memang ada dua.Ya Tayba lagunya Hadad Alwi (Syiah) dan Syaikh Misyari Rasyid Alafasy juga mengeluarkan album Ya Tayba. Bukankah Syaikh Misyari Rasyid sendiri seorang Ahlus sunnah yang sangat membenci Syiah?.
perbedaan dari kedua lagu ini :
1) lirik hadad alwi :
يَا طَيْبَة يَا طَيْبَة يَا دَوَالْعيَا نَا
اِشْتَقْنَا لِكْ وَالْهَوَى نَادَانَا، وَالْهَوَى نَادَانَا
yaa thaybah, yaa thaybah, yaa dawal'ayanaa
isytaqnaa lika wal hawaa nadaana, wal hawa nadaana
يَا عَلِىَّ يَاابْنَ اَ بِى طَا لِبْ
مِنْكُمُ مَصْدَرُ المَوَا هِبْ
يَا تُرَ ى هَلْ ءُرَى لِى حَاجِبْ
عِنْدُكُمْ اَفضَلُل الغِلمَاَنَ اَفضَلُل الغِلمَاَ نَ
yaa 'aliy yaa ibna abi thalib
minkumu mashdarul mawahib
yaa tura hal ura liy haajib
'indakum afdhalul ghilmana, afdhalul ghilmana
يا طيبة يا طيبة يا دوا العيانا
اشتقنالك والهوى نادانا
Ya Taiba Ya Taiba Ya Dawal Aiyyaana
Shtiknaa Lak Wilhawana Daana
Wilhawana Daana
Shtiknaa Lak Wilhawana Daana
Wilhawana Daana
لما سار المركب ناساني
سار والدمع ماجفاني
Lammasaa Rilmarkabnaa Saani
Saaru-ul Dam-ai Maa-Ja-Faani
أخذوا قلبي مع جناني
يا طيبة يا تيم الولهانا
Aakhazu Kalbi Ma Jinaani
Ya Taiba Yaati Malwal Haana
Yaati Malwal Haana
Ya Taiba Yaati Malwal Haana
Yaati Malwal Haana
Lagu Ya Tayba versi Syiah dan Hadad Alwi terkontaminasi dengan
kesyirikan dan ghuluw. Syirik karena memuji Ali, Hasan dan Husein
melebihi taraf normal sampai pada titik pengagungan laksana tuhan.
Ghuluw karena sastra yang dibawa tidak seharusnya disandarkan kepada
manusia.Hadad Alwi turut mengunjungi korban konflik sosial syiah di Sampang madura 29 September 2012. Dia memberi motifasi dan dukungan kepada para pengungsi syiah.
Ada batu karbala pada video clip Ya Tayba lainnya pada menit 2.49. Batu
karbala adalah atribut yang digunakan oleh penganut Syiah dalam
beribadah.
https://www.youtube.com/watch?v=NCSC-P2Yr1Y&feature=player_embedded
Dimana letak penuhanannya ?
ada pada 3 kalimat berikut :
pertama :
يَا دَوَالْعيَا نَا
اِشْتَقْنَا لِكْ وَالْهَوَى نَادَانَا، وَالْهَوَى نَادَانَا
yaa dawal'ayanaa
wal hawaa nadaana, wal hawa nadaana
artinya :
wahai penyejuk mata kami. kami telah merindukanmu dan hawa itu telah memanggil kami, dan hawa itu telah memanggil kami
kedua pada kalimat ini
يَا عَلِىَّ يَاابْنَ اَ بِى طَا لِبْ
مِنْكُمُ مَصْدَرُ المَوَا هِبْ
yaa 'aliy yaa ibna abi thalib
minkum mashdarul mawahib
Wahai Ali wahai putera Abi Tholib darimulah sumber keutamaan
dan ketiga pada kalimat ini
يَا تُرَ ى هَلْ ءُرَى لِى حَاجِبْ
yaa tura hal ura liy haajib
artinya :
wahai engkau yang dilihat (maksudnya 'Ali) apakah tirai menjadi penghalang bagiku (dari melihatmu).
Sungguh jika dilihat pada tiga kalimat diatas nyatalah mereka kufur kepada Allah, tidak ada kerinduan mereka kepada Allah, mereka tidak ingat kepada Allah ketika mengucapkan kalimat-kalimat itu. Seakan-akan semua hidup dan mati hanya dipersembahkan untuk keluarga 'Ali dengan melupakan Allah.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Wahai manusia, ucapkanlah dengan yang biasa (wajar) kalian ucapkan!
Jangan kalian terbujuk oleh syaithan, aku (tidak lebih) adalah Muhammad,
hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku tidak suka kalian mengangkat
(menyanjung)ku di atas (melebihi) kedudukan yang telah Allah berikan
kepadaku.” (HR. Ahmad (III/153, 241, 249), an-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum
wal Lailah (no. 249, 250) dan al-Lalika-i dalam Syarah Ushuul I’tiqaad
Ahlis sunnah wal Jamaa’ah (no. 2675). Sanadnya shahih dari Sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu anhu.)
Ali sendiri pernah disikapi seperti itu. Abdullah bin Saba’, pendeta Yahudi dari Yaman yang pura-pura masuk Islam, bekata kepada Ali: “Engkau lah Allah”. Maka Ali bermaksud membunuhnya, namun dilarang oleh Ibnu Abbas. Kemudian Ali cukup membuangnya ke Madain (Iran). Dalam riwayat lain, Abdullah bin Saba’ disuruh bertaubat namun tidak mau. Maka ia lalu dibakar oleh Ali (dalam suatu riwayat). (lihat Rijal Al-Kusyi, hal 106-108, 305; seperti dikutip KH Drs Moh Dawam Anwar, Mengapa Kita Menolak Syi’ah, LPPI Jakarta, cetakan II, 1998, hal 5-6).
JAWABAN ASY-SYAIKH SHOLIH BIN SA’AD AS-SUHAIMI –SEMOGA ALLAH MENJAGA BELIAU-
Soal : Berkata (penanya) : Disana ada nasyid-nasyid Islami yang berbunyi “Wahai Allah, dengan penglihatan dari mata yang pengasih, mengobati semua yang ada pada diriku berupa penyakit-penyakit” apakah dalam nasyid ini ada masalah?
Jawaban : Saya tidak mengetahui apakah dia memaksudkan dari kalimat : dari mata yang pengasih apakah dia maksudkan bahwa dia berdo’a kepada Allah agar Dia menguasakan kepada salah seorang dari makhluk-Nya atau dia memaksudkan Allah Ta’ala sendiri.
(Yang jelasnya) atas apapun yang dimaksudkan, walaupun dia memaksudkan Allah Ta’ala, tetap tidak boleh (berdo’a) dengan ibarat-ibarat seperti ini. (sebab) sifat-sifat tersebut tidak boleh berdo’a kepada sifat-sifat / dimintai darinya, memang benar Allah memiliki mata, Allah memiliki dua mata tentunya mata penglihatan yang sesuai dengan Kemuliaan-Nya dan Keagungan-Nya, akan tetapi jangan Anda berdo’a dengan mengatakan : Wahai mata penglihatan Allah, sampai-sampai sebagian ulama mengatakan kalau dia berdo’a kepada sifat Allah maka dia kafir, jadi kalau dia berkata : Wahai kekuasaan Allah, Wahai Rahmat Allah, Wahai Tangan Allah, Wahai Ni’mat Allah, maka dia kafir sebagaimana disebutkan dari kebanyakan Ulama. Akan tetapi wahai saudaraku sekalian hendaknya engkau berdo’a dengan do’a-do’a yang jelas datangnya dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dan tidak ada hajat engkau dengan lafadz-lafadz meragukan ini yang terkadang dapat menjerumuskan Anda kepada perbuatan bid’ah atau kesyirikan, berhati-hatilah dari bid’ah dan kesyirikan. Dan hendaknya Anda mengembalikan segala lafadz-lafadz kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Yang jelasnya, berkaitan dengan nasyid-nasyid ini, saya ingin memperingatkan kalian dengan sesuatu yang terlintas di benak saya sekarang ini, apa yang ada di sekitar Al-Haram (Masjid Nabawi) disana dijual kaset “Yaa Thaibah ….. Yaa Thaibah …..” ini adalah kesyirikan, merupakan bentuk kesyirikan dari asalnya karena berdo’a kepada Thaibah (nama lain kota Madinah) sama dengan berdo’a kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala! Juga lafadz “Wahai Penawar Derita” siapakah yang menyembuhkan, Allah Subhanahu wa Ta'ala atau Taibah?? Jadi, jika engkau berdo’a kepada Thaibah untuk kesembuhanmu maka engkau telah melakukan kesyirikan.
Inilah yang terjadi bahkan tersebar diantara anak-anak sekarang ini, tersebar di HP/telpon genggam, bahkan tersebar dimana-mana nasyid “Yaa Thaibah ….. Yaa Thaibah …..” disini di samping masjid Nabawi (di toko-toko) tasjilat, maka bertaqwalah kepada Allah dan berhati-hatilah terhadap diri Anda. Karena disana ada lafadz-lafadz yang dilantunkan sebagian manusia padahal lafadz-lafadz tersebut padanya kekufuran sementara dia tidak tahu, orang itu tidak tahu dan tidak menyadari bahwa lafadz- lafadz tersebut adalah kekafiran. Apakah dia mendapat udzur di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala atau tidak? Kita tidak tahu, akan tetapi lafadz tersebut adalah kesyirikan dan dia melakukan perbuatan syirik. Maka berhati-hatilah! Jangan kalian mendengar segala sesuatu. Saya memiliki suatu kaset kemungkinan di dalamnya ada ratusan kalimat yang sering dilantunkan sebagian manusia khususnya di negara – negara Arab, maka berhati-hatilah Anda terhadap perkara ini!
FATWA ASY-SYAIKH SHOLIH BIN SA’AD AS-SUHAIMI
Soal : Berkata (Penanya) semoga Allah berbuat baik untuk Anda – didapati permainan untuk anak-anak yang di dalamnya ada nasyid yang menyebutkan : “Yaa Thaibah ….. Yaa Dawa'al Ayana …..” apakah ini teranggap istigatsah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala?
Jawaban : Ya, Nasyid ini “Yaa Thaibah ….. Yaa Dawa'al Ayana …..” di dalamnya terdapat bau kesyirikan dan terkadang menjadi bentuk kesyirikan secara nyata/terang-terangan. Dan sungguh telah ditanyakan kepada Masyaikh Kibar/Ulama Besar dimana waktu itu saya berada bersama mereka dua hari yang lalu, maka diantara mereka ada yang menyatakan dengan terang – terangan dan pasti bahwa hal itu adalah kesyirikan dan diantara mereka ada yang berkata bahwa itu di dalamnya terdapat bau kesyirikan, sebab hal itu adalah bentuk do'a dan panggilan. Dan panggilan dengan jenis ini adalah kesyirikan. Maka yang menyembuhkan penyakit adalah Allah Azza wa Jalla sebagaimana dalam ayat : (Nabi Ibrahim berkata : dan Apabila saya sakit maka Dialah (Allah) yang menyembuhkanku), jadi engkau memanggil/menyeru kepada Thaibah Al-Madinah – dan memang kita semua mencintai Thaibah/Kota Madinah, akan tetapi kecintaan kita tersebut tidak menjadikan kita beristighatsah dengannya atau dengan tanahnya atau dengan apa yang ada terdapat di dalamnya. Ini tidak boleh sama sekali. Bahkan hal ini – wal 'iyadzu Billah – (dan Allah tempat berlindung) dikhawatirkan sebagai perbuatan syirik, maka kewajiban kita untuk menjauhi segala sesuatu yang di dalamnya terdapat kesyirikan atau hal – hal yang berbau syirik.
Dan nampak bagi saya bahwa hal tersebut adalah perbuatan syirik karena merupakan bentuk panggilan (meminta hajat) sebagaimana halnya (termasuk kesyirikan) jika Anda berkata (memanggil) : wahai Ali, wahai Muhammad, wahai 'Amr, wahai Zaid apalagi kalau dikaitkan dengan meminta penawar derita orang sakit. Nasyid – nasyid ini yang kita dengar sekarang ini, banyak beredar di sekitar hotel – hotel (dekat masjid Nabawi) dan di toko – toko, semua itu wajib dihilangkan/dimusnahkan.
Sungguh merupakan kewajiban untuk dihilangkan karena dia merupakan kemungkaran dimana menjadi kewajiban atas mereka yang memiliki wewenang dalam hal ini untuk menghilangkannya/memusnahkannya.
Ya, demikian pula halnya dengan apa yang kebanyakan dikenal dengan nasyid – nasyid Islami yang isinya dari jenis (yang haram) ini. Kebanyakan dari nasyid – nasyid tersebut, tidak luput dari bentuk – bentuk do'a sepenuh hati dan istigatsah atau bentuk lagu/bernada, menyerupai nada kaum wanita atau yang semisal itu.
FATWA ASY – SYAIKH UBAID AL-JABIRI – SEMOGA ALLAH MENJAGANYA –
Soal : - Semoga Allah berbuat baik untuk Anda – penanya berkata : Akhir – akhir ini bermunculan nasyid – nasyid yang didalamnya terdapat sebagian lafadz – lafadz yang bermasalah, seperti perkataan : “Yaa Thaibah ... Yaa Thaibah ... Yaa Dawa'al Ayaana” apakah lafadz – lafadz ini merupakan kesyirikan? Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan.
Jawaban : Kebanyakan nasyid – nasyid semisal yang disebutkan dalam pertanyaan adalah bukan dari pantun ahli adab dan bahasa dari kalangan ahlussunnah, tetapi itu hanya pantun ahli adab dan bahasa yang bodoh bukan dari ahlussunnah, yang (dalam pantun tersebut) tidak ada aturan mengikat mereka dan ketentuan yang menjadi patokan mereka, mereka adalah orang – orang yang keliru atau dari orang – orang yang membuat khurafat/dongeng, ahli takhayul/dongeng/legenda, karena itu sungguh Anda akan mendengar dan membaca dari pantun – pantun itu terkadang terdapat kalimat kekafiran dan kesyirikan. Maka hukum yang minimal untuk dikatakan tentang qashidah ini adalah bid’ah bahkan yang nampak bagi saya sungguh dia bentuk – bentuk do'a, berdo’a kepada negeri wahai penawar derita, dan ini adalah do'a yang terlarang.
http://www.noor-elislam.net/vb/showthread.php?s=4e9a1ef81e50aa4ce32f0edeb0aa9da0&t=4637
Tidak ada komentar:
Posting Komentar