Rabu, 01 Januari 2014

BUKAN IDRUS RAMLI KALAU TIDAK CARI SENSASI DENGAN BERDUSTA



Lihat catatan idrus ramli di situs pribadinya, dia mengatakan:

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

1. Dalam dialog tersebut, perwakilan dari Ahlussunnah Wal-Jama’ah sebagai pembicara, hanya al-faqir Muhammad Idrus Ramli. Sedangkan Kiai Thobari Syadzili, hanya menemani duduk, tidak diberi waktu berbicara, kecuali 1 menit menjelang acara dihentikan. Sementara dari pihak Radio Hang atau Wahabi, adalah Ustadz Zaenal Abidin dan Ustadz Firanda Andirja. Isu-isu dari kaum Wahabi, bahwa perwakilan dari Ahlussunnah adalah saya dan beberapa orang, adalah tidak benar. Jadi yang benar, debat 1 orang lawan 2 orang

Lihat disini:
http://www.idrusramli.com/2013/catatan-dialog-ust-idrus-ramli-dengan-wahabi-di-batam-28-desember-2013/

----------------------

Lihat ketidak warasan ulama sarkub ini. Lihat perkataannya: "Sedangkan Kiai Thobari Syadzili, hanya menemani duduk, tidak diberi waktu berbicara, kecuali 1 menit menjelang acara dihentikan".

Tanggapann:

Sebenarnya yang tidak ngasih kiai thobari syadzili untuk berbicara ialah idrus ramli sendiri. Dia ngotot nyrocos, ngomong sendiri seakan-akan waktu dialog hanya milik dia. Tidak mau berbagi bersama partnernya. Bukankah tidak mau berbagi dari sifat anak kecil ?? Mau menang sendiri ?? Dan tidak mau memberi kawannya bicara ?? Lihat video dialog tidak mau berbaginya bersama partner pada menit ke 38 detik ke 38

Kemudian perkataannya:

Jadi yang benar, debat 1 orang lawan 2 orang.

Tanggapan: Otak mana yang mau menerima perkataannya.. Lah.. Orang dia sendiri yang tidak mau berbagi. Mencampakkan kiyai Thobari hanya terdiam plongo. Ya pantas saja, 2 lawan 1. Ini kan tidak lain adalah tindakan diri idrus sendiri yang sok diskusi seorang diri. Kenapa harus menyalahkan orang dengan ketidak adilan, dengan mengesankan bahwasanya wahhabi main keroyokan?? Tanda tanya besar. Lihat sikap ngototnya lagi dan tidak mau berbagi di Jam ke 1 detik ke 9

Kemudian..

Tahukah anda bahwasanya ilmu dari orang yang berdusta tertolak ??

Para ulama sepakat, bahwasanya seseorang yang berdusta ilmunya ditolak. Karena ilmu harus diterima dari seorang yang adil dan dhobit.

Tahukah anda perkara-perkara perusak keadilan seseorang menurut kesepakatan ulama hadits ??

1- Tertuduh melakukan dusta
2- Berdusta
3- Kefasikan
4- Kebid'ahan
5- Kebodohan

Lihat: Taisiir mustholah al hadiits hal. 110

Lihat kedustaannya yang sangat memalukan:

1- Sebagaimana yang telah anda ketahui, bahwasanya idrus telah berdusta dengan menyebarkan berita wahhabi kabur dari dialog. Dan ini tersebar dari screenshoot BBMnya
2- Idrus Ramli Nekat Berdusta Demi Menuduh Firanda Berdusta. Lihat disini: http://firanda.com/index.php/artikel/bantahan/553-idrus-ramli-nekat-berdusta-demi-menuduh-firanda-berdusta

Sudah berdusta, gemar melakukan bid'ah.. Bukankah ilmunya tertolak ??

Bagi ummat seluruhnya, berpalinglah kepada Al Quran dan Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melalui ulama yang jujur dan tidak gemar melakukan bid'ah.

2 komentar:

Wong Fey Hung mengatakan...

Semoga Allah memberikan hidayah kepada ustadz idrus romli, dan kembali kejalan yg benar.......
Aamiin

Elbuy mengatakan...

Akidah ente apa? BERANI JAWAB? Apakah ini akidah ente?

"'Allah Ada Dimana?' - Sebuah Aqidah Berbahaya" EDISI AKIDAH

Pertanyaan di atas adalah pertanyaan jebakan untuk orang yang selalu membahas tempat keberadaan Allah. Orang yang selalu membahas keberadaan Allah berawal lewat pertanyaan di atas. Padahal itu pertanyaan terlarang, SESAT. Saya bertanya saat melakukan dialog akidah dengan anggota grup tertentu, yang entah dia mujazimah (membadankan Allah) atau tidak.

Pertanyaan di atas sudah tumbuh subur dengan jawabannya, bahkan tumbuh subur di Indonesia, seolah sebuah jawaban "ketauhidan". Betapa berbahaya akidah ini, namun banyak orang berbondong-bondong mengikuti akidah berbahaya ini (entah apa motif-nya ikut golongan ini). Kenapa berbahaya? Karena bisa keluar dari iman. Lebih berbahaya aqidahnya dari akidah Mu'tazilah. Golongan Mu'tazilah dalam membahas akidah selalu berusaha untuk mensucikan Allah dari unsur kemakhlukan - walah Muktazilah banyak juga kesesatan.

Saya bertanya seperti di atas adalah karena mereka selalu membid'ahkan dan mensyirikkan amalan NU, secara umum amalam ASWAJA (Ahlussunnah Wal Jama'ah). Saya mencurigai akidahnya. Lalu saya mengajak dialog dengan salah satu diantara mereka tentang aqidah: satu orang lawan satu orang.

Saat saya bertanya "Allah Ada Dimana?", ada orang yang mempublish pertanyaan saya dan berkata, "Kenapa masih bertanya Allah Ada Dimana? Kenapa masih membahas Ayat Mutasyabihat?" Lalu orang yang sedang berdialog pun seakan tidak mau membahas tentang hal ini. Saat terpancing dialog panjang lebar, justru orang itulah yang menjawab hakekat keberadaan Tuhan. Karena jika mereka sudah meyakini makna teks "Allah Ber-istiwa (semayam) Di Atas Arsy" benar-benar seperti teks, itulah jawaban atas pertanyaan di atas.

Waktu itu saya memancing dia dan mengajukkan pertanyaan, "Lalu apa maksud Allah bersemayan di atas Arsy?" Kesimpulannya, dia menjawab bahwa bersemayam maknanya luas. Bahkan menganggap bersemayam adalah bahasa Al-Qur'an (Saya jawab: Aneh, bahasa Indonesia NKRI dianggap bahasa Al-Qur'an), karena kepleset omongan. Saya tidak paham apa yang dia ucapkan karena muter-muter.

"Apa maksud bahwa bersemayam (baca: istawa) memiliki makna luas seperti salah satunya berkuasa?" Saya sepertinya bertanya seperti ini. Namun intinya mendekati pertanyaan ini.

Lalu dia menjelaskan, kurang lebih, bahwa "Kalau Allah menguasai atas Arsy berarti Allah duduk, berdiri, dan lainnya karena makna menguasai itu luas. Tidak mungkin Allah menguasai sesuatu namun tidak menempati seperti duduk, bediri atau lainnya"

Padahal maksud me-nakwil-kan "Allah Ber-Istiwa Atas Arsy" dengan kalimat, "Allah Berkuasa Atas Arsy" adalah agar tidak membuat penjelasan panjang lebar mengenai makna "ISTIWA". Jangan memaknai ISTIWA dengan unsur kemakhlukan. CUkup menyerahkan makna pada Allah atau menakwili ISTIWA dengan kata BERKUASA. Selesai. Padahal simpel kalau dia tidak meyakini makna teks ayat benar-benar sesuai teks. Namun mereka sendiri, membuat jawaban atas pertanyaan, "Allah Ada Dimana?" dengan jawaban yang mengandung unsur kemakhlukan. INI AQIDAH YANG SESAT!

Saya tidak paham apa sebenarnya dengan akidah dia. Mungkin dia karena tidak tahu saja mengenai hakekat aqidah yang benar - korban rayuan dakwah anti Asy'ariah. Semoga dia menyadari bahwa akidahnya memang sesat dan berbahaya.

AKIDAH HAQ: Allah tidak bertempat sebelum menciptakan tempat, Allah tidak bertempat dan tidak membutuhkannya walau sudah menciptakan tempat dan Allah tetap tidak bertempat walau tempat itu sudah tidak ada. Allah ada dan berdiri sendiri dengan kuasanya tanpa membutuhkan ciptaan apapun.

SALAM ASWAJA ASY'ARIYAH

Sumber: Lubab Mutiara Pengajar, Klik disini