Minggu, 05 Juli 2015

KESESATAN SYI'IR SUFI


Duh bolo konco priyo wanito
Ojo mung ngaji syariat bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco
Tembe mburine bakal sangsoro

gimana ngaji syariat bisa sengsara???
sejak kapan nabi membagi agama syariat dan hakikat
Allah Ta’ala berfirman :
فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلاَّ الضَّلاَلُ.
“Dan apakah setelah kebenaran kecuali kesesatan”. (Yunus: 32).
Al Qurthubi rahimahullah berkata, “Ayat ini memutuskan bahwa tidak ada antara kebenaran dan kebatilan tempat yang ketiga dalam masalah ini yaitu menauhidkan Allah Ta’ala, demikian pula semua perkara yang serupa dengannya dari masalah-masalah yang pokok, kerena sesungguhnya kebenaran itu hanya ada pada satu sisi saja”. (Al Jami’ li Ahkamil Qur’an 8/336).
Abdullah bin Mas’ud radliyallahu ‘anhu berkata,” Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menggaris sebuah garis dengan tangannya, kemudian berkata,” Ini adalah jalan Allah yang lurus”. Kemudian menggaris di kanan dan kirinya,kemudian bersabda,” ini adalah jalan-jalan lainnya, tidak ada satu jalan pun kecuali ada padanya setan yang menyeru kepada jalan tersebut, lalu beliau membaca firman Allah Ta’ala:
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ وَلاَ تَتَّبِعُوْا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ.
“Dan inilah jalanku yang lurus maka ikutilah dan jangan kamu ikuti jalan-jalan yang lainnya niscaya (jalan-jalan tersebut) akan memecah belah kamu dari jalan-Nya. Itulah yang Allah perintahkan agar kamu bertaqwa.” (Al An’am : 153).
Dalam hadits ini Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membuat satu garis lurus dan menafsirkannya sebagai jalan Allah, lalu membuat garis-garis lain yang banyak di samping kanan dan kirinya, ini menunjukkan bahwa jalan Allah yang merupakan jalan kebenaran hanya satu disisi-Nya tak berbilang, sedangkan jalan keburukan itu banyak
adapun tentang thoriqot

Syekh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz berkata :

أَمَّا الطَّرِيْقَةُ التِّيْجَانِيَّةُ أَوْ الشَّاذِلِيَّةُ أَوِ الْقَادِرِيَّةُ أَوْ غَيْرُهَا مِنَ الطُّرُقِ الَّتِي أَحْدَثَهَا النَّاسُ فَلاَ يَجُوْزُ اِتِّبَاعُهَا إِلَّا مَا وَافَقَ شَرْعَ الله مِنْهَا أَوْ غَيْرَهَا فَيَعْمَلَ بِهِ ، لِأَنَّهُ وَافَقَ الشَّرْعَ المُطَهَّرَ لاَ لِأَنَّهُ مِنَ الطَّرِيْقَةِ الْفُلاَنِيَّةِ أَوْ غَيْرِهَا
Adapun thoriqat tijani , syadziliyah , qadiriyah dan beberapa thoriqat yang lain yang sekedar bikinan orang maka tidak boleh di ikuti kecuali yang cocok dengan syariat Allah  lalu bisa di jalankan sebab cocok dengan syariat Allah yang suci bukan karena thoriqat si fulan dll. [Enceplopedi fatwa bin Baz bab thoriqat tijani ]

Tidak ada komentar: