كَانَ
الرَّجُلانِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِذَا الْتَقَيَا لَمْ يَفْتَرِقَا حَتَّى يَقْرَأَ أَحَدُهُمَا عَلَى
الآخَرِ : ” وَالْعَصْرِ إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ” ، ثُمَّ
يُسَلِّمَ أَحَدُهُمَا عَلَى الآخَرِ
“Jika dua orang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam itu
bertemu, mereka tidaklah berpisah sampai salah satu di antara keduanya
membaca ‘wal ‘ashr innal insana lafii khusr …’. kepada ygang lain Lalu salah satu dari
keduanya mengucapkan salam untuk lainnya.” (HR. Abu Daud dalam
Az-Zuhd, no. 417; Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Awsath, 5: 215;
Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman, 6: 501. Syaikh Al-Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih. Lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no.
2648)قال مالك: لا، والله حتى يصيب الحق، ما الحق إلا واحد، قولان مختلفان يكونان صوابًا جميعًا؟ ما الحق والصواب إلا واحد. Imam Malik berkata “Tidak,demi Allah, hingga ia mengambil yang benar. Kebenaran itu hanya satu. Dua pendapat yang berbeda tidak mungkin keduanya benar, sekali lagi kebenaran itu hanya satu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar