‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal rahimahumallah berkata :
سألته عن الرجل يمس منبر النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ويتبرك
بمسه ويقبله ويفعل بالقبر مثل ذلك أو نحو هذا يريد بذلك التقرب إلى الله
عَزَّ وَجَلَّ فقال: لا بأس بذلك
“Aku pernah bertanya kepadanya
(Ahmad) tentang seseorang yang mengusap mimbar Nabi shallallaahu ‘alaihi
wa sallam dan bertabarruk dengan usapannya itu,
serta menciumnya. Dan ia melakukan hal yang serupa terhadap kubur
beliau shallallaahu atau yang semisal ini, yang dimaksudkan dengan
perbuatannya itu untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah ‘azza
wa jalla ?’. Ia (Ahmad) menjawab : ‘Tidak mengapa dengan hal itu”
[Al-‘Ilal fii Ma’rifatir-Rijaal, 2/492].
????
Jawab : Ini adalah
dhahir perkataan yang ternukil dari Ahmad bin Hanbal rahimahullah.
Namun ada kemungkinan terjadi kekeliruan dalam membawakan riwayat Ahmad
tersebut. Perhatikan riwayat sebelum dan sesudahnya :
صالح بن مسلم البكري ليس به بأس، ثم قال: صالح بن مسلم ثقة.
سألته عن الرجل يمس منبر النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ويتبرك
بمسه ويقبله ويفعل بالقبر مثل ذلك أو نحو هذا يريد بذلك التقرب إلى الله
عَزَّ وَجَلَّ فقال: لا بأس بذلك.
سألت أبي عن سالم أبي النضر وسمي، فقال: كلاهما ثقة.
“(No. 3242) Shaalih bin Al-Bakriy : ‘Tidak mengapa dengannya’. Kemudian ia berkata : ‘Shaalih bin Muslim tsiqah’.
(No. 3243) Aku pernah bertanya kepadanya (Ahmad) tentang seseorang yang
mengusap mimbar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan bertabarruk
dengan usapannya itu, serta menciumnya. Dan ia melakukan hal yang serupa
terhadap kubur beliau shallallaahu atau yang semisal ini, yang
dimaksudkan dengan perbuatannya itu untuk bertaqarrub (mendekatkan diri)
kepada Allah ‘azza wa jalla ?’. Ia (Ahmad) menjawab : ‘Tidak mengapa
dengan hal itu’.
(No. 3244) Aku pernah bertanya kepada ayahku
tentang Saalim bin An-Nadlr dan Sumiy, maka ia menjawab : ‘Keduanya
tsiqah” [Al-‘Ilal, 2/492-493].
Dapat kita lihat bahwa konteks
pembicaraan dalam Al-‘Ilal adalah membicarakan tentang status rijaal.
Begitu pula beberapa nomor sebelumnya (hingga no. 3241) dan setelahnya
(no. 3245-dst.) membicarakan status rijaal, bukan membicarakan hukum
satu perbuatan. Oleh karena itu, kemungkinan besar jawaban Ahmad (yaitu :
laa ba’sa bi-dzaalik) itu berkaitan dengan status orang yang
bertabarruk tersebut – dan kemudian tidak disebutkan namanya (mubham).
Kemungkinan adanya kekeliruan dalam membawakan riwayat Ahmad ini
dikuatkan oleh riwayat lain yang dibawakan oleh para ulama madzhab
Hanabilah yang bertentangan dengannya. Misalnya yang direport oleh Ibnu
Qudaamah rahimahullah :
فصل : ولا يستحب التسمح بحائط قبر النبي صلى
الله عليه و سلم ولا تقبيله قال أحمد : ما أعرف هذا قال الأثرم : رأيت أهل
العلم من أهل المدينة لا يمسون قبر النبي صلى الله عليه و سلم يقومون من
ناحية فيسلمون قال أبو عبد الله : هكذا كان ابن عمر يفعل
“Pasal :
Tidak disukai mengusap tembok kubur Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam
dan tidak pula menciumnya. Ahmad berkata : ‘Aku tidak mengetahuinya’.
Al-Atsram berkata : ‘Aku melihat ulama dari kalangan penduduk Madiinah
tidak mengusap kubur Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dan mereka
berdiri dari sisi mengucapkan salam. Abu ‘Abdillah berkata : ‘Begitulah
yang dilakukan Ibnu ‘Umar” [Al-Mughniy, 3/556].
Riwayat yang semisal
di atas juga dibawakan oleh Ibnu ‘Abdil-Hadiy rahimahullah dalam
Ash-Sharimul-Munkiy 1/145. Bahkan dalam kitab Kasysyaaful-Qinaa’
disebutkan :
اتَّفَقَ السَّلَفُ وَالْأَئِمَّةُ عَلَى أَنَّ مَنْ
سَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ غَيْرِهِ
مِنْ الْأَنْبِيَاءِ الصَّالِحِينَ فَإِنَّهُ لَا يَتَمَسَّحُ بِالْقَبْرِ
وَلَا يُقَبِّلُهُ
“Salaf dan para imam telah bersepakat bahwasannya
siapa saja yang mengucapkan salam kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam atau selainnya dari kalangan para nabi yang shalih, maka ia tidak
mengusap kubur dan menciumnya” [4/439].
Dengan melihat
keterangan-keterangan tersebut maka kita dapat melihat bahwa Ahmad tidak
berpendapat membolehkan mengusap dan mencium kubur Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam, karena riwayat dalam kitab Al-‘Ilal di atas keliru –
wallaahu a’lam.
2 komentar:
Dasar quburiyun...!!!
Dasar quburiyun...!!!
Posting Komentar