. 1123].
قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا، فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ يَوْمَيْنِ خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ، وَيَوْمَ النَّحْرِ
“Aku datang pada kalian sedang kalian memiliki dua hari yang kalian bersenang-senang di dalamnya (pada masa jahiliyah).Sesungguhnya Allah telah menggantikan untuk kalian yang lebih baik dari dua raya itu yaitu : Hari Raya Fithr (‘Iedul-Fithri) dan Hari Raya Kurban (‘Iedul Adlha)” [Diriwayatkan oleh Ahmad 3/178, Abu Daawud no. 1134, An-Nasaa’iy no. 1556, dan yang lainnya; shahih].
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ يَوْمَ الْجُمْعَة يَوْمُ عِيدٍ ، فَلَا تَجْعَلُوا يَوْم عِيدكُمْ يَوْم صِيَامكُمْ , إِلَّا أَنْ تَصُومُوا قَبْله أَوْ بَعْده
“Sesungguhnya, hari Jumat adalah hari raya. Karena itu, janganlah kalian jadikan hari raya kalian ini sebagai hari untuk berpuasa, kecuali jika kalian berpuasa sebelum atau sesudah hari Jumat.” (HR. Ahmad dan Hakim; dinilai sahih oleh Syu’aib Al-Arnauth)
يَوْمُ عَرَفَةَ وَيَوْمُ النَّحْرِ وَأَيَّامُ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ، وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
“Hari ‘Arafah , hari Nahr, dan hari-hari tasyriiq adalah hari raya kita orang Islam. Dan ia adalah hari-hari untuk makan dan minum” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 2419, At-Tirmidziy no. 773, An-Nasaa’iy no. 3004, Ahmad 4/152, Ad-Daarimiy no. 1805 dan yang lainnya dari shahabat ‘Uqbah bin ‘Aamir radliyallaahu ‘anhu. At-Tirmidziy berkata : “Hasan shahih”. Dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan At-Tirmidziy 1/407-408].
Hari ‘Arafah adalah hari makan dan minum bagi orang-orang yang melaksanakan ibadah haji di tanah Haram. Dari Ummul-Fadhl bintu Al-Haarits :
أَنَّ نَاساً تَمَارَوا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ بَعضُهُمْ : هُوَ صَائِمٌ، وَقَالَ بَعْضُهُمْ : لَيْسَ بِصَائِمٍ. فَأَرْسَلَتُ إِلَيْهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيْرِهِ فَشَرِبَهُ.
Dari Ummul-Fadhl binti Al-Haarits : Bahwasannya orang-orang berdebat di sisinya pada hari ‘Arafah tentang puasa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian mereka berkata : “Beliau berpuasa”. Sebagian lain berkata : “Beliau tidak berpuasa”. Lalu aku (Ummul-Fadhl) mengirimkan pada beliau satu wadah yang berisi susu ketika beliau sedang wuquf di atas ontanya. Maka, beliau meminumnya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy no. 1988 dan Muslim no. 1123].
قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا، فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ يَوْمَيْنِ خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ، وَيَوْمَ النَّحْرِ
“Aku datang pada kalian sedang kalian memiliki dua hari yang kalian bersenang-senang di dalamnya (pada masa jahiliyah).Sesungguhnya Allah telah menggantikan untuk kalian yang lebih baik dari dua raya itu yaitu : Hari Raya Fithr (‘Iedul-Fithri) dan Hari Raya Kurban (‘Iedul Adlha)” [Diriwayatkan oleh Ahmad 3/178, Abu Daawud no. 1134, An-Nasaa’iy no. 1556, dan yang lainnya; shahih].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar