SYUBHAT SYIAH : tercantum dalam kitab ulama ahlus sunnah. Diantara kitab yang memuat doa tersebut adalah
- Kitab Dzakhaair Al ‘Uqbaa oleh Muhibbuddiin Ath Thabariy
- Kitab Mirqah Al Mafaatiih Syarh Misykaah Al Mashaabiih oleh Mulla ‘Aliy Al Qaariy
- Kitab Tarikh Dimaysiq oleh Ibnu Asakir [dengan sedikit perbedaan lafaz]
Ini adalah riwayat yang palsu.
Telah dinyatakan palsu oleh Ibnu Al-Jauzi, As-Suyuthi, Asy-Syaukani[Dalam Al-Fawaid Al-Majmuah (1/391 no. 119)], dan diikuti juga oleh Adz-Dzahabi. Sementara Ibnu Abdi Al-Hadi berkata, “Ini adalah hadits yang batil.”
imam asy-syaukani dalam al-laali' al mashnu'ah 1/362: berkata al 'uqoily : riwayat itu telah dipalsukan oleh 'abdunnur dia adalah orang yg sangat ghuluw berlebihan dalam syiah rofidhoh.
adzdzahabi : dia abdunnur al masma'i adalah pendusta
ibnu hajar dalam lisanul mizan : riwayat abdunnur ibn abdillah almasma'i dari syu'bah adalah dusta
Yang memalsukan riwayat adalah Muhammad bin Dinar, dan dia adalah Al-Aufi.
Ibnu Al-Jauzi berkata, “(Muhammad) Ibnu
Dinar memalsukan hadits ini. Dia memalsukan jalur sanad yang pertama
dari Anas dan juga memalsukan jalur sanad yang kedua dari Jabir.”
Adz-Dzahabi berkata dalam Al-Mizan -pada
biografi Muhammad bin Dinar-, “Dia membawakan satu hadits yang dusta,
kami tidak mengetahui siapa dia.”
Kemudian, selain sebab di atas, masih ada lagi beberapa sebab lain yang semakin menambah kelemahan riwayat di atas, yaitu:
Pertama: Ibnu Thahir berkata, “Muhammad bin Dinar. Dia meriwayatkan dari Haitsam[namun yang benarnya adalah ‘Husyaim’. Sebagaimana yang tersebut dalam sanad Ibnu Asakir dan Ibnu Abdi Al-Hadi] dari Yunus dari Al-Hasan dari Anas, tentang pernikahan Fathimah. Yang meriwayatkan darinya adalah perawi yang majhul.”
Dan yang beliau maksud majhul di sini adalah Abdul Malik bin Khiyar.
imam alkhotib al baghdadi dalam talkhish : riwayat ini telah dipalsukan ibnu dinar.
Kedua: Muhammad bin Nahar bin Abi
Al-Mahyah -guru Ibnu Syadzan dalam sanad ini- adalah At-Taimi. Dia
dinyatakan sebagai perawi yang dha’if oleh Ad-Daraquthni.
Ketiga: Ibnu Abdil Hadi berkata dalam
Tanqih At-Tahqiq, “Ibnu Syadzan tidak pernah bertemu dengan Muhammad bin
Nahar. Namun ada seorang perawi di antara keduanya; Mungkin Abu Bakr
Asy-Syafi’i, atau Ibnu Abi Najih, atau perawi lainnya.”
Karenanya, sanad antara Ibnu Syadzan dengan gurunya Muhammad bin Nahar dihukumi terputus.syeikh al bani menyatakan palsu dalam silsilah ahadits addho'ifah wal maudhu'ah 4/344
Tidak ada komentar:
Posting Komentar