Duh bolo konco priyo wanito
Ojo mung ngaji syariat bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco
Tembe mburine bakal sangsoro
gimana ngaji syariat bisa sengsara???
sejak kapan nabi membagi agama syariat dan hakikat
Allah Ta’ala berfirman :
فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلاَّ الضَّلاَلُ.
“Dan apakah setelah kebenaran kecuali kesesatan”. (Yunus: 32).
Al Qurthubi rahimahullah berkata, “Ayat ini memutuskan bahwa tidak ada
antara kebenaran dan kebatilan tempat yang ketiga dalam masalah ini
yaitu menauhidkan Allah Ta’ala, demikian pula semua perkara yang serupa
dengannya dari masalah-masalah yang pokok, kerena sesungguhnya kebenaran
itu hanya ada pada satu sisi saja”. (Al Jami’ li Ahkamil Qur’an 8/336).
Abdullah bin Mas’ud radliyallahu ‘anhu berkata,” Rosulullah shallallahu
‘alaihi wasallam menggaris sebuah garis dengan tangannya, kemudian
berkata,” Ini adalah jalan Allah yang lurus”. Kemudian menggaris di
kanan dan kirinya,kemudian bersabda,” ini adalah jalan-jalan lainnya,
tidak ada satu jalan pun kecuali ada padanya setan yang menyeru kepada
jalan tersebut, lalu beliau membaca firman Allah Ta’ala:
وَأَنَّ
هَذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ وَلاَ تَتَّبِعُوْا
السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ.
“Dan inilah jalanku yang lurus maka
ikutilah dan jangan kamu ikuti jalan-jalan yang lainnya niscaya
(jalan-jalan tersebut) akan memecah belah kamu dari jalan-Nya. Itulah
yang Allah perintahkan agar kamu bertaqwa.” (Al An’am : 153).
Dalam hadits ini Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membuat satu
garis lurus dan menafsirkannya sebagai jalan Allah, lalu membuat
garis-garis lain yang banyak di samping kanan dan kirinya, ini
menunjukkan bahwa jalan Allah yang merupakan jalan kebenaran hanya satu
disisi-Nya tak berbilang, sedangkan jalan keburukan itu banyak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar